Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data observasi. Menurut Cartwright Cartwright dalam Herdiansyah, 2010
mendefinisikan observasi adalah suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan
tertentu. Teknik pengumpulan data ini mampu melihat perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa
perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur. Tujuan observasi, yaitu untuk mendeskripsikan
lingkungan site yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu- individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku
yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut.
Peneliti menggunakan pendekatan observasi dengan metode anecdotal record. Dalam metode ini, peneliti melakukan observasi hanya dengan
membawa kertas kosong untuk mencatat perilaku yang khas, unik, dan penting yang dilakukan informan penelitian. Selain itu, peneliti yang menggunakan
metode ini juga dapat menafsirkan makna dari perilaku yang muncul, menurut pendapat dan sudut pandang peneliti sepanjang penafsiran dan makna menurut
peneliti berfungsi sebagai pendukung dari makna yang sebenarnya. Apakah Anda pernah melakukan hal yang dirasa tidak berguna,
ketika sedang menghadapi suatu permasalahan? Mengapa?
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan data penelitian kualitatif berbentuk narasi, deskripsi, dan cerita. Perlu diperhatikan
bagi peneliti, untuk mengetahui bagaimana cara memperlakukan data agar informasi yang terkandung di dalam data dapat digunakan secara maksimal.
Metode analisis data yang paling sesuai dengan karakteristik data penelitian kualitatif adalah analisis tematik. Untuk lebih jelasnya, metode analisis data
dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut Poerwandari, 2005 : 1.
Tahap Organisasi Data Metode
analisis data
dalam penelitian
ini diawali
dengan pengorganisasian data. Hal ini dilakukan karena data penelitian kualitatif
sangat banyak dan beragam. Organisasi data memampukan peneliti untuk memperoleh kualitas data yang baik berkaitan dengan penyelesaian
penelitian. Pengorganisasian data dapat dilakukan dengan : a.
Mencantumkan kode yang mudah diingat dan menggambarkan berkas atau data.
b. Mencantumkan tanggal pada setiap berkas yang memerlukan
spesifikasi waktu. c.
Melakukan penomoran secara urut dari baris ke baris ketika melakukan analisis data.
d. Memisahkan data menjadi 3 bagian, yakni awal, tengah, dan akhir.
2. Tahap Analisis Tematik
Analisis tematik merupakan proses dasar analisis penelitian kualitatif. Analisis tematik adalah proses menemukan tema dan indikator yang
berada dalam tumpukan informasi yang tersedia serta mengklasifikasikan tema tersebut dengan label, definisi, dan deskripsi. Klasifikasi tersebut,
secara minimal, diharapkan mampu mendeskripsikan fenomena dan secara maksimal diharapkan memampukan peneliti melakukan interpretasi
terhadap fenomena yang terjadi. Tema-tema tersebut dapat muncul pada tingkat manifest secara langsung tidak dapat terlihat dan pada tingkat
laten secara langsung tidak dapat terlihat namun mendasari atau membayangi. Sangat penting bagi peneliti untuk sadar terhadap emosi,
nilai-nilai, prakonsepsi teoretis, pilihan-pilihan dan pandangan tentang hidup dalam melakukan proses analisis tematik. Dengan menyadari hal-hal
tersebut, peneliti diharapkan tidak memproyeksikan pandangan-pandangan sendiri dalam proses analisis tematik.
Melakukan analisis tematik dengan cara sengaja memikirkan konsep yang berada dikutub berlawanan dengan konsep yang peneliti dalami akan
sangat membantu. Teknik ini dinamakan flip flop. Teknik flip flop menjadi bagian penting dari identifikasi dan kategorisasi konsep. Dengan teknik
ini, peneliti dimungkinkan untuk mengembangkan berbagai kemungkinan konsep dan penjelasannya.
Peneliti melakukan analisis tematik pada masing-masing kasus secara terpisah terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat
bagaimana individu-individu yang berbeda dapat mengembangkan coping stress. Analisis kasus secara terpisah memungkinkan peneliti melihat
fenomena secara mendalam. Setelah melakukan analisis kasus secara terpisah, peneliti melakukan analisis antar kasus. Hal ini memungkinkan
peneliti memperoleh gambaran lebih mendalam dan komprehensif. Analisis tematik, secara teknis akan dilakukan secara berikut :
a. Membaca transkrip wawancara berulang kali sebelum melakukan
pemadatan fakta. b.
Mengidentifikasi tema yang muncul. c.
Secara disiplin segera menuliskan tambahan-tambahan pemikiran dan pencerahan ketika muncul.
d. Mendaftar tema yang muncul pada lembar terpisah.
Tabel 2. Contoh Tabel Analisis Tematik
Kategori tema Hasil wawancara
Pemadatan Fakta Tema
Hasil wawancara merupakan trasnkrip asli wawancara. Pemadatan fakta berisi inti dari hasil wawancara. Berdasarkan pemadatan fakta, peneliti
berusaha menemukan makna dan tema yang muncul dan diletakkan pada kolom tema. Berdasarkan isi dari kolom tema, peneliti berusaha
mengkategorikan tema dalam deskripsi coping stress, gejala stres, penyebab stres, jenis stres, bentuk-bentuk coping stress, faktor-faktor yang
mempengaruhi coping stress, serta tahapan coping stress.
3. Tahap Interpretasi
Istilah analisis dan interpretasi seringkali digunakan bergantian. Namun, menurut Kvale 1996, interpretasi merupakan upaya memahami data
secara lebih ekstensif dan mendalam. Peneliti berusaha mengembangkan struktur dan hubungan-hubungan bermakna yang secara eksplisit tidak
ditampilkan oleh data atau hasil wawancara. Dalam tahap ini, peneliti perlu mengambil jarak dari data, memahami dan melakukan langkah-
langkah metodis dan teoretis yang jelas, serta memasukan data dalam konteks konseptual khusus.
Pada bagian hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan narasi kehidupan informan sesuai dengan urutan awal, tengah, dan akhir.
Berdasarkan pemaparan narasi tersebut, peneliti melakukan analisis narasi yang meliputi riwayat pendidikan di AAU, serangkaian aktivias di AAU,
fisiologis dalam tubuh wanita, interaksi dengan lingkungan, dan tema dominan. Berdasarkan analisis narasi yang telah dilakukan, peneliti
diharapkan dapat melihat tahapan coping stress dan jenis-jenis strategi coping problem focused coping dan emotional focused coping para
informan dalam penelitian ini. Peneliti akan melakukan analisis coping stress informan pada bagian selanjutnya. Peneliti mencoba untuk
menjabarkan bentuk-bentuk coping stress yang ditemukan menggunakan acuan teori yang digunakan pada penelitian ini.
Pada bagian pembahasan, peneliti akan membahas mengenai coping stress, yang termasuk didalamnya, yaitu : gejala stres, penyebab stres,
jenis stres, bentuk-bentuk coping stress, faktor-faktor yang mempengaruhi coping
stress, serta
tahapan coping
stress dengan
cara mengkonfirmasikannya dengan hasil-hasil penelitian yang hampir sama
sebelumnya. Selain itu, peneliti akan mencoba mencari keterkaitan antara narasi dan poin-poin yang ada di dalam coping stress yang dimiliki oleh
informan.
F. Verifikasi Penelitian
Dalam melakukan penelitian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya dan merupakan hal yang penting, yaitu kualitas penelitian.
Penelitian kualitatif memiliki memiliki kriteria kualitas penelitian yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Kriteria dalam kualitas tersebut adalah
kredibilitas, dipendabilitas, transferabilitas, dan konfirmabilitas Poerwandari, 2005.
1. Kredibilitas
Kredibilitas merupakan pengganti validitas dalam penelitian kualitatif. Kredibilitas terletak pada kemampuan penelitian dalam mengeksplorasi
masalah, menggambarkan setting, proses, kelompok sosial, maupun pola interaksi yang kompleks Poerwandari, 2005. Untuk mencapai maksud
tersebut, peneliti memutuskan untuk menggunakan 4 orang informan Taruna Putri yang masih tergolong baru sebagai TNI AU dan mengkaitkan
permasalahan informan dengan konteks coping stress selama menempuh pendidikan militer di Akademi Angkatan Udara. Hal ini dimaksudkan agar