BAB III Alasan-Alasan Perempuan Bekerja di PT Agincourt Resources Martabe
Bab ini akan menjelaskan alasan perempuan memilih bekerja di PT Agincourt Resources Martabe. Selama berada di lapangan penulis menemukan beberapa alasan
mengapa perempuan memilih bekerja di PT Agincourt Resources Martabe. Melalui hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa informan pekerja perempuan yang
bekerja di PT Agincourt Resources Martabe.
3.1. Ibu Rahma Karena Tuntutan Ekonomi Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu pekerja perempuan yang bernama Bu Rahma, beliau mengatakan bahwa alasannya bekerja di PT
Agincourt Resources Martabe merupakan tuntutan ekonomi keluarga. Bu Rahma 35 tahun menceritakan sedikit tentang situasi ekonomi keluarganya, sebelum beliau bekerja
di PT Agincourt Resources Martabe, keadaan ekonomi keluarga Bu Rahma sangat memprihatinkan. Suaminya hanya bekerja sebagai petani yang harus menghidupi satu
istri dan dua anak. Ketika salah satu anak mereka melanjutkan sekolah ke jenjang Sekolah Tingkat Pertama, kesulitan ekonomi semakin dirasakan oleh Bu Rahma dan
suaminya. Dengan berangkat dari kesulitan ekonomi yang dirasakannya Bu Rahma memberanikan diri untuk melamar pekerjaan di PT Agincourt Resources Martabe.
Berawal dari faktor ekonomi yang membelit keluarga Bu Rahma sehingga beliau memberanikan diri untuk melamar kerja di PT Agincourt Resources Martabe. Meskipun
Universitas Sumatera Utara
Bu Rahma mengetahui bahwa laki-laki menjadi pekerja dominan di PT Agincourt Resources Martabe.
Aminuddin 2000 menyebutkan bahwa penyesuaian dilakukan dengan tujuan- tujuan tertentu diantaranya adalah mempertahankan kelanggengan kelompok atau unit
sosial serta untuk bertahan hidup. Diawal kerja, suaminya sempat tidak setuju dengan pilihan pekerjaan yang diambil oleh Bu Rahma. Alasan suaminya tidak setuju adalah
karena di PT Agincourt Resources Martabe dominan pekerjanya adalah laki-laki. Bu Rahma terus memberikan penjelasan kepada suaminya bahwa keutuhan keluarganya akan
tetap terjaga dan hubungannya dengan suami serta anaknya akan tetap berjalan dengan lancar. Meskipun dilarang oleh suaminya, Bu Rahma tetap melakukan penyesuaian diri
kepada pekerja laki-laki untuk menjalin hubungan yang baik. Selain itu alasan Bu Rahma bekerja adalah untuk bertahan hidup dan untuk mensejahterakan keluarganya.
Bu Rahma 35 tahun mengatakan, “najolo inda dipatola Udak
11
Setelah beberapa bulan bekerja di PT Agincort Resources Martabe, suami Bu Rahma sudah tidak lagi melarang untuk bekerja asalkan tepat waktu dan tetap
memperhatikan kedua anak mereka. Ditambahkan oleh Bu Rahma bahwa rasa khawatir yang dirasakan suaminya memang wajar, mengingat kondisi lingkungan kerja yang
mu ibu karejo dison, arana bahatan dison alak lai karejo. Tapi arana gajina lumayan ibu dapot dison jadi bisa
mambantu mambayar epeng sikola ni daganak” dulu Udakmu tidak mengijinkan Ibu kerja disini, karena yang bekerja disini lebih banyak laki-
laki. Tapi karena ibu dapat gaji yang lumayan disini jadi bisa membantu membayar uang sekolah anak-anak
11
Udak adalah sebutan seseorang kepada laki-laki yang umurnya lebih muda dari ayah.
Universitas Sumatera Utara
kebanyakan laki-laki. Ditambah lagi jika Bu Rahma masuk sip malam, rasa khawatir suaminya semakin memuncak. Namun setelah melewati beberapa bulan bekerja barulah
suaminya memberikan izin dan memberikan kepercayaan kepada Bu Rahma. Sekarang Bu Rahma telah bekerja selama dua tahun di PT Agincourt Resources
Martabe. Dari segi ekonomi Bu Rahma mengatakan bahwa kondisi ekonomi mereka lebih membaik dari tahun-tahun sebelum dirinya bekerja di PT Agincourt Resources
Martabe. Kemudian Bu Rahma sangat bersukur bisa bekerja di PT Agincourt Resources Martabe mengingat beliau hanyalah lulusan Sekolah Menengah Atas, namun dapat
bekerja di sebuah salah satu perusahaan besar di Tapanuli Selatan. Sebelumnya beliau bekerja sebagai petani serabutan dan membantu suaminya bekerja di sawah.
Ketika penulis bertanya mengenai respon kedua anaknya ketika mengetahui Bu Rahma memutuskan untuk bekerja di PT Agincourt Resources Martabe, beliau menjawab
bahwa kedua anaknya tidak keberatan dan menyetujui jika Bu Rahma bekerja di PT Agincourt Resources Martabe. Anak pertamanya yang pada saat itu duduk di kelas satu
Sekolah Menengah Atas itu mengerti jika kondisi ekonomi keluarganya sedang tidak stabil. Lain lagi anak keduanya yang pada saat itu duduk di kelas dua Sekolah Lanjut
Tingkat Pertama menganggap tidak menjadi masalah jika ibunya bekerja, karena terbukti dengan sikapnya yang tidak terlalu ikut campur masalah keluarga. Meskipun mendapat
persetujuan dari kedua anaknya Bu Rahma tetap berusaha menjadi ibu yang baik bagi kedua anaknya, dengan tetap memasak disetiap pagi dan menyempatkan mengobrol
dengan anaknya di malam hari. Karena salah satu syarat dari suaminya adalah harus tetap mengerti akan tugas perempuan yaitu memasak, memperhatikan anak dll.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Simatauw, Meentje 2001:26 Kaum perempuan dibolehkan bekerja dengan catatan hanya sebagai penambah pencari nafkah keluarga, belum lagi kewajiban
utama mengasuh anak dibebankan sepenuhnya kepada perempuan. Pernyataan tersebut sama dengan yang dirasakan oleh Bu Rahma, selain harus bekerja untuk menambah
pendapatan keluarga beliau juga harus tetap mengurus kedua anaknya. Bu Rahma mengatakan bahwa itu sudah menjadi kodrat seorang perempuan untuk tetap mengabdi
kepada keluarga. Alasan lain yang menyebabkan Bu Rahma bekerja di PT Agincourt Resources
Martabe adalah untuk pertama kalinya PT Agincourt Resources Martabe membuka lapangan pekerjaan kepada perempuan. Dengan mengandalkan ijazah SMA Buk Rahma
memberanikan diri untuk melamar pekerjaan ke PT Agincourt Resources Martabe. Bu Rahma telah menjadi pekerja perempuan di PT Agincourt Resources Martabe dengan
menjabat sebagai junior Admininstrasi dan masih menjadi pekerja kontrakan. Meskipun begitu, beliau sangat mengharapkan agar suatu saat nanti diangkat menjadi pekerta tetap
Permanen.
3.2 Kak Kiki Awalnya Melakukan Praktek Kerja Lapangan Kemudian Bekerja di PT Agincourt Resources Martabe
Selama di lapangan penulis mendapatkan alasan yang hampir sama yaitu karena faktor ekonomi. Penulis berusaha mencari alasan yang berbeda dengan informan lainnya,
penulis pun menemukan Kak Kiki 24 tahun yang bekerja di bagian Humas Hubungan Masyarakat. Pada awalnya Kak Kiki adalah mahasiswa yang melalukan Praktek Kerja
Lapangan PKL dari Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Setelah
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan kuliahnya di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Kak Kiki melamar kerja ke PT Agincourt Resources Martabe dan lamarannya pun diterima. Kak
Kiki bekerja diawal tahun 2012 di PT Agincourt Resources Martabe. Kak Kiki mengatakan bahwa dirinya tidak pernah membayangkan jika suatu saat
nanti bekerja di lokasi kerja yang dominan laki-laki. Meskipun begitu, Kak Kiki tetap mencintai pekerjaannya dan tidak ingin pindah dari PT Agincourt Resources Martabe.
Tanggapan keluarga mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh Kak Kiki, beliau mengatakan bahwa awalnya orang tuanya tidak menyetujui. Karena sudah lama beredar
isu bahwa pekerja perempuan di PT Agincourt Resources Martabe sama dengan pelacur. Orang tuanya melarang keras karena takut jika Kak Kiki nantinya menjadi perempuan
yang tidak benar Pelacur. Kak Kiki 24 tahun mengatakan,
“Nangge momo dek bisa kakak karejon dison, arana najolo inda dipatola orang tua ni kakak. Tapi arana madung por sun roha ni kakak karejo
dison, pupu kakak yakinkon orang tua ni kakak so bisa karejo dison. Tapi mudah-mudahan dung bisa kakak mayakinkon alai akhirna bisa juo kakak
karejo dison” tidak mudah dek bisa kakak kerja disini, karena awalnya tidak dibolehkan orang tua kakak. Tapi karena kakak sudah ingin bekerja
disini, kakak terus meyakinkan orang tua kakak agar bisa kerja disini
Berbagai usaha dan cara dilakukan Kak Kiki untuk meyakinkan orang tuanya agar memberikan izin untuk bekerja di PT Agincourt Resources Martabe. Usaha Kak Kiki
membuahkan hasil, setelah mendapatkan izin dari orang tuanya beliau langsung membuat surat lamaran kerja ke PT Agincourt Resources Martabe. Menurut penuturan Kak Kiki,
orang tuanya sekarang bahkan bangga kepada dirinya karena dapat membantu
Universitas Sumatera Utara
menyekolahkan adiknya, serta membuat Kak Kiki menjadi mandiri dan tidak tergantung lagi kepada orang tua.
3.3. Kak Ririn Keinginan Diri Sendiri Untuk Bekerja di PT Agincourt Resources Martabe