Hubungan Pendidikan dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program Hubungan Status Perkawinan dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program Penanggulangan Gizi

5.6. Hubungan Pendidikan dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program

Penanggulangan Gizi Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dengan kategori tinggi, dominan pada tamatan SLTA yaitu sebanyak 40 orang 78,4 . Hasil uji Chi- Square menunjukkan variabel pendidikan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi p= 0.036 α 0.05. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anwar 2010 bahwa pendidikan yang dimiliki oleh angggota masyarakat memiliki keeratan hubungan dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan yang bersifat membangun. Semakin baik pendidikan formal yang diperoleh maka akan semakin baik pula keterlibatan anggota masyarakat dalam kegiatan pembangunan yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2007, bahwa dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan pengetahuan responden tentang pentingnya program kesehatan. Semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin rendah juga pola pikirnya dalam hal penanggulangan masalah gizi. Secara teoritis menurut Plummer yang dikutip oleh Slamet 1994 terdapat hubungan antara ciri-ciri individu dengan tingkat partisipasi, seperti usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lamanya menjadi anggota masyarakat, besarnya pendapatan, keterlibatan dalam kegiatan pembangunan akan sangat berpengaruh pada partisipasi. Universitas Sumatera Utara

5.7. Hubungan Status Perkawinan dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program Penanggulangan Gizi

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dengan kategori tinggi, dominan pada status kawin yaitu sebanyak 34 orang 79,1 . Hasil uji Chi- Square menunjukkan variabel status perkawinan tidak berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi p= 0.460 α 0.05. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2011 menyatakan bahwa status pernikahan tidak dapat dihubungkan dengan keaktifan kader dalam menunjang keberhasilan tingkat partisipasi masyarakat. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Sumaryati yang dikutip oleh Indrawati 2003 bahwa partisipasi masyarakat ditentukan dari faktor karakteristik seperti umur, status perkawinan dan pendidikan, artinya semakin tinggi tingkat karakteristik berupa umur, status perkawinan dan pendidikan maka semakin tinggi tingkat pasrtisipasinya dalam pembangunan.

5.8. Hubungan Pengetahuan dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program