5.7. Hubungan Status Perkawinan dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program Penanggulangan Gizi
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dengan kategori tinggi, dominan pada status kawin
yaitu sebanyak 34 orang 79,1 . Hasil uji Chi- Square menunjukkan variabel status perkawinan tidak berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam program
penanggulangan gizi p= 0.460 α 0.05.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2011 menyatakan bahwa status pernikahan tidak dapat dihubungkan dengan keaktifan
kader dalam menunjang keberhasilan tingkat partisipasi masyarakat. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Sumaryati yang dikutip
oleh Indrawati 2003 bahwa partisipasi masyarakat ditentukan dari faktor karakteristik seperti umur, status perkawinan dan pendidikan, artinya semakin tinggi
tingkat karakteristik berupa umur, status perkawinan dan pendidikan maka semakin tinggi tingkat pasrtisipasinya dalam pembangunan.
5.8. Hubungan Pengetahuan dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program
Penanggulangan Gizi Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa partisipasi masyarakat dalam
program penanggulangan gizi dengan kategori tinggi, dominan pada tingkat pengetahuan kategori kurang baik yaitu sebesar 73,7 . Hasil uji Chi- Square
menunjukkan variabel pengetahuan tidak berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi
p= 0.904 α 0.05. Mengacu pada
Universitas Sumatera Utara
hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat maka belum tentu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program
penanggulangan gizi. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Septiani 2011
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang gizi dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Ringinarum Kabupaten Kendal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Banda 1996 bahwa pengetahuan tokoh masyarakat mempengaruhi partisipasinya dalam
meningkatkan status gizi balita di Kabupaten Sumba Barat. Menurut Green 1980 dalam Notoatmodjo 2007 menempatkan
pengetahuan sebagai faktor predisposisi, yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisikan terjadinya perilaku seseorang. Pengetahuan seseorang akan
suatu program kesehatan akan mendorong orang tersebut mau berpartisipasi didalamnya.
Tingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penanggulangan
permasalahan gizi. Pengetahuan akan mempengaruhi tindakan seseorang dalam melakukan partisipasi terhadap permasalahan gizi. Demikian juga dikuatkan oleh
Wilson 1997 menyebutkan bahwa seseorang akan berpartisipasi jika mereka mendapatkan pengetahuan tentang program yang dikembangkan dengan efektif dan
benar.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Septiani, dkk 2011 terdapat hubungan antara pengetahuan dengan partisipasi kader dalam kegiatan Posyandu di
Kabupaten Kendal.
5.9. Hubungan Motivasi dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program Penanggulangan Gizi