Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

kritis dan hasil belajar peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Berbah dalam mempelajari materi segitiga dengan pendekatan saintifik.

1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik telah dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Pada analis tersebut dibagi menjadi tiga kategori yaitu tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Pada tahap inti memuat kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan. Berikut merupakan penjelasan kategori-kategori yang telah dijelaskan di atas. Secara kuantitatif, pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan terakhir dilihat dari segi guru adalah 79. Persentase tersebut termasuk dalam kategori Cukup. Sedangkan apabila dilihat dari keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran pendekatan saintifik dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan terakhir adalah 73. Persentase tersebut termasuk dalam kategori Cukup. Berikut merupakan penjelasan per kegiatan dari seluruh pertemuan. a. Pendahuluan Secara kuantitatif, keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kegiatan pendahuluan pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan terakhir apabila di rata-rata adalah 75. Keterlaksanaan tersebut termasuk dalam kategori Cukup. Pada kegiatan pendahuluan, kegiatan yang sering tidak dilakukan oleh guru yaitu menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik. Guru juga jarang mengajukan pertanyaan yang membangun motivasi peserta didik. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru, guru lupa menjelaskan kepada peserta didik serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dan guru tidak terbiasa melakukan kegiatan yang membangun motivasi peserta didik. Akan tetapi seluruh kegiatan pada tahap pendahuluan dilaksanakan pada saat pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi segitiga. b. Inti Secara kuantitatif, keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada tahap inti adalah 70. Persentase tersebut termasuk dalam kategori Cukup. Kegiatan inti yang akan dibahas yaitu hanya pada kegiatan mengamati, menanya, mengolah informasi, menalar, dan mengkomunikasikan. 1 Mengamati Pada tahap mengamati guru berusaha memfasilitasi peserta didik untuk melaksanakan kegiatan mengamati. Guru juga membantu peserta didik dalam menentukan objek yang diamati agar yang diamati oleh peserta didik sesuai dengan KD yang akan dicapai. Pada tahap ini, seluruh indikator telah dilaksanakan oleh guru pada seluruh pertemuan. Akan tetapi, kegiatan yang terkadang dilupakan oleh guru yaitu menyampaikan serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan mengamati. Dilihat dari segi peserta didik, keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran matematika materi segitiga dengan pendekatan saintifik mencapai 92. Persentase tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Peserta didik melaksanakan kegiatan mengamati sesuai dengan arahan dari guru. Seluruh indikator yang terdapat pada tahap ini telah dilaksanakan oleh peserta didik. Indikator tersebut adalah peserta didik melaksanakan kegiatan mengamati, peserta didik dapat menentukan objek pengamatan sesuai dengan KD yang akan dicapai dan peserta didik dapat menentukan aspek-aspek yang perlu diamati sesuai dengan indikator pembelajaran. 2 Menanya Pada tahap menannya, guru berusaha memancing peserta didik untuk membuat pertanyaan. Akan tetapi hal tersebut tidak terlihat pada saat pembelajaran matematika materi segitiga dengan pendekatan saintifik berlangsung. Pada tahap ini, guru hanya menanyakan pemahaman peserta didik berkaitan dengan materi. Hal tersebut berakibat terhadap respon dari peserta didik. Selama pembelajaran berlangsung baik dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat tidak banyak peserta didik yang mengajukan pertanyaan. Keterlibatan peserta didik pada tahap ini yaitu 63. Persentase tersebut termasuk dalam kategori Kurang. Kurangnya dorongan dari guru mengakibatkan peserta didik sulit untuk mengutarakan idenya atau pertanyaannya. Peserta didik hanya dapat membuat pertanyaan klarifikasi. Peserta didik belum bisa membuat pertanyaan untuk menggali suatu informasi yang dapat membantunya dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. 3 Mengumpulkan Informasi Pada tahap ini. guru berperan mendorong peserta didik untuk dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Kegiatan yang belum terlihat pada tahap ini selama pembelajaran materi segitiga dengan pendekatan saintifik berlangsung yaitu guru tidak menentukan dan menyediakan sumber belajar lanjutan. Menurut guru, untuk merealistiskan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari peserta didik sulit sehingga terkadang gur mengabaikan kegiatan tersebut. Keterlibatan peserta didik pada tahap ini selama pembelajaran matematika materi segitiga dengan pendekatan saintifik dilihat secara kuantitatif adalah 88. Persentase tersebut termasuk dalam kategori Baik. Selain buku paket yang disediakan, peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti informasi dari guru ketika menjelaskan, informasi dari teman ketika berdiskusi dan informasi dari buku lain serta dari lingkungan sekitar mereka. 4 Menalar Pada tahap menalar, seluruh indikator telah dilaksanakan oleh guru selama pembelajaran matematika materi segitiga dengan pendekatan saintifik berlangsung. Guru mengarahkan peserta didik untuk dapat menghubungkan informasi yang diperoleh dengan dan memberikan penjelasan logis agar peserta didik dapat menarik kesimpulan yang mengarah pada tujuan pembelajaran. Guru juga memfasilitasi peserta didik untuk mengolah informasi yang diperoleh dengan cara memberikan waktu kepada peserta didik untuk berdiskusi menyelesaikan permasalahan matematika pada LKS yang sudah diberikan. Secara kuantitatif, keterlibatan peserta didik selama pembelajaran materi segitiga pada tahap menalar adalah 75. Persentase tersebut termasuk dalam kategori Cukup. Pada tahap ini, indikator yang belum tercapai yaitu peserta didik dapat mendalami mengolah, mengembangkan pemahaman atas suatu persoalan yang sejenis atau berbeda. Hal ini terlihat ketika peserta didik tidak bisa mengejakan permasalahan matematika yang diberikan. Padahal permasalahan matematika yang diberikan sejenis hanya berbeda angka. 5 Mengkomunikasikan Pada tahap mengkomunikasikan, guru membiasakan peserta didik untuk dapat menyampaikan hasil diskusinya baik lisan maupun tertulis. Guru juga memfasilitasi peserta didik untuk menyampaikan hasil diskusinya. Hal ini terlihat ketika guru meminta peserta didik untuk mengkomunikasikan hasil belajarnya. Guru juga memberikan waktu kepada peserta didik lain untuk menanggapi temannya ketika presentasi. Seluruh indikator pada tahap mengkomunikasikan telah dilaksanakan oleh guru. Secara kuantitatif, keterlibatan peserta didik pada tahap mengkomunikasikan selama pembelajaran matematika materi segitiga berlangsung adalah 100. Persentase tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Hal ini terlihat ketika guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya banyak perserta didik berebut untuk dapat mengkomunikasikan hasilnya. c. Penutup Secara kuantitatif, keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan terakhir apabila di rata-rata adalah 92. Keterlaksanaan tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Pembelajaran matematika materi segitiga dengan pendekatan saintifik pada tahap penutup terlaksana dengan Sangat Baik. Seluruh kategori yang termasuk dalam kegiatan penutup dilaksanakan oleh guru pada pertemuan pertama sampai dengan pertamuan terakhir. Dari penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika materi segitiga dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VII A SMP Negri 1 Berbah sudah terlaksana dengan cukup baik dari awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan. Akan tetapi pada tahap menanya keterlibatan peserta didik masih belum maksimal. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lusia Devi Astuti 2016. Guru kurang memberikan dorongan kepada peserta didik untuk mau mengutarakan pendapatnya mengenai hal-hal yang belum diketahuinya sehingga keterlibatan peserta didik pada tahap menanya belum maksimal.

2. Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Dokumen yang terkait

Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Matematika Kelas VII-E SMP Negeri 1 Jember;

0 12 256

Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Segitiga Kelas VII-E

0 3 6

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATEMATIKA PADA SISWA SMP KELAS VII

20 90 540

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL KELAS VII SMP NEGERI 2 TAMBANGAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 21

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE SQ3R DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA (Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 3 Karangdowo).

0 1 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN EKOSISTEM DENGAN PENDEKATAN CTL Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Dengan Pendekatan CTL Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sawit Tahun Ajaran 2006/2007.

0 0 14

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Matematika pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar di kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta, tahun ajaran 2016/2017.

3 38 152

Kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan pendekatan saintifik pada sub pokok bahasan segitiga kelas VII SMP Negeri 1 Berbah tahun ajaran 2016/2017.

0 0 291

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Matematika pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar di kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta, tahun ajaran 2016 2017

0 2 149

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PANDAK TAHUN AJARAN 20132014

0 0 10