jenis stres, bentuk-bentuk coping stress, faktor-faktor yang mempengaruhi coping
stress, serta
tahapan coping
stress dengan
cara mengkonfirmasikannya dengan hasil-hasil penelitian yang hampir sama
sebelumnya. Selain itu, peneliti akan mencoba mencari keterkaitan antara narasi dan poin-poin yang ada di dalam coping stress yang dimiliki oleh
informan.
F. Verifikasi Penelitian
Dalam melakukan penelitian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya dan merupakan hal yang penting, yaitu kualitas penelitian.
Penelitian kualitatif memiliki memiliki kriteria kualitas penelitian yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Kriteria dalam kualitas tersebut adalah
kredibilitas, dipendabilitas, transferabilitas, dan konfirmabilitas Poerwandari, 2005.
1. Kredibilitas
Kredibilitas merupakan pengganti validitas dalam penelitian kualitatif. Kredibilitas terletak pada kemampuan penelitian dalam mengeksplorasi
masalah, menggambarkan setting, proses, kelompok sosial, maupun pola interaksi yang kompleks Poerwandari, 2005. Untuk mencapai maksud
tersebut, peneliti memutuskan untuk menggunakan 4 orang informan Taruna Putri yang masih tergolong baru sebagai TNI AU dan mengkaitkan
permasalahan informan dengan konteks coping stress selama menempuh pendidikan militer di Akademi Angkatan Udara. Hal ini dimaksudkan agar
peneliti memperoleh gambaran mengenai dinamika coping stress Taruna Putri.
a. Validitas Komunikatif
Suatu penelitian akan memiliki validitas komunikasi yang baik jika peneliti mengkonfirmasikan data dan hasil penelitian kepada
responden. Dalam proses pengambilan data, peneliti menggunakan alat perekam dan melakukan pencatatan lapangan segera setelah proses
pengambilan data untuk memastikan agar data yang diperoleh akurat dan tidak mengandung unsur subjektif peneliti. Peneliti tidak
melakukan konfirmasi data kepada responden karena diharapkan rekaman dan catatan lapangan sudah menggambarkan apa yang benar-
benar ingin disampaikan oleh informan sehingga data yang diperoleh peneliti tidak perlu dikonfirmasi lagi kepada informan.
b. Validitas Argumentatif
Penelitian dikatakan memiliki validitas argumentatif yang baik jika rasionale data yang diperoleh dan hasil penelitian dapat diikuti dengan
baik. Untuk mencapai validitas argumentatif, peneliti melakukan diskusi dengan dosen pembimbing.
c. Validitas Ekologis
Validitas ekologis menunjukkan sejauh mana penelitian dilakukan pada kondisi alamiah dari partisipan yang diteliti. Selama proses
pengambilan data, peneliti tidak berusaha memberikan perlakuan khusus treatment agar informan mengubah pandangan dan
pikirannya mengenai sesuatu. Peneliti berupaya memperoleh pandangan data apa adanya dengan mengajukan pertanyaan untuk
memancing informan menunjukkan perasaan, pikiran, pandangan, dan sikapnya terhadap sesuatu.
2. Dependabilitas
Dependabilitas merupakan pengganti reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Walaupun demikian, konsep mengenai keajegan yang dimaksud
sangat berbeda antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif berpendapat bahwa realita bersifat statis sehingga dapat
direplikasikan dengan serangkaian pengendalian atau manipulasi. Sedangkan penelitian kualitatif berpendapat bahwa dunia sosial bersifat
dinamis. Penelitian
kualitatif justru
dituntut untuk
memahami kompleksitas konteks realita menggunakan strategi atau desain yang
luwes. Dengan dasar demikian, konsep replikasi dalam penelitian kualitatif tidak dapat diterima. Reliabilitas dalam penelitian kualitatif dilakukan
dengan menjaga data agar benar-benar sesuai dengan realita. Hal ini dilakukan dengan pencatatan rinci mengenai data, desain penelitian,
keputusan-keputusan serta alasan pengambilan keputusan tersebut. Hal ini memungkinkan pihak lain untuk mempelajari data, mengajukan
pertanyaan jika perlu, dan melakukan analisis kembali Marshall dan Rossman dalam Poerwandari, 2005. Oleh karena itu, peneliti kualitatif
mengusulkan beberapa
hal untuk
meningkatkan dependabilitas
Sarantakos dalam Poerwandari, 2005.
a. Koherensi
Koherensi merupakan kesesuaian metode yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk mencapai hal ini, peneliti telah
menjelaskan rasionale penelitian ini pada bagian sebelumnya. b.
Keterbukaan Keterbukaan merupakan sejauh mana peneliti membuka diri dengan
memanfaatkan metode-metode yang berbeda untuk mencapai tujuan. Cara peneliti dalam menentukan metode yang digunakan telah peneliti
jelaskan rasionalnya pada bagian sebelumnya. c.
Diskursus Diskursus merupakan sejauh mana dan sesensitif apa penelitian
mendiskusikan temuan dan analisisnya dengan dibimbing oleh seorang dosen. Selain itu, peneliti juga melibatkan 2 orang rekan peneliti lain
dalam melakukan analisis data devil’s advocate.
3. Transferabilitas
Transferabilitas adalah aspek validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Transferabilitas merupakan sejauh mana hasil penelitian dapat
diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Oleh karena itu, sangat penting bagi peneliti untuk membuat orang lain memahami penelitiannya
Sugiyono, 2013. Untuk mencapai transferabilitas, peneliti berusaha memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, serta dapat dipercaya agar
orang lain dapat memutuskan apakah hasil penelitian dapat diaplikasikan di tempat atau kasus lain.
4. Konfirmabilitas
Konfirmabilitas merupakan aspek pengganti objektivitas dalam penelitian kualitatif. Konfirmabilitas menyiratkan bahwa penelitian dapat
dikonfirmasi dan bukan berarti menciptakan jarak antara peneliti dan informan Patton dalam Poerwandari, 2005. Lincoln dan Guba dalam
Poerwandari, 2005 menyarankan agar evaluasi objektif diarahkan pada data yang diperoleh. Objektivitas dalam penelitian kualitatif merupakan
kesamaan pandangan atau analisis terhadap topik atau data penelitian. Dengan demikian, konfirmabilitas merupakan sejauh mana diperoleh
kesetujuan di antara peneliti-peneliti mengenai aspek yang dibahas Sarantakos dalam Poerwandari, 2005. Peneliti melakukan
devil’s advocade, diskusi dengan dosen pembimbing, serta studi literatur untuk
memenuhi aspek ini.