Partisipasi Masyarakat dalam Program Penanggulangan Gizi

5.2. Motivasi Masyarakat dalam Program Penanggulangan Gizi

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pada umumnya responden memiliki motivasi yang tinggi dalam program penanggulangan gizi yaitu sebanyak 51 orang 77,3 sedangkan motivasi yang rendah sebanyak 15 orang 22,7 . Tingginya motivasi tokoh masyarakat dapat disebabkan karena biasanya program pemerintah dalam hal penanggulangan gizi sering memberikan imbalan kepada tokoh masyarakat. Selain itu faktor harapan juga cukup tinggi disebabkan tokoh masyarakat tersebut juga menginginkan agar wilayah disekitarnya terhindar dari segala permasalahan tentang gizi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Djuhaeni, dkk 2009 bahwa faktor motivasi berpengaruh terhadap peran serta masyarakat dalam program penanggulangan gizi di Posyandu. Menurut Handoko 2001, motivasi terjadi karena adanya rangsangan dari luar, dari luar individu sudah ada suatu dorongan untuk melakukan tindakan.

5.3. Partisipasi Masyarakat dalam Program Penanggulangan Gizi

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pada umumnya responden memiliki partisipasi yang tinggi dalam program penanggulangan gizi yaitu sebanyak 49 orang 74,2 sedangkan partisipasi yang kurang sebanyak 17 orang 25,8 . Tingginya angka partisipasi masyarakat dapat disebabkan karena setiap program pemerintah terhadap upaya penanggulangan gizi sering melibatkan masyarakat sehingga masyarakat merasa ikut memiliki program tersebut. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Subagyo, dkk 2010 dikatakan bahwa partisipasi masyarakat mempunyai hubungan langsung dengan efektivitas program penanggulangan gizi di Posyandu. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan Handoko, dkk di ketahui bahwa partisipasi masyarakat terhadap program perbaikan gizi di Distrik Waris Kabupaten Keroom cukup tinggi, khususnya bagi masyarakat yang memiliki balita. Partisipasi dari masyarakat harus mutlak diperlukan, oleh karena merekalah yang pada akhirnya melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan, diantaranya dalam pembangunan bidang kesehatan. Masyarakat banyak memegang peranan sekaligus sebagai objek dan subjek pembangunan. Maka pembangunan itu memerlukan partisipasi dari masyarakat, tanpa adanya partisipasi dari masyarakat maka tujuan program yang dilakukan oleh pemerintah pusat atau daerah tidak akan tercapai atau bahkan bisa mengalami kegagalan. Oleh karena itu masyarakat sangatlah penting dalam proses pembangunan termasuk didalamnya upaya penanggulangan gizi Khairuddin, 1997. Secara teoritis sesuai dengan pendapat Siagian 1984 bahwa keberhasilan penyelenggaraan pembangunan nasional ditentukan pula oleh tingkat partisipasi masyarakatnya. Di samping itu pembangunan pada dasarnya adalah untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat, yaitu untuk meningkatkan derajat kesejahteraannya. Oleh karena itu idealnya seluruh lapisan masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembangunan. Universitas Sumatera Utara

5.4. Hubungan Umur dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program