Analisis Data Tes Analisis Data

No Urut Kuesioner Awal Kuesioner Akhir Persentase Kategori Persentase Kategori 26 83 Sangat Kritis 89 Sangat Kritis 27 83 Sangat Kritis 85 Sangat Kritis 28 65 Cukup Kritis 68 Cukup Kritis 29 71 Cukup Kritis 71 Cukup Kritis 30 84 Sangat Kritis - - 31 70 Cukup Kritis 68 Cukup Kritis 32 84 Sangat Kritis 83 Sangat Kritis Berdasarkan tabel 4.36 pada kuesioner awal, terdapat 10 peserta didik yang termasuk dalam kategori sangat kritis, 12 peserta didik termasuk dalam kategori kritis dan 10 peserta didik termasuk dalam kategori cukup kritis, sedangkan untuk kuesioner akhir terdapat 7 peserta didik yang termasuk dalam kategori sangat kritis, 14 peserta didik termasuk dalam kategori kritis, 8 peserta didik termasuk dalam kategori cukup kritis dan 2 peserta didik termasuk dalam kategori kurang kritis. Untuk melihat kemampuan berpikir kritis kelas VII A secara keseluruhan , dapat dicari dengan menggunakan rumus yang dijabarkan pada BAB III yaitu mencari rata-rata dari persentase yang diperoleh peserta didik kemudian disesuaikan dengan tabel 3.18. Setelah melakukan perhitungan rata-rata dari kedua kuesioner, hasil rata-rata pada kuesioner awal sama dengan kuesioner akhir yaitu sebesar 76. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kategori kemampuan berpikir kritis kelas VII A dilihat berdasarkan kuesioner awal dan akhir termasuk dalam kategori kritis.

6. Analisis Data Tes

Penelitian ini menggunakan instrumen tes untuk melihat hasil belajar dilihat dari aspek kognitif dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada awal penelitian dan akhir penelitian. Instrumen tes digunakan setelah dinyatakan layak melalui uji coba. Berikut merupakan hasil tes kelas VII A SMP Negeri 1 Berbah dalam pembelajaran matematika materi segitiga dengan pendekatan saintifik. Tabel 4.37 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis peserta Didik dilihat dari Hasil Pretest dan Postest No Urut Pretest Postest Nilai Kategori Nilai Kategori 1 8 Sangat Tidak Kritis 21 Sangat Tidak Kritis 2 9 Sangat Tidak Kritis 20 Sangat Tidak Kritis 3 18 Sangat Tidak Kritis 20 Sangat Tidak Kritis 4 20 Sangat Tidak Kritis 13 Sangat Tidak Kritis 5 10 Sangat Tidak Kritis 26 Sangat Tidak Kritis 6 19 Sangat Tidak Kritis 25 Sangat Tidak Kritis 7 8 Sangat Tidak Kritis 20 Sangat Tidak Kritis 8 26 Sangat Tidak Kritis 16 Sangat Tidak Kritis 9 14 Sangat Tidak Kritis 10 Sangat Tidak Kritis 10 25 Sangat Tidak Kritis 13 Sangat Tidak Kritis 11 29 Sangat Tidak Kritis 30 Sangat Tidak Kritis 12 14 Sangat Tidak Kritis 8 Sangat Tidak Kritis 13 18 Sangat Tidak Kritis 35 Sangat Tidak Kritis 14 8 Sangat Tidak Kritis 5 Sangat Tidak Kritis 15 21 Sangat Tidak Kritis 15 Sangat Tidak Kritis 16 10 Sangat Tidak Kritis 5 Sangat Tidak Kritis 17 14 Sangat Tidak Kritis 31 Sangat Tidak Kritis 18 18 Sangat Tidak Kritis 16 Sangat Tidak Kritis 19 13 Sangat Tidak Kritis 26 Sangat Tidak Kritis 20 11 Sangat Tidak Kritis 6 Sangat Tidak Kritis 21 18 Sangat Tidak Kritis 13 Sangat Tidak Kritis 22 9 Sangat Tidak Kritis 3 Sangat Tidak Kritis 23 35 Sangat Tidak Kritis 51 Kurang Kritis 24 13 Sangat Tidak Kritis 18 Sangat Tidak Kritis 25 11 Sangat Tidak Kritis 31 Sangat Tidak Kritis 26 35 Sangat Tidak Kritis 58 Kurang Kritis 27 23 Sangat Tidak Kritis 26 Sangat Tidak Kritis No Urut Pretest Postest Nilai Kategori Nilai Kategori 28 15 Sangat Tidak Kritis 48 Kurang Kritis 29 30 Sangat Tidak Kritis 45 Kurang Kritis 30 13 Sangat Tidak Kritis - - 31 31 Sangat Tidak Kritis 25 Sangat Tidak Kritis 32 19 Sangat Tidak Kritis 21 Sangat Tidak Kritis Dari tabel 4.36, dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis seluruh peserta didik kelas VII A dilihat dari pretest termasuk dalam kategori sangat tidak kritis, sedangkan dilihat dari postest, 3 peserta didik termasuk dalam kategori kurang kritis, 1 peserta tidak mengikuti postest dan sisanya sebanyak 28 peserta didik termasuk dalam kategori sangat tidak kritis. Dari nilai Persentase kemampuan berpikir dilihat dari hasil pretest dan postest di atas, peneliti melakukan perhitungan rata-ratanya sesuai dengan rumus yang terdapat pada BAB III. Hasil rata-rata Persentase kemampuan berpikir kritis untuk pretest sebesar 17 dengan kategori sangat tidak kritis dan untuk postest sebesar 23 dengan kategori sangat tidak kritis. Selain untuk melihat kemampuan berpikir kritis, pretest dan postest digunakan untuk melihat hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika materi segitiga dengan pendekatan saintifik. Berikut merupakan ketercapaian hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada tiap nomor baik dari pretest dan postest. Tabel 4.38 Persentase Perolehan Skor pada Pretest dan Postest Pretest Postest 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 59 30 54 78 16 85 26 48 42 3 Hasil perhitungan nilai yang diperoleh peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Berbah dalam pembelajaran matematika materi segitiga disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 4.39 Hasil Pretest dan Postest No Urut Hasil Belajar No Urut Hasil Belajar Pretest Postest Pretest Postest 1 13 51 17 45 41 2 30 23 18 46 48 3 42 32 19 54 40 4 55 19 20 31 11 5 60 49 21 46 19 6 56 28 22 29 9 7 29 20 23 59 66 8 45 18 24 40 42 9 44 13 25 30 46 10 48 22 26 49 50 11 62 50 27 48 49 12 36 19 28 50 67 13 46 31 29 58 32 14 12 9 30 38 - 15 37 21 31 67 34 16 17 4 32 60 42 Rata-rata 43,19 32,42 Simpangan Baku 14,06 16,91 Dari nilai hasil pretest dan postest di atas, peneliti melakukan perhitungan rata-ratanya sesuai dengan rumus yang terdapat pada BAB III. Hasil rata-rata untuk pretest sebesar 43,19 sedangkan untuk postest sebesar 32,42.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Matematika Kelas VII-E SMP Negeri 1 Jember;

0 12 256

Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Segitiga Kelas VII-E

0 3 6

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATEMATIKA PADA SISWA SMP KELAS VII

20 90 540

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL KELAS VII SMP NEGERI 2 TAMBANGAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 21

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE SQ3R DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA (Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 3 Karangdowo).

0 1 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN EKOSISTEM DENGAN PENDEKATAN CTL Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Dengan Pendekatan CTL Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sawit Tahun Ajaran 2006/2007.

0 0 14

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Matematika pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar di kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta, tahun ajaran 2016/2017.

3 38 152

Kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan pendekatan saintifik pada sub pokok bahasan segitiga kelas VII SMP Negeri 1 Berbah tahun ajaran 2016/2017.

0 0 291

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Matematika pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar di kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta, tahun ajaran 2016 2017

0 2 149

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PANDAK TAHUN AJARAN 20132014

0 0 10