Ringkasan dan Integrasi hasil Pembahasan

informan C cenderung menggunakan problem focused coping dalam menanggapi masalah selama menempuh pendidikan militer di AAU. Proses coping stress yang dilakukan oleh keseluruhan informan, melalui beberapa tahap, sesuai dengan teori dari Lazarus dalam Bart Smet, 1994. Ketika menghadapi permasalahan, informan perlu menyadari sumber kemampuan apa yang dimilikinya. Secara keseluruhan, informan memiliki sumber kemampuan waktu, walaupun waktu dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi cukup singkat, kemudian dukungan sosial yang cukup berpengaruh dan berperan besar bagi keseluruhan informan dalam menghadapi masalah, cara coping stress walaupun berbeda satu dengan yang lainnya, serta faktor kepribadian yang dapat mempengaruhi informan dalam memberikan respon coping dalam memilih strategi coping. Faktor-faktor yang mempengaruhi coping stress yang muncul dari keseluruhan informan tampak sama. Beberapa sumber daya coping yang dimiliki oleh informan sesuai dengan teori dari Lazarus dan Folkman 1984, dalam Huffman, Vernoy dan Vernoy, 2000, muncul pada keseluruhan informan, seperti pengaruh kesehatan yang cukup baik, kepercayaan positif yang cukup tinggi, ketrampilan sosial yang cukup baik, dan dukungan sosial dari orang-orang disekitar yang cukup tinggi. Hal tersebut membuat pola narasi dari keseluruhan informan sama, yaitu narasi bernuansa progresifoptimistik. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa gejala stres yang muncul bukan menjadi masalah berarti bagi para informan, karena mereka memiliki cara kecenderungan memilih strategi coping yang sesuai dengan persepsi mereka, sehingga dapat mengolah stress menjadi hal yang baik dan dapat membangun serta memotivasi bagi dirinya. Skema 3. Bentuk Coping Stress terhadap Narasi ProgresifOptimistik Memilih menjadi Taruna Putri di AAU Gejala stres yang muncul: Jantung sering berdebar tanpa sebab yang jelas, pelupa, sulit tidur, asma tanpa sebab yang jelas Informan A Kurang memiliki waktu menjalankan hobi atau kebiasaan Informan B dan C Nyeri pada punggung, leher Informan C Mudah masuk angin biasa dan flu Informan C Penyebab stres: Microstressor. Jenis stres: Eustress. Bentuk-bentuk coping stress: Kecenderungan balance menggunakan problem focused coping dan emotion focused coping Informan A dan D Kecenderungan menggunakan emotion focused coping Informan B Kecenderungan menggunakan problem focused coping Informan C Faktor-faktor yang mempengaruhi: Kesehatan fisik yang cukup baik. Kepercayaan positif yang tinggi. Ketrampilan sosial yang cukup baik. Dukungan sosial dari orang disekitar yang besar. Merasa memiliki motivasi diri yang tinggi, mampu menyesuaikan diri dengan segala kedisiplinan yang diterapkan, tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam setiap aktivitas yang dilaksanakan Narasi ProgresifOptimistik 131

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengalaman yang dialami oleh Taruna Putri selama menempuh pendidikan milter di Akademi Angkatan Udara cukup beragam. Walaupun pada dasarnya, mereka melakukan segala aktivitas dan kegiatan yang sama, namun pengalaman yang dialami berbeda satu dengan yang lainnya. Seperti halnya informan A, selalu memiliki motivasi diri yang tinggi dan prinsip yang teguh. Motivasinya yang ingin menjadi seorang penerbang tempur dan ingin menunjukkan bahwa perempuan juga bisa menjadi seorang yang tangguh, tidak pernah mematahkan semangatnya dalam menghadapi setiap tantangan yang ada. Namun, kondisi tersebut membuat informan A selalu menerapkan “fake smile” dalam keadaan apapun. Pengalaman dari informan A berbeda dengan informan B, yang tidak pernah “ngoyo” dalam mendapatkan sesuatu. Informan B merupakan siswa yang berprestasi, terbukti dari serangkaian prestasinya dalam bidang akademik maupun samapta. Dalam bidang akademik informan pernah mendapat kesempatan exchange visit ke Australia selama 2 minggu. Kemudian pretasinya dalam bidang menembak juga tidak perlu diragukan lagi, karena pernah mendapat 2 bintang dari 3 bintang yang ada. Namun, kemampuannya tersebut baru informan sadari setelah menjadi Tauna Putri di AAU. Pengalaman yang dirasakan oleh informan C yang juga merupakan siswa berprestasi seperti informan B, tampak ada perbedaannya. Prestasi yang sudah informan torehkan dari bidang akademik dan samapta. Informan C dalam bidang akademik pernah memperoleh peringkat kedua di kelasnya dan peringkat tiga pararel dalam majoring Teknik Manajemen Industri. Selain itu, dalam samapta di bidang olahraga informan pernah beberapa kali menjuarai perlombaan yang diadakan, sehingga informan pernah meraih pin emas trengginas. Dalam kesenian drumband, informan juga merupakan penataramanya, yaitu komandan yang mengatur jalannya drumband agar tetap rapi dalam barisan dan mengikuti instruksi iraman yang dimainkan. Pengalaman yang dirasakan oleh informan D, belum cukup beragam seperti informan A, B, dan C. Hal ini dikarenakan, informan D merupakan junior dari ketiga informan tersebut. Namun, informan D juga merupakan siswa yang berprestasi. Hal ini terbukti dari bidang samapta, informan D pernah meraih pin perunggu trengginas. Informan D juga memiliki bakat menembak seperti informan B. Sama dengan kakak tingkatnya, informan D baru menyadari bakatnya tersebut setelah menjadi Taruna Putri di AAU. Stres selama menjalani pendidikan militer di AAU pernah dialami oleh Taruna Putri. Namun, cara mengatasi stres atau sering disebut dengan coping yang dimiliki oleh Taruna Putri cukup baik. Sehingga mereka masih mampu mengatasi stres yang dialaminya. Bentuk coping stress yang digunakan informan A dan D cenderung balance, yaitu menggunakan problem focused coping dan emotion focused coping. Sedangkan informan B cenderung menggunakan bentuk coping stres, emotion focused coping dan informan C cenderung menggunakan bentuk coping stress, problem focused coping. Dalam hal ini, Taruna Putri memiliki kecenderungan dalam bentuk coping stress yang berbeda merupakan hal yang wajar karena tergantung dari persepsi masing-masing saat menghadapi persoalan yang dihadapinya. Faktor-faktor coping stress yang tampak pada Informan A selama menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Udara yaitu, kesehatannya yang baik, kepercayaan positif dirinya yang tinggi, ketrampilan sosial yang cukup baik, dan dukungan sosial dari orang disekitarnya yang besar. Sedangkan pada informan B yaitu, kesehatannya yang baik, kepercayaan positif dirinya yang cukup baik, ketrampilan sosial yang baik, dan dukungan sosial dari orang disekitanya yang sangat besar. Kemudian pada Informan C yaitu, kesehatannya yang cukup baik, kepercayaan positif yang tinggi, ketrampilan sosial yang baik, dan dukungan sosial dari orang disekitar yang sangat besar. Terakhir bagi informan D yaitu, kesehatannya yang sangat baik, kepercayaan positif yang tinggi, ketrampilan sosial yang cukup baik, dan dukungan sosial dari orang disekitar yang besar. Secara keseluruhan jenis stres yang tampak dari informan Taruna Putri, terdapat pola yang sama. Jenis stres yang dialami oleh informan adalah eustress. Eustress merupakan jenis stres yang positif. Dalam hal ini stres yang dialami oleh informan, merupakan stres yang dapat membangun, menambah semangat, dan memberi motivasi bagi mereka dalam menjalankan pendidikan militer di Akademi Angkatan Udara. Gejala stres yang muncul dari informan A yaitu, jantung sering berdebar tanpa sebab yang jelas, pelupa, sulit tidur, dan asma tanpa sebab yang jelas. Sedangkan gejala stres yang muncul pada informan B yaitu, kurang memiliki waktu menjalankan hobi atau kebiasaan. Hal tersebut dirasakan pula oleh informan C. Selain itu, gejala stres lain yang dirasakan oleh informan C yaitu, nyeri pada punggung, leher dan mudah masuk angin biasa flu. Namun, gejala stres belum nampak pada informan D, selama berada di Akademi Angkatan Udara.

B. Saran

1. Bagi Pihak Akademi Angkatan Udara Pihak Akademi Angkatan Udara diharapkan dapat menganalisa hasil penelitian ini sebagai tambahan informasi mengenai bentuk-bentuk coping stress yang dimiliki oleh Taruna Putri. Sehingga dapat melakuan pembinaan pada Taruna Putri dan mengenali karakter Taruna Putri lebih mendalam. 2. Bagi Partisipan Partisipan diharapkan lebih mampu memilih bentuk coping stress yang sesuai dengan permasalahan yang sering dihadapi. Bentuk coping stress yang digunakan akan membantu partisipan dalam menemukan solusi permasalahan dengan cepat sesuai tuntutan sebagai Taruna Putri dalam menempuh pendidikan militer Akademi Angkatan Udara di Yogyakarta. 3. Bagi Peneliti lain Bagi peneliti lain yang kedepannya ingin melakukan penelitian mengenai coping stress pada Taruna Putri di AAU, diharapkan untuk lebih meningkatkan kredibilitas agar lebih jelas mengenai indikator dalam pertanyaan wawancara.