Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

karena itu sifat pria lebih cenderung tidak mau menunggu, kurang tekun dan kurang tabah dalam menghadapi kesulitan hidup dan cepat putus asa. Maka jika dilihat dari pernyataan tersebut, sikap laki-laki perempuan memperlihatkan adanya perbedaan terhadap sikap mencontek. Laki-laki lebih merasa pemberani, dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki bertindak tidak dengan perasaan, sehingga jika ada kesempatan untuk melakukan kecurangan, laki-laki cenderung langsung menggunakan kesempatan itu, sedangkan untuk perempuan, mereka lebih menggunakan perasaan dan lembut sehingga mereka kemungkinan tidak mempunyai keberanian. 2. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Yang Ditinjau dari Tingkat Penghasilan Orang Tua Semakin tinggi tingkat penghasilan orang tua akan dapat memenuhi segala fasilitas yang diperlukan anak dalam belajar misalnya selain dapat menempuh pendidikan formal, si anak juga dapat menempuh pendidikan nonformal seperti mengikuti bimbel atau les privat. Hal tersebut membuat anak lebih semangat dalam belajar dan lebih memahami materi yang diajarkan di sekolah sehingga anak tidak melakukan tindakan mencotek. Sebaliknya, semakin rendah tingkat penghasilan orang tua tidak dapat memenuhi fasilitas yang diperlukan si anak dalam belajar sehingga memuat anak dituntut untuk memikirikan kebutuhan lain yang akhirnya anak tidak ada waktu untuk belajar, kelelahan dan cenderung melakukan tindakan mencontek pada saat ujian. Sebuah tinjauan lingkungan kemiskinan anak menyimpulkan bahwa dibanding dengan rekan-rekan yang lebih diuntungkan secara ekonomi, anak-anak miskin mengalami kesengsaraan. Menurut Evans 2004 dalam Santrock 2014 : 163 lebih banyak konflik keluarga, kekerasan, kekacauan dan pemisahan keluarga dari mereka, kurang dukungan sosial; kurang stimulasi intelektual; lebih banyak menonton TV, fasilitas sekolah dan perawatan anak rendah, serta orang tua yang kurang terlibat dalam kegiatan sekolah mereka, lebih banyak polusi dan ramai, rumah berisik, dan lebih berbahaya, memburuknya lingkungan. Dengan adanya pendapat tersebut dapat memungkinan mereka malas untuk belajar dan dapat menimbulkan perilaku menyimpang di sekolah, seperti mencontek. Teori-teori dan penjelasan yang didapat, muncul kerangka berpikir ada perbedaan sikap terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua.

G. Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara yang belum final dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam pengertian ini merupakan perumusan jawaban dugaan atau sementara sehingga menjadi tuntutan dalam mencari jawaban yang sebenarnya atas dasar kerangka berpikir di atas. Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Hipotesis 1: H o1 : tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan jenis kelamin. H a1 : ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan jenis kelamin. Hipotesis 2 : H o1 : tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua. H a1 : ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua. 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Menurut Sangaji dan Shopian 2010:35 studi kasus adalah penelitian yang melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu untuk memberikan gambaran lengkap mengenai subjek tertentu. Dalam penelitian ini siswa akan berperan sebagai responden. Penelitian ini akan dilakukan di SMP dan hasil atau kesimpulan ini tidak bisa direalisasikan pada SMP-SMP lainnya di Yogyakarta sebab penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian dengan karakteristik serta masalah yang mempunyai kaitan antara latar belakang dan kondisi nyata saat ini dari subyek yang diteliti.

B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah negeri dan swasta yaitu SMPN 10 dan SMP Maria Immaculata di Kota Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2016 – April 2016.