Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Matematika pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar di kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta, tahun ajaran 2016/2017.

(1)

i

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII A SMP KANISIUS GAYAM

YOGYAKARTA, TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Selly Marselina Agustina Naji 121414118

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII A SMP KANISIUS GAYAM

YOGYAKARTA, TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Selly Marselina Agustina Naji 121414118

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan

kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria.

Keluarga tercinta: Bapak Geradus, Ibu Yovita, Adik Intan dan Tata yang selalu mendoakan dan mendukung saya.

Para sahabat dan teman-teman.

Almamaterku tercinta universitas sanata dharma


(7)

(8)

vii ABSTRAK

Selly Marselina Agustina Naji. 2016. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Matematika pada Sub Pokok Bahasan Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar Kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan sejauh mana manfaat penerapan pendekatan saintifik terhadap minat belajar siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam, Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 dalam proses pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif dan dilaksanakan pada bulan agustus 2016.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam, Yogyakarta sebanyak 25 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data minat belajar adalah angket minat belajar, sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar adalah tes hasil belajar.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) secara umum tes hasil belajar siswa belum maksimal, dari 24 siswa yang mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir pada setiap pembelajaran dan mengikuti tes akhir hanya tujuh siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (Nilai KKM = 73), (2) minat belajar siswa secara keseluruhan termasuk dalam kategori minat belajar tinggi.


(9)

viii

ABSTRACT

Selly Marselina Agustina Naji. 2016. The Implementation of Scientific Approach in Mathematics Learning on Sub Topics the Algebra Multiplication and Division Class VIII A Kanisius Gayam Junior High School Yogyakarta academic year 2016/2017. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Natural Science, Faculty of Teaching and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is aimed to know the learning results of the students and to what extend the benefits of the implementation of scientific approach towards the learning interest of students class VIII A Kanisius Gayam Junior High School, Yogyakarta academic year 2016/2017 in the process of learning mathematics on the sub topics the algebra multiplication and division. This research was a descriptive quantitative research and was done on August 2016.

The subjects of this research were 25 students of class VIII A Kanisius Gayam Junior High School, Yogyakarta. The instrument which was used to gather the data of the learning interest was a questionnaire on the learning interest. Meanwhile, the instrument which was used to gather the data of the learning results was the test of the learning results.

The results of this research showed that: (1) generally, the learning results of the students were not maximal. There were only 7 out of 24 students, who followed the learning from the beginning to the end and followed the final test, achieved the Minimum Completeness of Mastery score that is 73, (2) the students’ learning interest included in the high learning interest category.


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala berkat, rahmat dan anugerah yang dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Matematika pada Sub Pokok Bahasan Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar Kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma

4. Bapak Drs. Th. Sugiarto, M.T., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan kritik, saran, semangat, dan dorongan yang positif dalam menyelesaikan skripsi 5. Para Dosen penguji skripsi atas saran guna penyempurnaan penulisan


(11)

x

6. Ibu Nur Sukapti, S.Pd., selaku Kepala SMP Kanisus Gayam, Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian di SMP Kanisus Gayam, Yogyakarta.

7. Ir. Margaretha A D N, selaku guru kelas VIII A SMP Kanisus Gayam, Yogyakarta yang telah membantu peneliti dalam penelitian.

8. Seluruh siswa kelas VIII A SMP Kanisus Gayam, Yogyakarta yang telah bersedia berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian ini.

9. Bapa Geradus dan Mama Yovita tercinta yang selalu mendoakan, memberikan dukungan, kasih sayang, serta mebimbing dan menyemangati peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Intan Alviani Naji dan Lusia Talia Ayu Naji selaku adik yang selalu mendukung dan mendoakan kelancaran penyusunan skripsi ini.

11.Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan doa dan menyemangati penulis.

12.Sahabat-sahabatku Sasi, Vivia, Asri, Yopek, Selpa, Lita, Dian, Oca, Densy yang selalu membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman kelas C P. Mat 2012

14.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan semangat hingga skripsi ini selesai dengan lancar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi


(12)

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Batasan Istilah ... 5

G. Manfaat Penelitian ... 7

H. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Belajar dan Tipe-tipe Belajar ... 10

B. Hasil Belajar ... 12

C. Minat Belajar ... 14

D. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran ... 18

E. Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar ... 22

F. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik pada Sub Pokok Bahasan Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar... 25


(14)

xiii

1. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik ... 25

2. Pembelajaran Matematika pada Sub Pokok Bahasan Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar ... 26

G. Penelitian yang Relevan ... 28

H. Kerangka Berpikir ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 33

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

D. Bentuk Data ... 33

1. Data Hasil Belajar Siswa ... 33

2. Data Minat Belajar Siswa ... 34

E. Metode Pengumpulan Data ... 34

1. Tes Tertulis ... 34

2. Penyebaran Angket / Kuesioner ... 34

F. Instrumen Penelitian ... 35

1. Instrumen Pembelajaran ... 35

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 36

G. Metode Analisis Data ... 39

1. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 39

2. Analisis Data Hasil Angket Minat Belajar Siswa ... 42

H. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian ... 44

1. Tahap Perencanaan ... 44

2. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan ... 45

3. Tahap Pengolahan Data ... 46

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 47

1. Sebelum Penelitian ... 47

2. Deskripsi kegiatan belajar mengajar di kelas VIII A A SMP Kanisius Gayam pada setiap pertemuan ... .. 49


(15)

xiv

B. Tabulasi Data ... 54

1. Data Hasil Belajar Siswa ... 54

2. Data Angket Minat Belajar Siswa ... 55

C. Analisis Data ... 57

1. Analisis Pelaksanaan Penelitian ... 57

2. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 58

3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... 61

4. Analisis Data Angket Minat Belajar Siswa ... 62

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

E. Kekurangan Penelitian ... 68

BAB V PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Aspek-aspek dan Indikator Minat Belajar Siswa ... 17

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian ... 26

Tabel 2.3 Kegiatan Pembelajaran pada Materi Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar ... 27

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Ulangan Siswa ... 37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa ... 38

Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Validasi Butir Soal ... 40

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Reliabilitas Butir Soal ... 41

Tabel 3.5 Skor Angket Siswa ... 43

Tabel 3.6 Kategori Minat Belajar Siswa Berdasarkan Skor Total ... 43

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian ... 48

Tabel 4.2 Proses Pembelajaran Pertemuan Pertama ... 49

Tabel 4.3 Proses Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 51

Tabel 4.4 Proses Pembelajaran Pertemuan Ketiga ... 53

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A ... 54

Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Angket Minat Belajar Siswa ... 55

Tabel 4.7 Skor Jawaban Angket Minat Belajar Siswa ... 56

Tabel 4.8 Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 58

Tabel 4.9 Hasil Analisa Validitas Butir Soal ... 60

Tabel 4.10 Hasil Analisa Reliabilitas Butir Soal ... 60

Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Setelah Diklasifikasikan ... 61

Tabel 4.12 Kategori Minat Belajar Setiap Siswa ... 63

Tabel 4.13 Skor Total Setiap Pernyataan dan Aspek ... 64


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A

A.1 Surat Ijin Penelitian ... 76

A.2 Jadwal Penelitian ... 77

Lampiran B B.1 Daftar Nilai Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 79

B.2 Tabel R ... 80

B.3 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal ... 81

B.4 Perhitungan Uji Reliabilitas Butir Soal ... 86

Lampiran C C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 88

C.2 Soal Kerja Kelompok Siswa ... 94

C.3 Soal Tes Hasil Belajar ... 96

C.4 Kunci Jawaban ... 97

C.5 Lembar Angket Minat Belajar ... 99

Lampiran D D.1 Daftar Hadir Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Bayat ... 103

D.2 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A ... 105

D.3 Lembar Jawaban Tugas Kelompok ... 106

D.4 Lembar Jawaban Siswa pada Tes Hasil Belajar ... 108

D.5 Lembar Jawaban Siswa pada Angket Minat Belajar ... 123

Lampiran E E.1 Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan ke-1 ... 128


(18)

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap orang dikarenakan pendidikan dapat mengubah seseorang yang awalnya tidak mengetahui menjadi tahu serta dapat menjauhkan seseorang dari kebodohan. Pendidikan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas jika pendidikan itu berkualitas. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan dibutuhkan perubahan-perubahan yang sebaiknya dilakukan terus-menerus agar masyarakat dapat menyesuaikan diri pada perubahan zaman mengingat kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada era modern semakin pesat dari hari ke hari sehingga memberikan pengaruh besar terhadap pemerolehan informasi sebagai sumber belajar.

Pendidikan merupakan interaksi antar faktor yang terlibat di dalamnya guna mencapai tujuan pendidikan. Proses sederhana yang menggambarkan interaksi unsur pendidikan dapat secara jelas dilihat dalam proses belajar yang terjadi di lembaga pendidikan formal, tepatnya di kelas, yaitu manakala guru mengajarkan nilai-nilai ilmu dan keterampilan kepada murid dan karena murid menerima pengajaran tersebut terjadilah apa yang dinamakan proses belajar (S, Tatang:2012)

Berdasarkan pengalaman selama menjalani PPL di SMP Kanisius Gayam peneliti melihat bahwa guru masih menjadi pusat dan pemberi informasi sedangkan peserta didik hanya menjadi pendengar dan penerima


(20)

(21)

sehingga sebagian besar peserta didik menjadi manja, pemahaman akan materi yang diberikan masih sangatlah kurang, susah untuk diajak terlibat aktif dalam menggali suatu persoalan dan minat belajar yang kurang. Kurangnya minat belajar membuat proses pembelajaran sering terhambat, peserta didik cenderung malas dalam mengikuti proses pembelajaran yang menyebabkan siswa lupa pada materi yang telah diajarkan, sehingga banyak waktu yang terbuang karena harus mengulang kembali materi-materi sebelumnya. Hal ini pun berdampak besar terhadap hasil belajar peserta didik. Hasil belajar yang belum maksimal dengan rata-rata nilai pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar adalah 40,37 padahal standar ketuntasan yang ditentukan sekolah adalah 73.

Permasalahan diatas membuat peneliti tertarik untuk meneliti pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk membuat siswa dapat turut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Pendekatan yang diharapkan mampu untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar matematika dan meningkatkan hasil belajar.

Minat sangat penting dalam proses pembelajaran karena dengan tumbuhnya minat dapat menunjang prestasi belajar siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya minat belajar, salah satu diantaranya adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang menyenangkan akan menumbuhkan rasa tertarik dan keingintahuan untuk mendalami materi sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran dilakukan pendekatan. Pendekatan yang menarik akan menumbuhkan minat siswa dalam belajar dan lebih mengaktifkan lagi.


(22)

Melalui penerapan pendekatan saintifik yang diusung oleh kurikulum 2013 peneliti ingin membantu peserta didik agar dapat memahami perkalian dan pembagian bentuk aljabar. Langkah-langkah pendekatan saintifik yang meliputi 5M seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi/menalar dan mengkomunikasikan dapat dijadikan sebuah inovasi agar peserta didik dapat berpikir kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran perkalian dan pembagian bentuk aljabar sehingga peserta didik tidak hanya mengetahui fakta atau prinsip tetapi terampil dalam menerapkan pengetahuan pada kehidupan.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Matematika pada Sub Pokok Bahasan

Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar di Kelas VIII A SMP Kanisius

Gayam Tahun Ajaran 2016/2017.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut.

1. Guru masih menjadi pusat dan pemberi informasi dalam pembelajaran matematika.

2. Hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar belum maksimal..


(23)

3. Tingkat minat belajar siswa yang masih cenderung rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana hasil belajar siswa dan sejauh mana manfaat penerapan pendekatan saintifik terhadap minat belajar siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam, Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 dalam proses pembelajaran matematika dengan menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik yang meliputi 5M, yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi/menalar dan mengkomunikasikan serta lebih menghubungkan materi pembelajaran kedalam kehidupan sehari-hari.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan saintifik pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar?

2. Sejauh mana penerapan pendekatan saintifik dapat menumbuhkan minat peserta didik dalam pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar?


(24)

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan saintifik pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

2. Untuk mengetahui sejauh mana minat peserta didik dalam pembelajaran matematika dengan materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

F. Batasan istilah

Untuk membatasi istilah dan menjaga agar tidak menimbulkan berbagai penafsiran yang berbeda dari istilah-istilah yang ada, maka perlu diberikan penjelasan dan penegasan yang berkaitan dengan judul tersebut. Adapun penjelasan tersebut sebagai berikut.

1. Penerapan

Penerapan dapat diartikan sebagai proses menerapkan suatu hal yang telah ditentukan. Penerapan adalah suatu proses yang mempraktekan atau memakai suatu cara, teori, metode yang akan diaplikasikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang mengarah pada pengembangan keterampilan siswa dalam mengamati, menanya,


(25)

mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan untuk dapat mencari tahu suatu hal yang akan dipelajari.

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil penilaian yang diperoleh seseorang setelah menjalani proses kegiatan belajar-mengajar. Hasil belajar menunujukan kemampuan seseorang yang sebenarnya setelah mengikuti proses belajar-mengajar. Dengan adanya hasil belajar, seseorang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat memahami dan menangkap materi tertentu.

5. Minat belajar

Minat adalah rasa ketertarikan terhadap sesuatu dengan sendirinya tanpa ada pengaruh untuk melakukan apa yang ingin dilakukan dan tanpa ada yang menyuruh.

Berdasarkan batasan istilah yang telah dipaparkan diatas penelitian ini akan menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika


(26)

pada materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar. Peneliti ingin mengetahui apakah metode pembelajaran dengan pendekatan saintifik berpengaruh positif terhadap minat dan hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan saintifik ini diterapkan agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk menemukan masalah), merumuskan masalah, mengumpulkan data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep-konsep yang ditemukan.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Model pendekatan saintifik dapat dijadikan sebagai referensi dalam proses pembelajaran untuk menciptakan situasi belajar yang efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan prestasi prestasi belajar peserta didik serta meningkatkan wawasan guru. Dapat meningkatkan wawasan guru mengenai pendekatan saintifik dan dapat digunakan untuk menanamkan konsep dalam pembelajaran serta meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.


(27)

3. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti dalam melihat berbagai permasalahan di bidang pendidikan.

4. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi tambahan bagi para pembaca dalam memberikan variasi model pembelajaran matematika kepada peserta didik.

H. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal Skripsi

Pada bagian awal penulisan skripsi memuat beberapa halaman yang terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, lembar pernyataan persetujuan publikasi, halaman pengesahan, pernyataan keaslian karya, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi

Bagian isi memuat lima bab, yaitu sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini tentang teori-teori yang melandasi penelitian ini yaitu belajar dan tipe-tipe belajar, hasil belajar, minat


(28)

belajar, pendekatan saintifik dalam pembelajaran, perkalian dan pembagian bentuk aljabar, kegiatan pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat aspek-aspek metodologi penelitian yang mencakup jenis penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, tempat dan waktu peneltian, jenis data dan metode pengumpulan data, instrumen penelitian, keabsahan data

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai pelaksanaan penelitian, tabulasi data, analisis data, pembahasan hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan dan disertai tujuan penelitian serta berisikan saran-saran yang relevan dengan skripsi.

3. Bagian Akhir Skripsi

Pada bagian akhir penulisan skripsi memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


(29)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar dan Tipe-tipe Belajar

Menurut Burton (dalam M. Hosnan 2014:3) belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Kata kunci pendapat Burton adalah “interaksi”. Interaksi ini memiliki makna sebagai proses. Seseorang yang sedang melakukan kegiatan secara sadar untuk mencapai tujuan perubahan tertentu, maka orang tersebut dikatakan sedang belajar.

Menurut Woolfolk dan Nicolish (dalam M. Hosnan.2014:3) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang ada dalam diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah (1) berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, (2) berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman, (3) perubahan tingkah laku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman.

Menurut Ausubel (dalam Ratna Wilis Dahar.2011:94), belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada.


(30)

Ausubel dan Robinson (dalam Suyono dan Hariyanto, 2011:135) menjabarkan tipe-tipe belajar sebagai berikut.

1. Belajar Menerima (Reception Learning)

Bentuk belajar ini adalah berpusat pada guru. Materi pelajaran disusun, disiapkan dan disampaikan oleh guru. Siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru, dengan menghafal dan mencoba memahaminya.

2. Belajar Menghafal (Rote Learning)

Bentuk belajar ini berpusat pada aktivitas menghafal, mengulang-ulang apa yang dibaca dan didengar siswa. Istilah lain dari pembelajaran ini adalah belajar dengan pengulangan (learning by repetation) gagasan pokok, siswa akan semakin mudah menghafal jika terus melakukan pengulangan.

3. Belajar Menemukan ( Discovery Learning)

Bentuk belajar ini disebut pula belajar inkuiri (inquiri learning), yakni kegiatan belajar yang mengemukakan aktivitas anak. Belajar inkuiri menekankan proses pencarian, sedangkan belajar menemukan menekankan pada penemuannya. Bahan pembelajaran tidak disajikan sebagai bahan jadi, berupa pertanyaan terstruktur yang harus dijawab oleh siswa. Dengan menjawab pertanyaan, siswa akan mendapat pemahaman menyeluruh terhadap suatu obyek kajian. Pemahaman siswa juga dikembangkan secara bertingkat sesuai tingkat kedewasaan/ kematangan struktur kognitif siswa.


(31)

4. Belajar Bermakna (Meaningful Learning)

Bentuk belajar ini memperhitungkan dua hal penting yaitu: karakteristik bahan yang dipelajari dan struktur kognitif dari individu pembelajar. Bahan ajar haruslah bermakna, artinya dapat diwujudkan dalam istilah yang memiliki makna, konsep-konsep yang bermakna, atau hubungan antara dua atau lebih konsep yang memiliki makna. Bahan tersebut hendaknya dihubungkan dengan struktur kognitif siswa secara substansial dan beraturan.

Dari beberapa pengertian belajar tersebut dapat kita simpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan setiap orang untuk memperoleh pengetahuan. Belajar merupakan upaya untuk mencari tahu atau memahami suatu hal baik itu dalam hal pengetahuan maupun keterampilan sesuai dengan bahan yang dipelajari. Seseorang dikatakan belajar jika terjadi suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dan pola pikir. Belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain atau guru hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar dapat berhasil dengan baik. Belajar itu sendiri terbagi menjadi beberapa tipe. Tipe-tipe belajar ini dapat disesuaikan dengan kemampuan, pola pikir dan daya tangkap seseorang yang akan melakukan proses belajar.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan, keterampilan dan sifat seseorang dalam menyelesaikan satu hal.


(32)

Menurut Paul Suparno (dalam Sardiman, 2008: 38), hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya, serta tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Menurut Bloom dan ditulis lagi oleh W.S Winkel (1991:152-154), secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, sebagai berikut.

1. Ranah kognitif: berkenaan dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi.

2. Ranah afektif: berkenaan dengan sifat yang terdiri dari lima aspek yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan pembentukan pola hidup.

3. Ranah psikomotorik: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.

Benjamin S. Bloom (dalam Winkel, 1991:156) berpendapat bahwa hasil belajar dapat dikelompokan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu pengetahuan tentang fakta, pengetahuan tentang prosedural, pengetahuan tentang konsep dan pengetahuan tentang prinsip. Sedangkan, keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu: keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif, keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik, keterampilan bereaksi atau bersikap dan keterampilan berinteraksi. Untuk memperoleh


(33)

hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan.

Berdasarkan pengertian-pengertian hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian yang diperoleh seseorang setelah menjalani proses kegiatan belajar-mengajar. Hasil belajar menunujukan kemampuan seseorang yang sebenarnya setelah mengikuti proses belajar-mengajar. Dengan adanya hasil belajar, seseorang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat memahami dan menangkap materi tertentu. Hasil belajar tersebut dapat berupa kognitif, afektif dan psikomotorik yang penilaiannya melalui tes.

C. Minat Belajar

Minat berbeda dengan bakat, minat timbul bersumber dari hasil pengenalan dengan lingkungan, atau hasil berinteraksi dan belajar dengan lingkungannya. Bila minat terhadap sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka ia akan menjadi potensi bagi orang yang bersangkutan untuk dapat meraih sukses dibidang itu. Sebab minat akan melahirkan energi yang luar biasa untuk berjuang mendapat apa yang ia minati (Makmun Khairani, 2014:135)

Menurut Gunarso (dalam Makmun Khairani, 2014:136) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil


(34)

keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.

Menurut Hurlock (dalam Makmun Khairani, 2014:136) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara dan berubah-ubah. Minat adalah kecendrungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu (Winkel, 1991: 105).

Minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang untuk menaruh perhatian pada orang, situasi, atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas (Dimyati Mahmud, 1982). Pada umumnya ada beberapa indikator dan unsur yang mendukung minat belajar siswa.

Menurut H.C Wetherrington (Makmun Khairani, 2014:140), minat timbul karena adanya faktor intern dan ekstern yang menentukan minat seseorang. Dilihat dari dalam diri siswa minat dipengaruhi oleh cita – cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan dilihat dari faktor


(35)

luarnya minat mempunyai sifat yang tidak menerap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orangtua dan persepsi masyarakat terhadap suatu obyek serta latar belakang sosial budaya.

Menurut Makmur Khairani (2014:137) minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut. (1) Minat adalah suatu gejala psikologis; (2) Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik; (3) Adanya perasaan senang tehadap obyek yang menjadi sasaran; (4) Adanya kemauan atau kecendrungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.

Peneliti akan melihat bagaimana minat belajar siswa dengan memperhatikan aspek-aspek minat belajarnya. Setelah melakukan kajian teori mengenai minat belajar, peneliti menguraikan aspek-aspek dan indikator minat belajar siswa yang digunakan sebagai dasar dalam membuat instrumen untuk mengukur minat belajar siswa.

1. Pemusatan pikiran

Aspek ini diukur dengan melihat perhatian siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Pemusatan perhatian yang dimaksud disini adalah anak berkosentrasi dan tidak berulah dikelas.

2. Keterlibatan

Aspek ini diukur berdasarkan keterlibatan/ partisipasi siswa selama proses pembelajaran sehingga siswa dapat memahami suatu hal yang dipelajari.


(36)

3. Keberartian

Aspek ini diukur berdasarkan manfaat yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran.

4. Ketertarikan

Aspek ini diukur berdasarkan dengan perasaan siswa, dimana siswa menyukai atau menyenangi suatu hal.

5. Tanggapan

Aspek ini diukur berdasarkan sambutan siswa, dimana siswa memberi tanggapan terhadap suatu aktifitas.

Dari kelima aspek mengukur minat belajar diatas, dapat kita tentukan indikator minat belajar sebagai berikut.

Tabel 2.1. Aspek dan Indikator Minat

Aspek Indikator

Ketertarikan Siswa tertarik untuk mengikuti setiap proses pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Keberartian Mampu menilai manfaat dari pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Keterlibatan Siswa dapat terlibat/berpartisipasi aktif pada setiap proses dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik Tanggapan Siswa dapat memberi tanggapan terhadap

proses dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik

Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah rasa ketertarikan terhadap sesuatu dengan sendirinya tanpa ada


(37)

pengaruh untuk melakukan apa yang ingin dilakukan dan tanpa ada yang menyuruh.

D. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

1. Pengertian Pendekatan Saintifik.

Menurut M.Hosnan (2014:34) implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara langsung mengonstruk konsep hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

2. Karakteristik Pembelajaran dengan Metode Pendekatan Saintifik menurut M.Hosnan ( 2014:36)

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Berpusat pada siswa.

b. Melibatkan keterampilan prose sains dalam mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip.


(38)

c. Melibatkan proses-proses kogntif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

d. Dapat mengembangkan karakteristik siswa.

3. Tujuan Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik menurut M.Hosnan (2014:36)

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki tujuan sebagai berikut.

a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyesuaikan suatu masalah secara sistematik.

c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

e. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

f. Untuk mengembangkan karakter siswa.

4. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut M.Hosnan (2014:37)

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut.


(39)

b. Pembelajaran membentuk students self concept. c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum atau prinsip. e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan

berpikir siswa.

f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.

g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.

h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikontruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

5. Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik menurut M.Hosnan ( 2014:37-67)

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.

a. Mengamati (observing)

Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Metode observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,


(40)

orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. b. Menanya (Questioning)

Langkah ke dua pada pendekatan saintifik adalah menanya (questioning). Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati ( dimulai dari pertanyaan faktual sampai pertanyaan yang bersifat hipotetik).

c. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan megumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan untuk menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.

d. Mengolah Informasi (Associating)

Kegiatan belajar: mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

e. Mengkomunikasikan Pembelajaran

Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Dalam kegiatan


(41)

mengkomunikasikan, siswa diharapkan sudah dapat mempresentasikan hasil temuannya untuk kemudian ditampilkan di depan khayalak ramai sehingga rasa berani dan percaya dirinya dapat terasah.

Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran dengan metode pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang mengarah pada pengembangan keterampilan siswa dalam mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan untuk dapat mencari tahu suatu hal yang akan dipelajari.

E. Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar.

Perkalian dan pembagian bentuk aljabar adalah salah satu materi pembelajaran dikelas VIII semester 1 kurikulum KTSP terkait aljabar. Peneliti mengambil materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar dari buku Understanding Elementary Algebra & Geometry (Lewis Hirsch & Arthur Goodman: 2005) dan buku Matematika Kelas VIII (J. Dris & Tasari: 2011).

1. Pengertian Variabel, Koefisien, Konstanta dan Suku

Bentuk aljabar adalah bentuk yang diperoleh dari menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, membagikan dan menarik akar dari variabel dan/atau konstanta. Selanjutnya, pada bentuk aljabar terdapat unsur-unsur aljabar yang meliputi variabel, koefisien, konstanta, suku sejenis dan suku tak sejenis.


(42)

a. Variabel

Variabel (peubah) adalah simbol pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya. Variabel biasanya diwakili dengan huruf . b. Konstanta

Konstanta adalah sebuah simbol yang nilainya tetap. c. Suku

Suku adalah bentuk aljabar yang seluruh bagiannya dihubungkan oleh perkalian dan/atau pembagian.

Dua buah suku dikatakan sejenis jika keduanya konstanta atau bagian non koefisen dari suku itu sama. Lalu dua suku yang tidak memenuhi kriteria diatas disebut suku tidak sejenis.

d. Koefisien.

Koefisen adalah pengali konstan dari sebuah suku.

2. Perkalian Bentuk Aljabar.

a. Beberapa sifat penting yang berlaku pada perkalian bentuk aljabar adalah sebagai berikut.

1) Sifat Komutatif

Jika a dan b merupakan bentuk aljabar maka berlaku sifat komutatif

2) Sifat asosiatif

Jika a,b, dan c merupakan bentuk aljabar maka berlaku sifat asosiatif


(43)

Jika a dan b merupakan bentuk aljabar, maka berlaku: a) Sifat distributif penjumlahan, b) Sifat distributif pengurangan, b. Perkalian suatu Bilangan dengan Suku Dua.

c. Perkalian suku dua dengan suku dua

3. Pembagian Bentuk Aljabar.

Hasil pembagian dua bentuk aljabar dapat diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar tersebut, kemudian melakukan pembagian pada pembilang dan penyebutnya. Berikut merupakan sifat-sifat yang berlaku pada pembagian bentuk aljabar.

a.

,

b.

c.

d. Sifat distributif pemangkatan terhadap pembagian


(44)

2)

F. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik pada Sub

Pokok Bahasan Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar.

Menurut Suherman, 1992 (dalam Asep Jihad & Abdul Haris, 2012:11) pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antar peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap.

Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cendrung lebih dominan pada siswa, sedangkan mengajar secara instruksional dilakukan oleh guru. Jadi, istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar (Ahmad Susanto,2013:18).

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan guru untuk mentransfer pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa. Pembelajaran juga merupakan usaha dari guru untuk membuat siswa belajar. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik dan pembelajaran matematika pada pokok bahasan aljabar.

1. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,


(45)

mengolah informasi/menalar dan mengkomunikasikan. Jadi, pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik ini adalah suatu kegiatan belajar-mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendorong kemampuan berpikir dan komunikasi siswa. Disini siswa diajak untuk mengamati, merumuskan lalu mengumpulkan data terkait materi yang dipelajari setelah itu mengolah data tersebut dan menarik kesimpulan atas apa yang sudah mereka dapatkan.

2. Pembelajaran Matematika pada Sub Pokok Bahasan Perkalian dan

Pembagian Bentuk Aljabar.

Materi pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian.

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1Menentukan operasi bentuk aljabar

1.1.1 Menjelaskan pengertian koefisien, variabel, konstanta, pangkat atau ekponen, derajat, suku satu, suku dua, suku tiga dan suku – suku sejenis.

1.1.2. Mampu menentukan hasil perkalian bentuk aljabar

1.1.3. mampu menentukan hasil pembagian bentuk aljabar

Dalam pembelajaran melalui metode pembelajaran dengan pendekatan saintifik ada lima aspek yang dikembangkan, yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah


(46)

informasi/menalar dan mengkomunikasikan. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar akan dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 2.3. Kegiatan Pembelajaran pada Materi Perkalian dan

Pembagian Bentuk Aljabar

Tahap Kegiatan

Jenis Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan Inti

Mengamati  Menunjukan suatu soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan mengubahnya kedalam bentuk persamaan aljabar

 Memberikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian bentuk aljabar

 Memperhatikan dan mengamati soal cerita yang diberikan oleh guru

 Berdiskusi untuk mencari solusi terkait masalah yang diberikan guru

Menanya  Mengajukan pertanyaan kepada siswa akan masalah kontekstual yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

 Memberikan

tanggapan terhadap masalah tentang perkalian dan pembagian bentuk aljabar yang diajukan oleh guru.

Mengumpulkan informasi

 Mengarahkan siswa untuk mencari tahu tentang hal-hal yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

 Mendampingi siswa dalam mengumpulkan informasi mengenai perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

 Mengumpulkan informasi mengenai perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

Menalar  Mendampingi setiap kelompok dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan mengenai perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

 Menganalisis dan menarik kesimpulan dari semua data tentang perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

Mengkomunikas ikan

 Meminta berberapa kelompok yang dipilih

 Mempresentasikan hasil analisis dan


(47)

Tahap Kegiatan

Jenis Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa secara acak untuk

mempresentasikan hasil analisis dan kesimpulan akan perkalian dan pembagian bentuk aljabar yang telah diperoleh.

 Memberikan penguatan

kesimpulan iformasi yang telah diperoleh mengenai perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

Pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar dalam penelitian ini merupakan kegiatan belajar-mengajar dimana guru mengajarkan materi pembelajaran kepada siswa berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi seperti yang telah diuraikan diatas dan siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai. Adapun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sebagai berikut:

1. Siswa mampu menjelaskan pengertian koefisien, variabel, konstanta, suku satu, suku dua, suku tiga dan suku – suku sejenis.

2. Siswa mampu menyelesaikan operasi perkalian bentuk aljabar 3. Siswa mampu menyelesaikan operasi pembagian bentuk aljabar.

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Yuliana Pebri Heriawati salah satu mahasiswa pendidikan Matematika angkatan 2011 melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Metode Mind Mapping Pada Pembelajaran Matematika di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Ditinjau Dari Motivasi, Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa”. Penelitian tersebut bertujuan (1) untuk mengetahui


(48)

bagaimana keterlaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik yang dikombinasi dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran dikelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, (2) untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa-siswi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratif yang bersifat deskriptif yang berusaha mengeksplorasi suatu pendekatan atau metode untuk meneliti suatu fenomena tertentu. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII B (kelas eksperimen) dengan siswa sejumlah 37 orang dan VIII A (kelas kontrol) berjumlah 31 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari: (1) angket/kuesioner untuk mengetahui tingkat motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping, (2) observasi untuk mengumpulkan data atau informasi tentang fenomena-fenomena yang terjadi dikelas saat pembelajaran berlangsung, (3) instrumen tes hasil belajar siswa berupa tes kemampuan awal dan tes prestasi belajar, (4) wawancara sebagai penguat atau pendukung data lain guna menganalisis motivasi belajar siswa dan keaktifan siswa. Berdasarkan hasil angket/kuesioner yang disebarkan kepada tidap siswa dan wawancara terhadap beberapa orang siswa yang dipilih secara acak rata-rata respon/tanggapan siswa adalah mereka lebih mudah memahami materi dengan baik dan termotivasi untuk belajar.


(49)

Hasil belajar siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping lebih baik meskipun belum maksimal. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa 72,1. Jadi, hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping dalam pembelajaran metematika berpengaruh positif terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.

H. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan upaya untuk mencari tahu atau memahami suatu hal baik itu dalam hal pengetahuan maupun keterampilan sesuai dengan bahan yang dipelajari. Belajar merupakan kewajiban setiap siswa. Dengan belajar, siswa memperoleh kesempatan untuk mendapat hasil belajar yang memuaskan. Walaupun belajar sangatlah penting, masih banyak siswa yang kurang berminat untuk belajar. Ada berbagai faktor yang dapat memicu hal tersebut, salah satu yang penulis temukan adalah kurangnya minat. Minat itu sendiri merupakan rasa ketertarikan terhadap sesuatu dengan sendirinya tanpa ada pengaruh untuk melakukan apa yang ingin dilakukan dan tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar adalah salah satu faktor yang mempunyai peranan dalam meningkatkan hasil belajar. Siswa yang tidak memiliki minat belajar cenderung malas dan kurang bergairah ketika belajar. Untuk meningkatkan minat belajar maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat menghidupkan suasana belajar-mengajar yang lebih kondusif. Metode yang dapat diterapkan adalah metode pembelajaran dengan pendekatan saintifik.


(50)

Metode ini lebih menekankan pada keterampilan proses sehingga dapat membantu siswa untuk memahami materi pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar. Pendekatan saintifik mengarahkan siswa untuk mencari tahu dan menggali suatu permasalahan sendiri, dengan demikian siswa dituntut untuk aktif mencari informasi dan mengembangkannya sesuai ide-ide dan pemikiran mereka sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir. Siswa tidak sekedar diajarkan untuk menghafalkan rumus saja melainkan dituntut agar bisa mengaplikasikan pembelajaran matematika kedalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran dengan penerapan pendekatan saintifik ini bertujuan untuk melatih siswa mengembangkan ide-ide dan pemikiran mereka. Apabila siswa sudah terlatih untuk mengembangkan ide-ide dan pemikiran mereka maka pola pikir siswa dapat berkembang dengan sendirinya. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa ketika pembelajaran. Siswa diharapkan dapat lebih mengerti materi yang diberikan karena pembelajaran dengan pendekatan saintifik mengembangkan pola pikir siswa. Hal-hal ini diharapkan dapat peneliti temukan dalam pembelajaran dengan menggunakan


(51)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang menerapkan suatu pendekatan atau metode tertentu guna meneliti setiap kejadian yang peneliti lihat dalam pembelajaran matematika. Menurut Zainal Arifin (2011:54), penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel. Perbedaan antara penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif adalah dalam sifat kajiannya, penelitian deskriptif kuantitatif gambarannya menggunakan ukuran, jumlah atau frekuensi, sedangkan dalam penelitian deskriptif kualitatif lebih memperhatikan karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan (Nana Syaodih, 2011: 72-73).

Peneliti mendeskripsikan data kuantitatif berupa jumlah skor tes untuk melihat hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar dan angket untuk mengetahui sejauh mana pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika terhadap minat belajar siswa kelas VIII A SMP Kanisus Gayam tahun ajaran 2016/2017 pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar.


(52)

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam yang berjumlah dua puluh lima orang siswa.

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar melalui pendekatan saintifik.

b. Minat belajar peserta didik dengan diterapkannya pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika pada materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian : SMP Kanisius Gayam Pengumpulan Data : 2 Agustus-10 Agustus 2016

D. Bentuk Data

1. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar peserta didik diperoleh dari hasil tes belajar. Setelah semua materi pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar telah selesai dipelajari, diadakan tes hasil belajar untuk mengetahui


(53)

bagaimana hasil belajar siswa setelah melalui proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

2. Data Minat Belajar Peserta Didik

Data minat belajar peserta didik diperoleh dari angket minat yang peneliti berikan diakhir penelitian.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Tes Tertulis.

Dalam penilaian hasil belajar, guru biasanya melakukan pengukuran untuk menguji sejauh mana hasil belajar siswanya, pengukur ini sering disebut tes. Tes adalah suatu teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden (Zainal Arifin 2011: 226). Tes digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan dalam kegiatan belajar-mengajar.

2. Penyebaran Angket

Zainal Arifin (2011:228) menyatakan bahwa angket merupakan instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai minat peserta didik dalam pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar dengan metode pendekatan saintifik.


(54)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Mutu instrumen akan menentukan mutu data yang digunakan dalam penelitian. Instrumen harus dibuat sebaik-baiknya. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data (Zainal Arifin, 2011:225).

1. Instrumen Pembelajaran.

Pembelajaran merupakan proses dasar dari pendidikan, dari sanalah lingkup terkecil secara formal yang menentukan dunia pendidikan berjalan baik atau tidak. Pembelajaran merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi komunikasi belajar mengajar antara guru, peserta didik, dan komponen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Untuk mencapai suatu pembelajaran yang baik maka dibutuhkan suatu instrumen pembelajaran. Dalam penelitian ini instrumen pembelajaran berupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran.

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik


(55)

untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreaitivitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembuatan RPP dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika ini tetap menggunakan ketetapan kurikulum KTSP, materi dalam RPP adalah perkalian dan pembagian bentuk aljabar. RPP ini berisikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran serta kegiatan inti yang meliputi: mengamati, menanya, menalar, dan mengkomunikasikan (dalam tabel 2.2). Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilakukan dalam empat kali pertemuan dengan rincian tiga kali pertemuan dengan pemberian materi dan satu kali pertemuan digunakan untuk tes hasil belajar, sehingga RPP dibuat tiga kali pertemuan (1 jam pertemuan 40 menit).

2. Instrumen Pengumpulan Data.

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitiannya. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam instrumen pengumpulan data ada dua macam, yaitu teknik tes dan nontes. Tes memiliki sifat mengukur, sedangkan nontes memiliki sifat menghimpun.

a. Tes Hasil Belajar Peserta Didik

Bentuk tes akhir yang digunakan pada pembelajaran ini berupa essay. Tes akhir ini dilaksanakan pada saat semua rangkaian


(56)

pembelajaran dengan materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar telah diberikan. Peserta didik mengerjakan tes akhir sesuai dengan kisi-kisi yang di rancang peneliti. Tes akhir ini untuk menguji sejauh mana hasil yang dicapai peserta didik setelah pembelajaran dengan penerapan pendekatan saintifik. Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes akhir.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Soal Ulangan Siswa

KD Indikator Aspek

Penilaian No Soal Jumlah soal 1.2Menguraikan bentuk aljabar kedalam faktor – faktornya.

Menentukan koefisisen, variabel dan konstanta pada suatu persamaan bentuk aljabar

C2 1 1

Menyelesaikan persoalan bentuk aljabar yang ada pada kehidupan sehari-hari

C3 4,5 2

Menyelesaikan operasi perkalian bentuk aljabar

C2 2a,2b ,2c,

3

Menyelesaikan operasi pembagian bentuk aljabar

C2 3a,3b 2

Keterangan :

C1: Aspek Pengetahuan C2: Aspek Pemahaman C3: Aspek Penerapan C4: Aspek Analisis C5: Aspek Sintesis C6: Aspek Evaluasi b. Angket

Angket diberikan kepada peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan ulangan harian. Angket ini digunakan peneliti untuk memperoleh data


(57)

mengenai minat belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika dengan metode pendekatan saintifik. Angket terdiri dari 20 item pertanyaan untuk memperoleh data mengenai minat belajar siswa kelas VIII A A SMP Kanisius Gayam, Yogyakarta. Angket minat belajar siswa disusun berdasarkan aspek-aspek yang perlu diukur untuk mengetahui minat belajar siswa, seperti yang telah dipaparkan pada tabel 2.1 mengenai aspek dan indikator minat. Berikut ini merupakan tabel kisi-kisi angket minat belajar siswa.

Tabel 3.2.Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa

No Aspek Indikator

Nomor Butir Jumlah Item Soal Positif Negatif

1 Ketertarikan Siswa tertarik untuk mengikuti setiap proses pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik

2, 14 1, 11 4

2 Keberartian Mampu menilai manfaat dari pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

3, 7, 12 4, 8, 18 6

3 Keterlibatan Siswa dapat terlibat/berpartisipasi aktif pada setiap proses dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik

5, 15,

17 6, 16,13 6

4 Tanggapan Siswa memberi tanggapan terhadap proses pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik

10, 19, 9, 20 4


(58)

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes

a. Analisis validitas butir soal

Uji validitas dilakukan pada kelas yang bukan merupakan kelas eksperimen tetapi masih diampu oleh guru mata pelajaran yang sama. Kelas yang digunakan peneliti adalah kelas VIII A-B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Pada penelitian ini, untuk menentukan validitas instrumen soal tes akhir, peneliti menggunakan validitas butir isi dan butir item. Untuk validitas isi dilihat dilihat berdasarkan kisi-kisi pembuatan soal tes akhir. Untuk menentukan validitas butir item, peneliti meggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut.

Keterangan = statistika korelasi product moment

x = skor yang diperoleh peserta tes pada setiap butir soal y = skor total yang diperoleh peserta tes

= banyaknya peserta tes yang menjawab benar = jumlah skor total peserta tes


(59)

Suatu instrumen dikatakan valid apabila perhitungan

sedangkan apabila perhitungan maka

instrumen tersebut dikatakan tidak valid sehingga instrumen tidak dapat digunakan (Suharsimi Arikunto, 2002:146), dengan kata lain instrumen harus diperbaiki. Berikut ini merupakan formula korelasi Product-Moment yang digunakan untuk menghitung validitas soal.

Tabel 3.3.Interpretasi Tingkat Validasi Butir Soal Koefisien Korelasi ( ) Kualifikasi 0,80 Sangat Tinggi

0,60 Tinggi

0,40 Cukup

0,20 Rendah

0,00 Sangat Rendah

(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2012: 89)

Selain melakukan uji validitas terhadap instrumen, peneliti juga mengkonsultasikan instrumen kepada dosen pembimbing untuk mengecek kualitas instrumen yang telah dibuat oleh peneliti.

b. Uji Reliabilitas Instrumen Tes

Pengujian reliabilitas pada instrumen yang akan digunakan yaitu

Cronbach’s Alpha atau Koefisien Alpha. Adapun rumus yang

digunakan untuk menghitung Koefisien Alpha adalah sebagai berikut.


(60)

( )

Keterangan:

= koefisien reliabilitas instrumen = jumlah butir soal

∑ = jumlah varian butir soal = varian skor total

Apabila 0,6 maka soal dapat dikatakan reliabel. Interpretasi tingkat reliabilitas butir soal dapat dilihat dari besar koefisien reliabilitas instrumen( ) dan disesuaikan dengan tabel berikut ini.

Tabel 3.4. Interpretasi Tingkat Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Reliabilitas Kualifikasi 0,90 Sangat Tinggi

0,70 Tinggi

0,40 Cukup

0,20 Rendah

Sangat Rendah

(Sumber: Asep Jihad dan Abdul Haris, 2013: 181) c. Tindak lanjut Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Selama pelaksanaan penelitian ini berlangsung, peneliti selalu berkonsultasi dan meminta masukan kepada dosen pembimbing dan guru matematika SMP Kanisius Gayam dalam penyusunan instrumen tes. Hal ini bertujuan untuk melihat kesesuaian instrumen yang telah disusun dengan materi dan


(61)

kemampuan siswa. Setelah instrumen telah mendapat persetujuan dari dosen dan guru matematika, peneliti melakukan uji coba validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Instrumen yang dilakukan uji coba adalah instrumen tes. Peneliti melakukan uji coba instrumen tes ini pada kelas lain yang materinya telah sedikit mendahului kelas eksperimen tetapi dengan guru pengampu yang sama. Setelah dilakukan uji coba dan berdasarkan perhitungan validitas butir soal instrumen tes tersebut dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Setelah itu dilakukan pula perhitungan reliabilitas dan dinyatakan bahwa instrumen tes tersebut reliabel dengan interprestasi sedang. Dalam uji coba instrumen tes, siswa dikelas uji coba diberikan waktu 40 menit atau satu jam pelajaran untuk mengerjakannya.

2. Analisis Data Hasil Angket Minat Belajar Siswa

Angket minat belajar siswa berisi 20 aitem pernyataan dengan nilai tertingginya adalah 80 dan nilai terendahnya adalah 20. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2010: 134), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pemberian skor dalam jawaban angket minat belajar siswa adalah sebagai berikut.


(62)

Tabel 3.5. Skor Angket Siswa

Alternatif Jawaban

Skor Pernyataan Positif Negatif

SS 4 1

S 3 2

TS 2 3

STS 1 4

Kategori minat belajar siswa dilihat berdasarkan skor total yang diperoleh siswa. Untuk menentukan kategori minat belajar berdasarkan skor total, peneliti menggunakan pendekatan Sturges. Menurut Zainal Mustafa (2009: 149), pendekatan Sturges merupakan pendekatan dimana setiap skor akan mempunyai interval yang sama. Sebelumnya, interval setiap skor dicari dengan cara sebagai berikut:

Skor maksimum = 4 x 20 = 80 Skor minimum = 1 x 20 = 20 Range (jarak) = 80 – 20 = 60 Banyaknya kategori = 5

Interval setiap kategori adalah:

Jadi, skor untuk setiap kategori dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6. Kategori Minat Belajar Berdasarkan Skor Total

Skor Total (S) Kategori Minat Belajar

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah


(63)

Minat belajar setiap siswa dilihat dari perolehan skor total setiap siswa dan dikategorikan sesuai dengan tabel 3.5 sebagai tolak ukurnya. Sedangkan minat belajar siswa secara keseluruhan dapat dilihat dari kategori minat belajar siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam yang memiliki frekuensi paling besar.

Setelah itu, untuk menghitung persentase ketercapaian setiap aspek minat belajar siswa secara keseluruhan digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

P = persentase ketercapaian setiap aspek motivasi belajar. ST = skor total yang diperoleh setiap aspek.

SM = skor maksimum setiap aspek.

H. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakuka persiapan-persiapan sebagai berikut. a. Menghubungi pihak sekolah yang akan dijadikan sebagai subyek

peneliti.

b. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran matematika kelas VIII A SMP Kanisius Gayam.


(64)

c. Menyusun dan menyiapkan instrumen pembelajaran seperti Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang diajarkan. RPP dibuat untuk tiga pertemuan.

d. Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data kuantitatif berupa soal tes akhir tentang pemfaktoran aljabar dan angket/kuesioner untuk mengetahui sejauh mana pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika terhadap minat belajar siswa .

e. Menyusun dan menyiapkan media pembelajaran berupa soal-soal latihan, lembar kerja siswa dengan sub pokok bahasan pemfaktoran aljabar.

f. Meminta pendapat guru dan kakak tingkat yang sedang menempuh pendidikan S2 mengenai perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang telah digunakan untuk mengetahui kelayakannya.

2. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan

Dalam tahap ini, peneliti melakukan beberapa hal yang diperlukan dalam penelitian ini, antara lain:

a. peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dengan metode penerapan pendekatan saintifik

b. peneliti mengadakan tes hasil belajar yang berkaitan dengan materi yang digunakan dalam penelitian

c. peneliti membagikan angket/kuesioner minat belajar kepada seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian


(65)

3. Tahap Pengolahan Data

Dalam tahap pengolahan data, peneliti mengolah data yang telah diperoleh selama melaksanakan penelitian untuk mendapatkan suatu kesimpulan.


(66)

47

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA,

DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

1. Sebelum Penelitian

Mengacu pada alasan yang telah dipaparkan pada pada bab I peneliti memilih melakukan penelitian di SMP Kanisus Gayam yang merupakan tempat peneliti melakukan program praktek lapangan (PPL).

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk melihat kondisi kelas yang akan digunakan. Peneliti melakukan uji coba instrumen tes pada kelas berbeda dengan guru pengampu yang sama dan materinya sudah mendahului materi dari kelas yang akan peneliti gunakan. Pembuatan soal sudah dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing dan guru sebelum digunakan.

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan dengan rincian tiga kali pertemuan untuk pemberian materi dengan alokasi waktu 6 40 menit, satu pertemuan uji coba tes belajar yang dilaksanakan pada kelas VIII B dengan alokasi waktu 1 40 menit


(67)

untuk tes hasil belajar dengan alokasi waktu 40 menit. Berikut ini adalah jadwal penelitian

Tabel 4.1.Jadwal Penellitian

Pertemuan Hari/Tanggal Waktu Keterangan

Pertama Selasa, 2 Agustus 2016

08.40-09.40 Istirahat 09.40-10.25

Pemberian materi perkalian bentuk aljabar

Kedua Rabu, 3 Agustus 2016

10.25-11.55

Pemberian materi pembagian bentuk aljabar

Ketiga Sabtu, 6 Agustus 2016

10.25-11.10

Uji coba tes hasil belajar pada kelas VIII A B

Keempat

Selasa, 9 Agustus 2016

08.40-09.40 Istirahat 09.40-10.25

Pemberian materi pembagian bentuk aljabar

Kelima Rabu , 10 Agustus 2016

10.25-11.55

Tes hasil belajar dan pengisian angket minat belajar

Rencana awal dalam penelitian ini, peneliti berperan menjadi observer sedangkan guru melakukan pembelajaran dengan metode pendekatan saintifik di kelas VIII A sesuai dengan RPP yang telah peneliti siapkan. Namun, menurut guru akan lebih baik jika peneliti sendiri yang melakukan pembelajaran tersebut karena peneliti lebih paham dan lebih tahu langkah-langkah apa yang harus dilakukan. Hingga akhirnya penelti sendiri yang melakukan pembelajaran di kelas VIII A dengan metode pendekatan saintifik sesuai RPP yang peneliti siapkan.


(68)

2. Deskripsi kegiatan belajar mengajar di kelas VIII A SMP

Kanisius Gayam pada setiap pertemuan.

a. Pertemuan pertama.

Pertemuan pertama, peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada siswa serta memberi tahu tujuan peneliti mengajar di kelas tersebut. Setelah perkenalan dirasa cukup peneliti mengecek kehadiran siswa dan langsung memulai pembelajaran. Pada awal pembelajaran peneliti meminta siswa untuk membentuk kelompok, dalam satu kelompok maksimal enam siswa, dari 25 siswa terbentuk empat kelompok. Dalam mengajar peneliti menerapkan metode pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika pada materi sub pokok bahasan perkalian dan pembagian. Berikut ini adalah gambaran yang terjadi saat pembelajaran.

Tabel 4.2.Proses Pembelajaran Pertemuan Pertama

Jenis Kegiatan Kegiatan Peneliti Kegiatan Siswa

Mengamati 

Mengarahkan siswa untuk mengamati sifat-sifat yang berlaku pada penjumlahan bentuk aljabar.

 Memperhatikan penjelasan peneliti.

Menanya 

Meminta siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti dari kegiatan mengamati.

 Menunjuk siswa untuk menjawab permasalahan yang

 Menanggapi permasalahan atau pertanyaan yang peneliti berikan

 Menjawab sesuai pendapat kelompok (setiap anggota


(69)

Jenis Kegiatan Kegiatan Peneliti Kegiatan Siswa

peneliti berikan. kelompok berhak memberikan pendapatnya) Mengumpulkan

Informasi

 Mengarahkan kegiatan yang akan dilakukan siswa

 Mendampingi setiap

kelompok dalam

mengumpulkan informasi.

 Meminta siswa untuk mencari informasi apakah sifat-sifat pada penjumlahan bentuk aljabar berlaku pada perkalian bentuk aljabar.

 Memanfaatkan buku paket sebagai sumber informasi.

Menalar 

Membagikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompok.

 Mendampingi kelompok dalam memahami sifat-sifat penjumlahan aljabar yang berlaku pada perkalian bentuk aljabar.

 Berdiskusi memahami sifat-sifat penjumlahan aljabar yang berlaku pada perkalian bentuk aljabar.

Mengkomunikasikan 

Menunjuk salah seorang siswa untuk menjadi perwakilan kelompok yang akan menjelaskan hasil kerja kelompoknya.

 Mewakili kelompok untuk menjelaskan hasil kerja kelompoknya.

Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang telah peneliti siapkan, namun saat proses mengamati peneliti diminta siswa untuk memberi penjelasan tentang penjumlahan bentuk aljabar karena sebagian dari mereka masih belum sepenuhnya memahami penjumlahan bentuk aljabar, sehingga mereka kesulitan untuk membuktikan sifat-sifat yang berlaku pada penjumlahan bentuk aljabar. Jika masih ada anggota kelompok yang belum memahami perkalian bentuk aljabar, peneliti meminta supaya anggota kelompok yang sudah memahami perkalian bentuk aljabar untuk menjelaskannya.


(70)

Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan meminta siswa untuk mempelajari materi pembagian bentuk aljabar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan ke-2, peneliti langsung mengawali pembelajaran dengan memberi salam dan mengecek kehadiran siswa. Seluruh siswa kelas VIII A hadir dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-2. Setelah itu, peneliti melaksanakan seluruh kegiatan pendahuluan pembelajaran sesuai dengan RPP. Berikut ini adalah gambaran yang terjadi saat pembelajaran.

Tabel 4.3.Proses Pembelajaran Pertemuan kedua

Jenis Kegiatan Kegiatan Peneliti Kegiatan Siswa

Mengamati 

Mengarahkan siswa untuk mengamati sifat-sifat yang berlaku pada pembagian bentuk aljabar.

 Menerangkan kepada siswa pembagian bentuk aljabar dengan cara bersusun

 Memperhatikan penjelasan peneliti.

 Menyampaikan contoh-contoh yang membuktikan sifat-sifat penjumlahan bentuk aljabar.

Menanya 

Meminta siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti dari kegiatan mengamati.

 Menunjuk siswa untuk menjawab permasalahan yang peneliti berikan.

 Menanggapi permasalahan atau pertanyaan yang peneliti berikan

 Menjawab sesuai pendapat kelompok (setiap anggota kelompok berhak memberikan pendapatnya) Mengumpulkan

Informasi

 Mengarahkan siswa untuk menuliskan informasi-informasi terkait dengan

 Siswa mencari informasi yang berkaitan dengan pembagian bentuk aljabar.


(71)

Jenis Kegiatan Kegiatan Peneliti Kegiatan Siswa pembagian bentuk aljabar.

 Mendampingi setiap kelompok dalam mengumpulkan informasi.

 Memanfaatkan buku paket sebagai sumber informasi.

Menalar 

Membagikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompok.

 Mencermati setiap kelompok dan membantu kesulitan yang dialami siswa.

 Berdiskusi mengerjakan soal yang diberikan.

 Siswa bertanya bila mengalami kesulitan.

Mengkomunikasikan 

Menunjuk salah seorang siswa untuk menjadi perwakilan kelompok yang akan menjelaskan hasil kerja kelompoknya.

 Mewakili kelompok untuk menjelaskan hasil kerja kelompoknya.

Pada pertemuan kedua ini para siswa masih kelihatan kebingungan sehingga peneliti harus lebih banyak memberi penjelasan pada setiap kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan. Pada akhir pembelajaran peneliti memberikan soal-soal kepada siswa sebagai bahan pelajaran dirumah, bila menemukan kesulitan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ke-3 kegiatan pembelajaran berlangsung seperti pada pertemuan pertama dan kedua. Berikut ini adalah gambaran yang terjadi saat pembelajaran.


(1)

128

Lampiran E1


(2)

(3)

130

E2


(4)

ABSTRAK

Selly Marselina Agustina Naji. 2016. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Matematika pada Sub Pokok Bahasan Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar Kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan sejauh mana manfaat penerapan pendekatan saintifik terhadap minat belajar siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam, Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 dalam proses pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif dan dilaksanakan pada bulan agustus 2016.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam, Yogyakarta sebanyak 25 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data minat belajar adalah angket minat belajar, sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar adalah tes hasil belajar.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) secara umum tes hasil belajar siswa belum maksimal, dari 24 siswa yang mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir pada setiap pembelajaran dan mengikuti tes akhir hanya tujuh siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (Nilai KKM = 73), (2) minat belajar siswa secara keseluruhan termasuk dalam kategori minat belajar tinggi.


(5)

ABSTRACT

Selly Marselina Agustina Naji. 2016. The Implementation of Scientific Approach in Mathematics Learning on Sub Topics the Algebra Multiplication and Division Class VIII A Kanisius Gayam Junior High School Yogyakarta academic year 2016/2017. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Natural Science, Faculty of Teaching and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is aimed to know the learning results of the students and to what extend the benefits of the implementation of scientific approach towards the learning interest of students class VIII A Kanisius Gayam Junior High School, Yogyakarta academic year 2016/2017 in the process of learning mathematics on the sub topics the algebra multiplication and division. This research was a descriptive quantitative research and was done on August 2016.

The subjects of this research were 25 students of class VIII A Kanisius Gayam Junior High School, Yogyakarta. The instrument which was used to gather the data of the learning interest was a questionnaire on the learning interest. Meanwhile, the instrument which was used to gather the data of the learning results was the test of the learning results.

The results of this research showed that: (1) generally, the learning results of the students were not maximal. There were only 7 out of 24 students, who followed the learning from the beginning to the end and followed the final test, achieved the Minimum Completeness of Mastery score that is 73, (2) the students’ learning interest included in the high learning interest category.


(6)

Dokumen yang terkait

Efektifitas model simulasi bertingkat pada pembelajaran matematika sub pokok bahasan menghitung nilai fungsi siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 10 Jember tahun ajran 2006/2007 (Studi pada mahasiswa ppl Program studi pendidikan fisika FKIP Unej ta

1 6 107

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan malalui pendekatan palkam pada siswa SD

1 10 200

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 48