moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan, maka konsep  tersebut  ikut  berperan  dalam  menetukan  sikap  individu
terhadap suatu hal. f.
Emosional Suatu  bentuk  sikap  pernyataan  yang  didasari  oleh emosi
berfungsi  sebagai  penyaluran  frustasi  atau  pengalihan  bentuk mekanisme pertahanan ego.
C. Menyontek
1. Pengertian Menyontek
Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  Depdiknas,  2008, menyontek berasal  dari  kata  sontek  yang  berarti  melanggar,  mencontoh,
menggocoh  yang  artinya  mengutip  tulisan,  dan  lain  sebagainya sebagaimana  aslinya,  menjiplak.  Sedangkan Anderman  dan  Murdock
dalam  Purnamasari  2013  menyatakan  bahwa  perilaku  kecurangan akademik merupakan penggunaan segala kelengkapan dari materi ataupun
bantuan yang tidak diperbolehkan digunakan dalam tugas-tugas akademik dan atau aktivitas yang mengganggu proses asesmen.
Bower dalam Purnamasari, 2013 mendefinisikan cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang
sah  dan  terhormat  yaitu  mendapatkan  keberhasilan  akademik  untuk menghindari  kegagalan  akademik.  Sedangkan  menurut  Pincus
Schemelkin  Mujahidah,  2009  perilaku  menyontek  merupakan  suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tindakan  curang  yang  sengaja  dilakukan  ketika  seseorang  mencari  dan membutuhkan  adanya  pengakuan  atas  hasil  belajarnya  dari  orang  lain
meskipun  dengan  cara  yang  tidak  sah  seperti  memalsukan  informasi terutama ketika dilaksanakannya evaluasi akademik.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku menyontek  adalah  kegiatan,  tindakan  atau  perbuatan  yang  dilakukan
secara  sengaja  dengan  menggunakan  cara-cara  yang  tidak  jujur  atau curang untuk memalsukan hasil belajar dengan menggunakan bantuan atau
memanfaatkan informasi dari luar secara tidak sah pada saat dilaksanakan tes atau evaluasi akademik untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Faktor-faktor penyebab menyontek
Salah  satu  alasan  yang  mendorong  individu  untuk  menyontek adalah untuk memuaskan harapan orang tua. Santrock 2003 mengatakan
bahwa  tidak  jarang  orang  tua  dalam  mengasuh  atau  mendidik  anak- anaknya  dipengaruhi  oleh  keinginan  atau  ambisi  dari  orang  tua  tanpa
melihat  kemampuan  anaknya.  Orang  tua  bermaksud  ingin  memberikan yang  terbaik  bagi  anak-anaknya,  namun  keinginan  tersebut  tidak
memperhatikan kemampuan anak. Sikap  orang  tua  yang  mengharapkan  terlalu  berlebihan  pada  anak
akan menghambat anak untuk menunjukkan prestasi sesuai dengan potensi yang  dimiliki.  Menurut  Gunarsa    Gunarsa  1991  biasanya  anak
menyadari  harapan  orang  tuanya.  Oleh  karena  itu  sikap  yang  terlalu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menuntut dapat menyebabkan anak merasa takut kehilangan kasih sayang dari  orang  tuanya.  Hal  ini  menimbulkan  rasa  rendah  diri,  gangguan
tingkah  laku,  berkurangnya  motivasi  untuk belajar  serta  ketegangan  atau kecemasan dalam diri anak.
Agustin  2014  menyebutkan  beberapa  faktor  yang  menyebabkan siswa menyontek pada saat ujian. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada “hasil studi” berupa
angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam tes formatif atau sumatif. b. Pendidikan moral, baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan
dalam kehidupan siswa. c. Sikap  malas  yang  tertanam  dalam  diri  siswa  sehingga  ketinggalan
dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab. d. Anak remaja sering menyontek daripada anak SD, karena masa remaja
bagi  mereka  penting  sekali  memiliki  banyak  teman  dan  populer  di kalangan teman-teman sekelasnya.
e. Kurang mengerti arti dari pendidikan. Disadari atau tidak, siswa yang menyontek pada saat ujian disebabkan oleh
satu atau lebih faktor-faktor di atas. Perilaku  menyontek  ini  akan  mengakibatkan  perilaku  atau  watak
tidak  percaya  diri,  tidak  disiplin,  tidak  bertanggung  jawab,  tidak  mau membaca  buku  pelajaran  tetapi  rajin  membuat  catatan  kecil-kecil  untuk
bahan  menyontek,  menghalalkan  segala  macam  cara,  dan  akhirnya menjadi  koruptor  Buchari  dalam  Prihatnaningtyas  2014.  Dengan