mengambil  sampel  siswa  SMP  karena  dengan  pertimbangan  siswa  kelas VIII  masuk  dalam  kisaran  umur  12-14  tahun.  Menurut  Biehlier  1972
dalam  buku  Perkembangan  Peserta  Didik  anak  yang  berumur  12-14 memiliki berbagai ciri-ciri emosional dalam diri siswa tersebut, misalnya:
seorang  remaja  cenderung  tidak  tolerir  terhadap  orang  lain  dan membenarkan  pendapatnya  sendiri  yang  disebabkan  kurangnya  rasa
percaya diri. Kurangnya kepercayaan diri ini membuat siswa mudah untuk melakukan hal-hal negtif seperti mencontek.
3. Teknik Penarikan Sampel Pada  penelitian  ini  akan  menggunakan  teknik  penarikan  sampel
jenis Purposive  Sampling atau  yang  sering  disebut  dengan  sampel bertujuan. Menurut Effendi  2012:172 Purposive  Sampling sampel
bertujuan  merupakan metode  pengambilan  sampel  dengan  pertimbangan tertentu  yang  dianggap  relevan  atau  dapat  mewakili  objek  yang  akan
diteliti. Teknik ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu karena keterbatasan  waktu,  tenaga,  dan  dan  sehingga  tidak  dapat  mengambil
sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara ini diperbolehkan, tetapi tetap peneliti  bisa  menentukan  sampel  berdasarkan  tujuan tertentu  yang
dianggap relevan. Pertimbangan lain Peneliti menggunakan teknik ini yaitu, pertama,
sekolah  tempat  penelitian  ini  memiliki  responden  yang  heterogen,  siswa laki  laki  dan  perempuan  memiliki  jumlah  yang  proporsional  sehingga
peneliti  dapat  mengambil  sampel  siswa  dari  jenis  kelamin  laki-laki  dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perempuan  tentang  sikap  mereka  terhadap  perilaku  mencontek atau dengan  kata  lain  jumlah  antara  siswa  laki-laki  tidak  memiliki  perbedaan
yang signifikan. Kedua, peneliti hanya mengambil responden hanya siswa di kelas VIII karena menurut peneliti jika mengambil kelas VII para siswa
masih  mengalami  masa  adaptasi  dan  masa  peralihan  dari  SD  ke  SMP sehingga  belum  begitu  paham  dengan  pengisian kuesioner seperti  ini,
selain  itu  mereka  masih  harus  beradaptasi  dengan  lingkungan  di  tingkat Sekolah  Menengah  Pertama.  Selanjutnya  untuk  yang  kelas  IX  mereka
sedang  fokus  menyiapkan  Ujian  Sekolah  dan  Ujian  Nasional,  sehingga para guru menghimbau untuk siswa kelas IX tidak diperkenankan menjadi
responden  dalam  penelitian  ini. Ketiga,  siswa  yang  menjadi  responden memiliki orang tua yang tingkat penghasilan berbeda-beda sehingga dapat
dijadikan variabel dalam penelitian ini.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian Dalam  sebuah  penelitian,  merumuskan  variabel  sangat  penting
dilakukan  karena  dengan perumusan  variabel,  peneliti  bisa  memperjelas objek yang akan diteliti. Menurut Sugiyono 1999:31, variabel penelitian
pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh  peneliti  untuk  dipelajari  sehingga  diperoleh  informasi  tentang  hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini diperlukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dua  variabel  pokok  yaitu  variabel  bebas  Independent  Variable dan variabel terikat Dependent Variable.
a. Variabel Bebas atau Independent Variable Menurut  Sugiyono  1999:33  Variabel  bebas  atau Independent
Variable merupakan  variabel  stimulus,  prediktor,  antecedent.  Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas. Variabel bebas
adalah  variabel  yang  mempengaruhi  atau  yang  menjadi  sebab perubahannya  atau  timbulnya  varibel  dependen  terikat.  Sedangkan
menurut Nawawi 1994:50, variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala  yang  mewakili  berbagai  aspek  atau  unsur  yang  berfungi
memengaruhi  atau  menentukan  munculnya  variabel  lain  yang  disebut variabel  terikat.  Sehingga  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  variabel
bebas berfungsi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah: jenis kelamin
laki-laki dan perempuan dan tingkat penghasilan orang tua. 1 Jenis Kelamin
Jenis kelamin dalam penelitian ini adalah ciri-ciri biologis pada manusia  berdasarkan  alat  kelamin,  yaitu  laki-laki  dan perempuan.
Hal ini diungkapkan melalui identitas diri subjek responden yang telah diisi pada skala sikap terhadap perilaku mencontek.
2 Tingkat Penghasilan Orang Tua Variabel  tingkat  penghasilan  orang  tua  dalam  penelitian  ini
adalah jumlah perkiraaan tingkat penghasilan dari orang tua siswa- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswi, di mana peneliti membagi 3 bagian tingkat penghasilan yaitu 2.000.000
dikategorikan  rendah, 2.000.000
- 5.000.000
dikategorikan  sedang,  dan   5.000.000  dikategorikan  tinggi.  Hal tersebut  telah  diungkapkan  melalui  identitas  diri  pada  subjek
responden  yang  telah  diisi  pada  skala  sikap  terhadap  perilaku mencontek.
b.   Variabel Terikat atau Dependent Variable Menurut Sugiyono 1999:33 Variabel ini sering disebut sebagai
variabel  output,  kriteria,  konsekuen. Dalam  bahasa  Indonesia  sering disebut  sebagai  variabel  terikat.  Variabel  terikat  merupakan  variabel
yang  dipengaruhi atau  yang  menjadi  akibat,  karena  adanya  variabel bebas. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel terikat ini dirumuskan untuk
mengetahui pengaruh dari variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya  adalah  perilaku  mencontek  siswa  Sekolah  Menengah
Pertama SMP. 1 Sikap siswa SMP terhadap perilaku mencotek
Sikap  terhadap  perilaku  mencontek  ini  dapat  diartikan  sebagai bentuk reaksi siswa SMP laki-laki dan perempuan terhadap perilaku
mencontek. Sikap tersebut dapat bereaksi positif dan negatit, di mana reaksi  positif  artinya  siswa  laki-laki  dan  perempuan  menerima
perilaku  mencotek  dan  menganggap  perilaku  mencontek  tersebut merupakan  hal  yang  wajar  dan  biasa  dilakukan  oleh  pelajar.
Sedangkan  reaksi  atau  sikap  negatif  terhadap  perilaku  mencontek dapat  diartikan  menolak  perilaku  itu  sendiri.  Dengan  kata  lain,
mereka  tidak  setuju  dengan  perilaku  mencontek  dan  menganggap perilaku mencontek merupakan hal yang tidak wajar dan tidak boleh
dilakukan oleh pelajar. Skala sikap perilaku mencontek disusun berdasarkan tiga aspek
sikap,  yaitu:  kognitif,  afektif,  dan  perilaku  sedangkan  perilaku mencontek  ditentukan  oleh  dua  aspek  yaitu  asper  bekerjasama
dengan  teman  dalam  mengerjakan  ujian  dan  menggunakan  material yang  tidak  baikdilarang  pada  saat  ujian.  Data  dikumpulkan
menggunakan  alat  ukur  berupa  skala  sikap  terhadap  perilaku mencontek.
Sikap  terhadap  perilaku  mencontek  dapat  dilihat  dari  tingi rendahnya skor  total  yang  diperoleh  melalui  skala  sikap  terhadap
perilaku mencontek. Semakin positif sikap siswa maka skornya akan semakin  tinggi.  Begitupun  sebaliknya,  semakin  negatif  sikap  siswa
maka  skornya  semakin  rendah.  Skala  sikap  terhadap  perilaku mencontek menggunakan  model Likert yang  berupa  pernyataan
jawaban  Sangat  Setuju  SS,  Setuju  S,  Tidak  Setuju  TS,  Sangat Tidak Setuju STS.
2. Pengukuran Variabel a.  Variabel  sikap  siswa  SMP  dan  perilaku  mencontek  dapat  diukur
dengan  menggunakan  kuesioner  yaitu skala
likert. Menurut
Sugiyono  1999:86  Skala likert digunakan  untuk  mrngukur  sikap, pendapat,  dan  persepsi  seseorang  atau  sekelompok  orang  tentang
fenomena  sosial. Skala likert yang  digunakan  telah  dimodifikasi yaitu  peneliti  menyediakan  empat  opsi  jawaban  untuk  setiap item
pernyataan  yaitu Sangat  Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Adapun penentuan skor dalam opsi
jawaban adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Skor Skala Likert dalam Kuesioner
Jawaban Skor
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Sangat Setuju SS 4
1 Setuju S
3 2
Tidak Setuju TS 2
3 Sangat Tidak Setuju STS
1 4
b. Variabel jenis kelamin dan tingkat penghasilan orang tua merupakan variabel nominal yang digolongkan ke dalam jenis kelamin laki-laki
dan  perempuan  dan  tingkat  penghasilan  orang tua  dengan  takaran nominal  Rp  2.000.000,  Rp  2.000.000
– Rp  5.000.000,  dan    Rp 5.000.000. Variabel nominal merupakan variabel yang dikategorikan
atau  kelompok  dari  suatu  subyek. Dalam  pengelompokkan  peneliti memberi kode di tiap variabel. Variabel jenis kelamin diberi kode 1
untuk laki-laki dan untuk perempuan diberi kode 2. Sedangkan untuk tingkat penghasilan orang tua yang  Rp 2.000.000 diberi kode 1, Rp
2.000.000 – Rp 5.000.000 diberi kode 2, dan  Rp 5.000.000 diberi
kode 3. Angka dalam pengkodean ini hanya berfungsi sebagai label kategori,  tanpa  memiliki  nilai  instrinsik  dan  tidak  memiliki  arti
apapun.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian  ini  menggunakan  teknik  pengumpulan  data  non-tes  yaitu kuesionerangket  dengan  tipe  pertanyaan  yang  tertutup. Menurut  Margono
2010:167 kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan  sejumlah  pertanyaan  tertulis  untuk  menjawab  secara  tertulis
pula  oleh  responden. Dalam  sebuah  penelitian,  teknik pengumpulan  data merupakan  faktor  penting  demi  keberhasilan  penelitian.  Hal  ini  berkaitan
dengan  bagaimana  cara  mengumpulkan  data,  siapa  sumbernya,  dan  apa  alat yang  digunakan. Kuesioner ini  digunakan  untuk  mengumpulkan  data  atau
informasi-informasi  mengenai  sikap  siswa  terhadap  perilaku  mencontek. Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner dengan pertimbangan: 1
dapat  menghemat  tenaga,  biaya,  dan  waktu;  2  pengumpulan  data  lebih mudah karena banyak variabel penelitian yang ingin diteliti; 3 tidak terlalu
mengganggu responden karena dapat dijawab sesuai dengan waktu yang ada. Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  menggunakan  kuesioner
instrumen  yang  dikembangkan  oleh  Meidiana  2005  dengan  tingkat reliabilitas sebesar 0,9682.  Instrumen  yang dikembangkan oleh Meidiana ini
akan  diuji  kembali  validitas  dan  reliabilitasnya  sehingga  instrumen  yang dikembangkan benar-benar valid dan reliable.
1. Penyusunan Kuesioner PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebelum  menyebar  kuesioner  kepada  responden,  peneliti  wajib membuat  kisi-kisi  penyusunan  kuesioner  terlebih  dahulu.  Hal  ini
beguna  untuk  memberikan  gambaran  umum  kepada  responden mengenai perilaku mencontek di Sekolah Menengah Pertama SMP se-
kota Yogyakarta. Penyusunan kisi-kisi ini dilakukan untuk memperoleh kuesioner  yang  memiliki  validitas  konstruk  dan  validitas  isi.  Adapun
kisi-kisi kuesionernya sebagai berikut
Tabel 3.3 Operasional Variabel Sikap Mencontek
No Dimensi
Indikator Item
Favourable positif
Unfavourable negatif
1 Bekerjasama dengan
orang lain dalam mengerjakan ujian
Kognitif 1, 2, 3, 35,
48 9, 21, 28, 39,
50
Afektif 13, 22, 31,
40, 54 5, 19, 24, 42,
59 Perilaku
6, 26, 37, 44, 57
8, 15, 33, 46, 53
2. Menggunakan material
yang tidak sah pada saat ujian
Kognitif 12, 18, 30,
36, 58 10, 11, 23,
41, 51
Afektif 14, 25, 32,
43, 60 4, 17, 29, 45,
56, Perilaku
20, 27, 34, 47, 52
7, 16, 38, 49, 55
Seperti  yang  sudah  dijelaskan  sebelumnya,  skala  ini  disusun dengan  menggunakan  4  kategori  jawaban,  yaitu  SS  Sangat  Setuju,  S
Setuju,  TS  Tidak  Setuju,  dan  STS  Sangat  Tidak  Setuju.  Semua item disusun  berdasarkan  Operasional  Variabel  yang  telah  dibuat
sebelumnya.  Peneliti  memutuskan  untuk meniadakan  pilihan  alternatif jawaban tengah yaitu Ragu-Ragu R, sehingga hanya ada empat pilihan
alternatif jawaban.  Hadi  2004, ditiadakannya  pilihan  alternatif jawaban didasarkan pada tiga alasan pokok yaitu:
a. Pertama,  kategori undecided yaitu  mempunyai  arti  ganda,  bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban menurut
konsep  aslinya,  bisa  juga  diartikan  netral  atau  bahkan  ragu-ragu. Kategori jawaban  yang ganda ini multi interpretable ini tentu saja
tidak diharapkan dalam suatu instrument. b. Kedua,  tersedianya  jawaban  yang  ditengah  itu  menimbulkan
kecenderungan  menjawab  ke  tengah  central  tendency  effect, terutama  bagi  mereka  yang  ragu-ragu  atas  kecenderungan
jawabannya ke arah setuju ataukan ke arah tidak setuju. c.
Ketiga, maksud kategorisasi jawaban SS-S-TS-STS adalah terutama untuk  melihat  kecenderungan  pendapat  responden  ke arah  setuju
atau kearah tidak setuju. Subjek
diminta untuk
menyatakan kesetujuan
atau ketidaksetujuannya  dengan memilih  salah  satu  dari  keempat pilihan
alternatif  jawaban  yang  tersedia  untuk  setiap item pernyataan. Sedangkan tabel dimensi sikap disusun oleh peneliti untuk mengetahui
perbedaan sikap antara siswa laki-laki dan perempuan terhadap perilaku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI