BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penelitian ini akan membahas mengenai pekerja perempuan di PT Agincourt Resources Martabe
1
di Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan
2
, Sumatera Utara. Fokus penelitian yang dilakukan adalah menyangkut strategi adaptasi yang mereka
lakukan dalam menghadapi lingkungan perusahaan yang pekerjanya dominan laki-laki. Bekerja di dunia pertambangan bukan lagi hanya domainnya kaum pria. Setidaknya, hal
itu bisa terlihat di Proyek Martabe di Batangtoru. Truk Cat ADT 740 enam roda dengan kemampuan beban tetapan 43,5Ton itu dioperasikan oleh seorang perempuan. PT
Agincourt Resources Martabe sepertinya menaruh perhatian khusus bagi pekerja perempuan. Menurut Communication Manager PT Agincourt Resources Martabe, kaum
perempuan yang bekerja diproyek Martabe sudah belasan persen dari total keseluruhan pekerja. Kedepannya, setelah memasuki tahap produksi, pekerja perempuan akan
mendapat kuota 30. Bidang yang digeluti hampir di semua proyek tambang, termasuk bidang yang selama ini lazim ditangani kaum Adam. Alasan mereka memilih perempuan
adalah karena wanita lebih telaten
3
1
Data Online: PT Agincourt Resources Martabe merupakan Kontrak Karya generasi keenam “KK” dari G-Resources Group Limited perusahaan yang bergerak dibidang tambang emas.
.
http:www.g- resources.com diakses tanggal 21 maret 2013,pukul 22.38 wib
2
http:respository.usu.ac.idbitstream123456789304675Chapter201.pdf diakses tanggal 21 maret
2013, pukul 22.40
3
Data Online:http:F:tambang-emas-batangtoru-pilih-wanita.htm diakses pada tgl 19 april 2013 pukul 16:08 wib
Universitas Sumatera Utara
PT Agincourt Resources Martabe pernah menjadi sasaran amukan warga Batang Toru yang menyebabkan PT Agincourt Resources Martabe berhenti berproduksi dan
menutup perusahaannya untuk sementara waktu. Kejadian ini berawal dari aksi penolakan masyarakat atas dibuangnya limbah sisa hasil produksi dari PT Agincourt
Resources Martabe ke sungai Batang Toru. Masyarakat menolak pembuangan limbah ke sungai Batang Toru karena takut sungai Batang Toru akan tercemar dan tidak bisa
dipergunakan lagi. Dibalik kasus konflik tersebut, PT Agincourt Resources Martabe telah
memberikan peluang kerja yang dominan pada masyarakat Batang Toru. Dari keseluruhan pekerjanya, 70 diantaranya berasal dari masyarakat Batang Toru
4
Pekerjaan yang digeluti perempuan di PT Agincourt Resources Martabe meliputi, supir Truk Cat ADT, Satpam, Bagian Hubungan Masyarakat, Pencatat trip lansir ADT,
Bagian Administrasi, Cleaning Service dan Tukang Masak. Beberapa pekerjaan tersebut umumnya dikerjakan oleh laki-laki. Dunia kerja yang berbeda dengan pekerjaan
. Selain itu PT Agincourt Resources Martabe juga memberikan peluang kerja yang besar kepada
perempuan. Meskipun banyak laki-laki yang bekerja di PT Agincourt Resources Martabe namun tidak menyurutkan minat bagi perempuan untuk bekerja dan mempertahankan
pekerjaannya. Oleh karena itu pekerja perempuan disana harus mampu beradaptasi dengan lingkungan perusahaan yang dominan laki-laki sehingga mereka tetap dapat
bertahan.
4
Data Online:http: file:D:Tambang
Emas Batang Toru 70 Persen Pekerja Putra Daerah ~ BATANG TORU.htm
Universitas Sumatera Utara
perempuan umumnya membuat perempuan harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja. Tidak menutup kemungkinan ada permasalahan yang timbul antara
pekerja perempuan dan pekerja laki-laki, karena beberapa pekerjaan perempuan juga dikerjakan oleh laki-laki. Oleh karena itu pekerjaan tersebut sama-sama dikerjakan oleh
perempuan dan laki-laki. Maka pada saat seperti ini lah perempuan dituntut harus mempunyai kemampuan yang sama dengan laki-laki agar pekerja perempuan tidak
dipandang sebelah mata dan bisa mempertahankan pekerjaannya. Perempuan yang bekerja di PT Agincourt Resources Martabe pertama kali
diperkerjakan pada tahun 2010. Ada beberapa pekerjaan yang selama ini lazim dikerjakan laki-laki namun di PT Agincourt Resources Martabe dikerjakan oleh perempuan.
Lingkungan kerja pun akan terasa berbeda karena dominan didalamnya laki-laki, namun selama ini belum ada terjadi pertengkaran atau pun konflik antara pekerja perempuan dan
laki-laki. Namun terkadang terjadi suatu godaan atau pun semacam kata-kata gombalan kepada pekerja perempuan, tetapi mereka menanggapinya itu hanya lah sebuah gurauan
saja. Hubungan diantara pekerja laki-laki dengan pekerja perempuan sekilas memang
terlihat baik-baik saja. Dilain kesempatan mereka juga saling tolong menolong dan saling mengingatkan. Seperti ketika akan makan siang mereka saling mengingatkan untuk
makan siang dan tolong menolong untuk menggantikan pekerja lain jika ada suatu hal yang mendadak. Mereka juga sering bergurau dan saling bertukar pikiran ketika sedang
makan siang sambil makan bersama.
Universitas Sumatera Utara
Memutuskan untuk bekerja dalam sebuah perusahaan tambang emas yang pekerjanya dominan laki-laki sangat banyak resikonya. Seperti yang dikatakan oleh Kak
Ririn 25 Tahun, beliau mengatakan bahwa keputusannya untuk bekerja di PT Agincourt Resources Martabe adalah keinginan dirinya untuk menjadi salah satu pekertja disebuah
perusahaan besar di Tapanuli Selatan. Bukan hanya itu, Kak Desi 28 tahun pun berharap dengan bekerja di PT Agincourt Resources Martabe untuk mendapatkan gaji
yang lebih tinggi dari pekerjaan sebelumnya. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
masyarakat dituntut mampu bertahan untuk menghadapi persaingan yang keras demi mendapatkan pekerjaan dan memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material, baik kebutuhan penting maupun tidak penting sesuai dengan kemampuan
mereka. Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang sangat penting, guna kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi individu
makan, perumahan, pakaian, maupun keperluan pelayanan sosial tertentu air minum, transportasi, kesehatan serta pendidikan. Adanya seperangkat kebutuhan yang harus di
penuhi oleh manusia demi kelangsungan hidupnya mendorong untuk bekerja sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidup, Mulyanto 1982:20 dalam Saida Lenti Sibarani 2010.
Uraian diatas menjelaskan bahwa dengan semakin berkembangnya zaman, masyarakat harus mampu bersaing dan bertahan demi memenuhi kebutuhannya.
Penulisan mengenai strategi adaptasi pernah dilakukan oleh Sahala 2011 pada
Universitas Sumatera Utara
penulisannya mengenai strategi adaptasi ekonomi karyawan perkebunan yang dirumahkan di perkebunan teh PTPN IV Bah-butong di Desa Bah-butong II Kec.
Sidamanik Kab. Simalungun. Dalam penulisan tersebut, menjelaskan bagaimana strategi adaptasi ekonomi karyawan perkebunan teh yang dirumahkan. Dengan pemberhentian
hubungan kerja PHK tersebut para karyawan melakukan strategi adaptasi untuk tetap dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan ekonomi. Karyawan PTPN IV harus
mampu beradaptasi dengan kehidupan mereka setelah di PHK dan dengan kondisi ekonomi yang berbeda. Strategi adaptasi yang dilakukan mereka adalah dengan cara
bertani, berladang dan berkebun. Tidak hanya Sahala yang mengkaji tentang adaptasi, Etta 2013 melakukan
penulisan di Desa Namo Sialang Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat. Penulisan ini mengungkapkan adaptasi petani kelapa sawit dalam menghadapi fluktuasi
harga kelapa sawit. Harga kelapa sawit yang tidak menentu, membuat petani harus melakukan adaptasi agar dapat bertahan hidup serta dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
harga kelapa sawit yang tidak stabil mengharuskan petani memaksimalkan segala pengetahuan mereka dalam hal perawatan perkebunannya. Ketika harga pupuk melonjak
tinggi maka petani harus dapat bertahan dengan kondisi tersebut. Salah satu cara yang dilakukan petani adalah mengganti pupuk dengan garam dapur sebagai perawatan
perkebunannya. Penelitian ini penting dan menarik untuk dilakukan karena mengingat strategi
adaptasi yang dilakukan setiap orang berbeda-beda. Perusahaan tambang emas yang
Universitas Sumatera Utara
didalamnya dominan pekerja laki-laki membuat pekerja perempuan harus mampu bertahan dan berdaptasi dengan pekerja laki-laki dan lingkungan perusahaan. Dengan
begitu, pekerja perempuan dapat mempertahankan eksistensi mereka di PT Agincourt Resources Martabe dan beradaptasi dengan yang lainnya.
1.2 Tinjauan Pustaka