Siklus II Prosedur dan Hasil Penelitian

50 tertentu saja, jadi tidak semua kelompok mendapatkan motivasi dari guru. Sementara hambatan yang dialami pada tahap awal pembelajaran, siswa masih terlihat belum begitu siap mengikuti pembelajaran karena siswa masih duduk tak beraturan sehingga pada waktu siswa diminta duduk di dalam kelompoknya barulah mereka mengatur tempat duduk sehingga hal ini menyita waktu lebih banyak dan sedikit terganggu dalam pengalokasian waktu pembelajaran. Dalam pelaksanaan diskusi mereka terlihat belum nampak kerjasama yang baik terhadap sesama anggota kelompok, juga belum termotivasi sepenuhnya untuk melakukan presentasi. Untuk mengatasi masalah ini, guru harus lebih meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa agar berani melakukan presentasi dengan cara memberikan nilai tambahan bagi siswa dan kelompok yang melakukan presentasi dengan baik dan benar. Guru juga perlu menciptakan suasana bertanya yang betul-betul bertujuan menggali informasi dengan cara memberikan penekanan kepada siswa bahwa kegiatan bertanya itu adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

b. Siklus II

1. Pertemuan Pertama

a Rencana Tindakan Pada tanggal 18 Juli 2012, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas IV berhubungan dengan rancangan pembelajaran siklus II. Perencanaan 51 pembelajaran pada siklus II disusun bertujuan untuk menyempurnakan kekurangan- kekurangan pada siklus I agar pelaksanaan siklus II menjadi lebih baik. Pembelajaran pada siklus II tetap menggunakan pendekatan realistik, rencana tindakan pada siklus II akan dilakukan dalam dua kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama dan kedua. Pada faktor guru, diharapkan dapat mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik secara lebih baik. Guru diharapkan mampu memotivasi siswa agar lebih berani mengemukakan atau mempresentasikan hasil kerjanya ke depan kelas, sehingga akan tercipta suasana saling berbagi pendapat atau pengalaman dan pengetahuan. Pada faktor keterlibatan atau partisipasi aktif siswa, diharapkan dapat terjadi pada beberapa aspek antara lain; siswa diharapkan semakin memiliki perhatian terhadap pelajaran, mampu mengkomunikasikan matematika, berpartisipasi aktif dalam kelompok, berani bertanya, berani mengemukakan pendapat, semakin terampil menggunakan alat peraga, mampu memanfaatkan waktu seefektif mungkin tanpa adanya instruksi dari guru, lalu diharapkan peningkatan pada hasil belajar yang lebih baik jika dibandingkan pada siklus sebelumnya. Pada tindakan siklus II, rencana pembelajaran geometri difokuskan pada tujan pembelajaran agar siswa dapat menentukan sifat-sifat dan menemukan luas segitiga. Hal ini dimaksudkan agar apa yang dipelajari mempunyai kesinambungan terhadap pemahaman konsep yang diperoleh pada siklus I. pembelajaran diawali dengan pemberian masalah yang sudah ditentukan guru dan pembelajaran dilaksanakan secara kelompok atau kalsikal. Adapun strategi yang digunakan adalah tetap seperti pada siklus I yaitu menggunakan tiga tahapan yaitu tahap awal, 52 tahap inti, dan tahap akhir. Siswa duduk dalam kelompok seperti yang telah ditetapkan sebelumnya. Persiapan yang dilakukan pada pertemuan ketiga ini antara lain; mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran realistik, lembar wawancara, angket skala keaktifan, RPP matematika melalui pendekatan realistik, LKS, dan tes hasil belajar siswa. b Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakn pada hari Senin, tanggal 23 Juli 2012 pada pukul 07.30-08.45 WIB. Materi pokok pada pertemuan ini adalah sifat bangun datar segitiga dan menentukan luas segitiga. Pelaksanaan tindakan sama dengan pelaksanaan pada siklus I yang terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap awal, tahap inti , dan tahap akhir. Untuk tahap awal kegiatan berlangsung selama 10 menit, dengan kegiatan guru memotivasi belajar siswa untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Sebelumnya guru memeriksa hasil pekerjaantugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, yang kemudian kegiatan dilanjutkan dengan memberi siswa masalah realistik yang sudah dipersiapkan guru untuk masing-masing kelompok. Setelah itu guru menginformasikan bahwa cara menyelesaikannya sama seperti pada siklus I yaitu siswa duduk dalam kelompok lalu malakukan peragaan untuk dapat menentukan jaring-jaring kubus dari bangun ruang sederhana. Pada pertemuan ketiga ini difokuskan pada materi menentukan dan menggambar jaring-jaring kubus dan balok melalui peragaan sederhana yang 53 dilakukan dalam kelompok. Adapun bahan pembelajaran yang perlu dipersiapkan adalah kertas karton atau manila, penggaris, gunting, cutter, dan lain-lain. Selanjutnya pembelajaran masuk ketahap inti yang berlangsung selama 50 menit. Guru meminta siswa melakukan diskusi kelompok untuk membahas masalah yang diberikan. Kemudian siswa diminta untuk melakukan kegiatan yang tercantum pada LKS. Kegiatan selanjutnya setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan, guru meminta wakil dari masing-masing kelompok untuk dapat melaporkan dan mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka ke depan kelas. Kegiatan presentasi hasil diskusi kelompok ini dilakukan oleh dua orang siswa yang mewakili kelompok. Dan jika ada hal-hal yang kurang jelas atau masih keliru terhadap yang dipresentasikan oleh siswa yang mewakili maka siswa yang lain dapat mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan dan juga dapat berupa masukan. Pertemuan pertama pada siklus II ini, terlihat siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran. Jumlah siswa yang bekerja dalam kelompok bertambah dan bahkan bisa dikatakan hampir merata,jumlah siswa yang bertanya maupun yang mengajukan ide bertambah pula jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Hal ini menimbulkan kesan bahwa siswa sudah bisa beradaptasi dan terbiasa melakukan pembelajaran dengan pendekatan realistik yang meminta siswa untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran.Pada kegiatan penutup, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran. 54 c Observasi Pada bagian ini dibahas mengenai pengumpulan data dan analisis data hasil observasi pada pertemuan pertama siklus II. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan dapat dilaporkan sebagai berikut: Rata-rata nilai yang diperoleh siswa untuk keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran adalah dapat dilihat pada table 4.3 berikut: Tabel 4.3 Hasil Observasi Ketaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistik Pada Pertemuan Pertama Siklus II No Skor Observer I Observer II 1. 4 3 5

4 4

4 4

4 4

5 2.

4 4

4 4

5 5

5 5

4 3

3 3

3. 5

4 4

5 Jumlah 55 53 Persentasi 84,62 81,54 Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh observer I terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pada tabel. Diperoleh jumlah skor 55 dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 84,62. Observasi yang dilakukan observer II jumlah skor yang diperoleh 53 Persentase nilai rata-rata adalah 81,54 berarti taraf keberhasilan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran berdasarkan observasi oleh observer I dan II termasuk kategori aktif. Hal ini menunjukkan bahwa 55 ada peningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. d Refleksi Walaupun sudah dikategorikan baik, namun ada permasalahan yang masih menghambat pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik pada pertemuan pertama siklus II ini, yaitu: 1 diskusi belum berjalan secara maksimal karena belum adanya keberanian siswa untuk melakukan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain, 2 diskusi kelas masih berjalan dengan berdasar instruksi guru, dimana guru meminta perwakilan dari kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan atas hasil kerja kelompok lain, atau bisa dikatakan belum berdasarkan keinginan sendiri, dan 3 pertanyaan yang diberikan juga masih terkesan konfirmasi, belum bertujuan menggali pemahaman konsep. Demikian juga hambatan yang dialami oleh siswa, yaitu pertama, sebagian siswa masih ada yang bekerja sendiri. Kedua, siswa juga masih belum termotivasi untuk melakukan presentasi dan ketiga, siswa masih mengalami kesulitan untuk bertanya yang mana mereka belum berani bertanya dan mengemukakan pendapat. Untuk mengatasi masalah ini, guru perlu menciptakan suasana diskusi seperti yang diinginkan dengan cara masing-masing siswa dalam kelompok untuk bekerja sama dan memecahkan masalah yang diberikan. Guru dapat pula meminta satu tanggapan atau pertanyaan terhadap presentasi dari kelompok lain. 56

2. Pertemuan Kedua

a Rencana Tindakan Rencana tindakan dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan pada pertemuan ketiga. Sesuai dengan perubahan yang diharapakan, maka indikator keberhasilan tindakan pada pertemuan keempat adalah antara lain: guru diharapkan mampu lebih memotivasi siswa agar siswa memiliki keberanian yang lebih dalam menanggapi hasil kerja kelompok lain. Guru juga harus meminta siswa agar memberikan pertanyaan yang bertujuan untuk menggali pemahamann dan bukan hanya sekedar konfirmasi saja. Siswa juga diharapkan dapat melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok aktif secara merata. Siswa diharapkan termotivasi dengan baik untuk dapat melakukan presentasi dan memiliki keberanian untuk bertanya atau mengemukakan pendapat tanpa paksaan. Pada pertemuan kedua siklus II ini, diharapkan terjadi peningkatan pada pemahaman konsep siswa ke arah yang lebih memuaskan sehingga dapat diperoleh pemahaman konsep dan keterlibatan siswa yang maksimal serta dapat menunjukkan hasil yang memuaskan. Adapun persiapan yang dibutuhkan pada pertemuan kedua ini adalah seperti yang terdapat pada pertemuan pertama. b Pelaksanaan Tindakan Petemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 24 Juli

2012. Untuk tahap awal kegiatan berlangsung selama 10 menit, dengan kegiatan

guru memotivasi siswa untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan dengan memberi siswa masalah realistik yang sudah dipersiapkan untuk guru untuk masing-masing kelompok. Setelah itu guru menginformasikan bahwa 57 cara menyelesaikannya sama seperti pada pertemuan ketiga yaitu siswa duduk dalam kelompok untuk menemukan luas segitiga. Pada kegiatan inti, guru membagikan alat peraga pembelajaran seperti yang telah disebutkan di atas dan LKS pada masing-masing kelompok. Setelah kegiatan peragaan yang mereka lakukan kemudian melaporkan atau memperagakan hasilnya ke depan kelas. Pada saat kelompok presentasi melaporkan hasil kerja kelompoknya, maka kelompok yang lain diminta untuk menanggapi atau memberi masukantanggapan terhadap hasil kerja kelompok tersebut. Dalam kegiatan ini, terlihat hampir seluruh siswa sudah mencoba memberanikan diri untuk melaporkan hasil kerjanya walaupun masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini membuktikan bahwa dengan kegiatan kerja tim dalam kelompok membuat siswa termotivasi untuk bekerja sama dan saling mengkomunikasikan terhadap hal-hal yang masih kurang bisa dipahami. Pada kegiatan penutup, terlihat bahwa siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi yang mereka pelajari dan antusias menyebutkan hasil temuan mereka walaupun belum semuanya aktif. Kemudian dari hasil kerja siswa dikumpulkan dan disimpan dalam lemari kelas. Dan kegiatan terakhir adalah guru memberikan tes hasil belajar. c Observasi Pengamatan terhadap penampilan siswa dilakukan untuk menilai aspek keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa pada awal pembelajaran siswa kelihatan sudah banyak peningkatan pada aspek bertanya dan keterlibatan 58 secara aktif bekerja dalam kelompok. Sebagian besar siswa sudah sangat antusias dan berani untuk menampilkan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas dan mempresentasikan dengan baik. Pada tahap kegiatan inti, siswa menyelesaikan masalah dalam kelompok secara bersama-sama tidak lagi terlihat individualnya. Dalam diskusi kelompok, sebagian besar siswa aktif melakukan kegiatan peragaan, dan siswa yang lain membantu jika ada kesulitan yang ditemui oleh temannya. Pada pertemuan kali ini terlihat bahwa seolah-olah mereka sudah sangat terbiasa menerapkan pembelajaran realistik. Pada kegiatan penutup, siswa sudah berpartisipasi secar aktif dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari, siswa sudah berani berbicara tanpa mendapat arahan atau petunjuk dari guru. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa untuk keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran adalah dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut. Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistik Pada Pertemuan Kedua Siklus II No Skor Observer I Observer II 1. 4

5 5

4 5

4 4

4 5 4 2.

5 5

5 4

4 4

4 5 5 4 5 4 3. 5 5 4 4 Jumlah 60 56 Persentase 92,31 86,15 59 Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh observer I terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pada tabel Diperoleh jumlah skor 60 dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 92,31. Observasi yang dilakukan observer II jumlah skor yang diperoleh.56 persentase nilai rata-rata adalah 86,15, berarti taraf keberhasilan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran berdasarkan observasi oleh observer I dan II termasuk kategori sangat aktif. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. d Refleksi Setelah tindakan dilakukan pada pertemuan kedua siklus II ini, proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik sudah berkategori sangat baik. Tetap masih ada sedikit hambatan yang ditemui yakni untuk alokasi waktu yang masih sedikit belum efektif dan dalam kegiatan diskusi siswa belum secara keseluruhan yang menunjukkan keaktifannya. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Analisis Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pada Siklus II No Tahap IndikatorAspek Pengamatan Skor Skor Rata-rata Jumlah Obs I Obs II Obs I Obs II P I P II 1 Kegiatan Awal 1. Bersemangat dalam belajar 4 3 4 5 3,5 4,5 8 2. Antusias dalam mengikuti pelajaran 5 4 5 4 4,5 4,5 9 3. Menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan berani dan baik

4 4

5 4 4 4,5 8,5 4. Merespon masalah yang diberikan 4

4 4

4 4

4 8 5. Menggunakan sarana dan prasaran yang diperlukan 4 5 5 4 4,5 4,5 9 60 2 Kegiatan Inti 6. Bekerja dalam kelompok, dan aktif mendiskusikan masalah yang diberikan

4 4

5 5

4 5 9 7. Diskusi antar kelompok secara klasikal 4 4 5

4 4

4,5 8,5 8. Mendemonstrasikan alat peraga dengan benar

5 5

4 4

5 4 9 9. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 5 5 4

5 5

4,5 9,5 10. Menanggapi hasil diskusi kelompok lain 4 3 5 4 3,5 4,5 8 11. Menanyakan hal materi yang masih kurang paham

3 3

5 4 3 4,5 7,5 3 Kegiatan Akhir 12. Mencatat rangkuman pembelajaran 5 4

5 5

4,5 5 9.5 13. Mengerjakan tugas akhir 4 5

4 4

4,5 4 8,5 Jumlah 55 53 60 56 54 58 56 Persentasi 84,62 81,54 92,31 86,15 83,08 89,23 86,15 Berdasarkan data tabel di atas, analisis observasi terhadap keterlibatan siswa secara aktif diperoleh bahwa rata-rata persentase per siklus adalah 86,15, hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan atau partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran masuk dalam kategori sangat aktif, hal ini didukung juga oleh hasil tes akhir tindakan dan wawancara terhadap siswa berkaitan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik.

B. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

Pembelajaran kooperatif tipe course review horay untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa SMP kelas IX

1 5 148

Penerapan strategi pembelajaran aktif the power of two untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 5 212

Penerapan metode pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

0 7 241

Penerapan penilaian autentik untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa (sebuah studi penelitian tindakan kelas di SD Negeri III Jati Asih Bekasi)

0 7 212

Penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas III SDN Tunas Mekar

2 21 171

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SD Negeri Ciherang 01: penelitian tindakan kelas

1 8 0

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150