Pengumpulan Data dan Instrumen Kriteria Keberhasilan Deskripsi Prestasi Belajar Siswa

30 perencanaan, 2 pelaksanaan tindakan, 3 observasi, 4 refleksi pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri Kapuhan 2. Siklus 2, 3, 4, 5 dst dimungkinkan untuk dilaksanakan jika hasil siklus II belum menunjukkan peningkatan keaktifan siswa terhadap pembelajaran geometri melalui Pendekatan Realistik. Siklus dihentikan jika dalam penelitian ini telah diperoleh adanya peningkatan keaktifan siswa terhadap pembelajaran matematika.

F. Pengumpulan Data dan Instrumen

1. Peubah Dalam penelitian ini, peubahnya adalah keaktifan siswa dalam pembelajaran geometri khususnya tentang menemukan luas bangun datar jajar genjang dan segitiga. 2. Indikator Menemukan luas bangun datar jajar genjang dan segitiga. 3. Cara pengumpulan data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah tes dan wawancara. 4. Instrumen Tujuan utama penelitian ini adalah peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika sekolah dasar melalui pendekatan matematika realistik. Berdasarkan keterangan di atas, maka instrumen yang digunakan adalah: 31 a. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengamati proses pembelajaran. Pada penelitian ini, digunakan dua macam lembar observasi yaitu lembar observasi sikap siswa yang ditampakkan pada saat pembelajaran berlangsung dan lembar observasi pelaksanaan Pembelajaran Matematika Realistik. b. Tes Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa baik kemampuan awal, perkembangan atau peningkatan kemampuan selama dikenai tindakan dan kemampuan pada akhir siklus tindakan. Tes diberikan kepada setiap siswa yang berupa soal-soal secara tertulis pada setiap akhir siklus

G. Kriteria Keberhasilan

Berikut ini adalah kriteria keberhasilan yang dicapai. No Peubah Indikator Kondisi Awal Kondisi Akhir I II 1 Prestasi Belajar Rata-rata nilai siswa dalam mengerjakan sal-soal ulangan tentang luas segitiga dan jajar genjang 62 70 80 Persentase jumlah sisa yang mencapai KKM 40 60 90 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur dan Hasil Penelitian

1. Prosedur Penelitian

Sebelum melaksanakan tindakan, tepatnya pada hari Sabtu tanggal 16 Juni 2012, peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan penelitian dan mewawancarai beberapa siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa pembelajaran matematika yang berlangsung terkesan monoton dan membosankan. Mereka merasa jenuh dan terkadang bahkan sampai tidak paham sama sekali dengan materi yang disampaikan guru karena proses pembelajaran yang kurang menarik, kurangnya variasi guru dalam penggunaan alat peraga dan ditambah lagi dengan materi yang sulit. Oleh karena itu mereka menyatakan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika yang berlangsung di kelas saat itu. Peneliti mengadakan penelitian materi geometri pada pertengahan bulan Juli 2012. Berikut adalah IndikatorAspek Pengamatan keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung: Kegiatan Awal 1. Bersemangat dalam belajar 2. Antusias dalam mengikuti pelajaran 3. Menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan berani dan baik 4. Merespon masalah yang diberikan 5. Menggunakan sarana dan prasaran yang diperlukan Kegiatan Inti 6. Bekerja dalam kelompok, dan aktif mendiskusikan masalah yang diberikan 33 7. Diskusi antar kelompok secara klasikal 8. Mendemonstrasikan alat peraga dengan benar 9. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 10. Menanggapi hasil diskusi kelompok lain 11. Menanyakan hal materi yang masih kurang paham Kegiatan Akhir 12. Mencatat rangkuman pembelajaran 13. Mengerjakan tugas akhir Adapun beberapa hal yang disesuaikan berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini jadwal belajar matematika yang harusnya pada jam ketiga setelah istirahat menjadi jam pertama. Peneliti meminta untuk pelaksanaan jam pertama agar kondisi siswa benar-benar masih dalam keadaan fresh. Hal ini tidak menjadi masalah bagi kepala sekolah dan siswa karena sebelum menentukan jadwal matematika dan tindakan penelitian sudah diinformasikan kepada siswa bahwa jam matematika diajukan dan untuk pelajaran yang lain dilaksanakan setelah pelajaran matematika selesai. Kemudian melalui hasil diskusi dengan guru kelas IV, guru sangat antusias mengatakan akan siap melaksanakan tindakan dengan menggunakan pendekatan realistik pada materi geometri. Guru tersebut sangat menanggapi karena selama pembelajaran matematika yang ia terapkan cenderung mengabaikan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan kurang memperhatikan dalam optimalisasi pemanfaatan media yang sudah tersedia di sekolah. Dengan hal ini, atas ijin kepala sekolah dan persetujuan guru kelas IV, peneliti menjelaskan tentang prinsip pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik kepada guru matematika dan sekaligus menjelaskan tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan. 34 Berdasarkan program yang telah dibuat guru, peneliti diberi kesempatan untuk mengadakan penelitian materi geometri pada pertengahan bulan Juli 2012. Adapun beberapa hal yang disesuaikan berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini jadwal belajar matematika yang harusnya pada jam ketiga setelah istirahat menjadi jam pertama. Peneliti meminta untuk pelaksanaan jam pertama agar kondisi siswa benar- benar masih dalam keadaan fresh. Hal ini tidak menjadi masalah bagi guru dan siswa karena sebelum menentukan jadwal matematika dan tindakan penelitian sudah diinformasikan kepada siswa bahwa jam matematika diajukan dan untuk pelajaran yang lain dilaksanakan setelah pelajaran matematika selesai. Selanjutnya peneliti bersama guru menyepakati pelaksanaan tindakan dilakukan agar dapat berjalan secara sistematis sehingga guru kelas dapat mempersiapkan segala kelengkapan pembelajaran berdasarkan kriteria pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan realistik yang telah disepakati bersama dengan peneliti. Selain itu peneliti bersama guru juga menyepakati bahwa tindakan pembelajaran dilaksanakan pada hari senin dan hari selasa sesuai dengan jadwal pelajaran matematika yang telah disusun pada program semester oleh pihak sekolah. Pada hari kamis yang merupakan jadwal pelajaran matematika, digunakan oleh guru kelas IV untuk menyelesaikan soal-soal latihan yang lebih banyak lagi sebagi tindak lanjut dalam pembelajaran matematika tersebut. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru yang mengajar kelas IV, yang sebelumnya telah mendapatkan penjelasan terhadap skenario pembelajaran tentang “Penerapan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Geometri Siswa Kelas IV SD Negeri Kapuhan 2 ”. 35 Pelaksana tindakan adalah guru kelas IV, karena peneliti sebagai pengamat ingin mengamati siswa sebagai subjek penelitian secara lebih mendalam sejak proses pemberian tindakan sampai tindakan berakhir. Dalam melaksanakan tindakan, peneliti dibantu oleh rekan guru di SDN Kapuhan 2 yang bernama Sukarni, yang bertindak sebagai observer II. Adapun waktu yang disediakan untuk pemberian tindakan dalam satu siklus adalah disesuaikan dengan kompetensi dasar materi yang akan dibahas untuk siklus I dilaksanakan dua kali tindakan atau 4 x 35 menit 2 x pertemuan, dan untuk siklus II dilaksanakn dua kali pertemuan juga atau 4 x 35 menit 2 x pertemuan. Dalam penelitian ini, prosedur penelitian berdasarkan atas prosedur penelitian tindakan kelas, yang meliputi empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

2. Hasil Penelitian

Pada bagian ini dikemukakan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan penerapan rancangan tindakan yang telah disusun berupa desain pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan tujuan memantau peningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika. Pelaksanaan tindakan ini akan dilakukan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas. Prosedur pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam dua siklus. 36

a. Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti dengan dibantu oleh rekan guru mengadakan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pada tindakan siklus I rencana pembelajaran geometri bangun datar difokuskan pada tujuan pembelajaran agar siswa dapat melakukan peragaan untuk dapat menemukan sifat-sifat dan ciri-ciri bangun datar jajar genjang. Pembelajaran pada tindakan siklus I direncanakan dilaksanakan 4 x 35 menit 2xpertemuan. Rencana tindakan dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran. Dengan persetujuan guru kelas IV rencana tindakan akan dilakukan melalui pembelajaran realistik. Pembelajaran realistik mengharapakan siswa dapat mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata yang dialami sehari-hari dan dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara penuh sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar matematika siswa.

1. Pertemuan Pertama

a Rencana Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah peneliti membuat persiapan untuk melaksanakan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama. Persiapan yang dibuat adalah berupa pembuatan rencana pembelajaran, dan mempersiapkan instrumen penelitian yang diperlukan antara lain; mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran realistik, wawancara dengan siswa dan guru, RPP matematika melalui pendekatan realistik, LKS, tes hasil belajar siswa yang nantinya akan selalu dipersiapkan guru setiap pelaksanaan 37 proses pembelajaran, sesuai dengan materi pelajaran pada tiap pertemuan dalam tiap siklus. Rencana pembelajaran yang disusun mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP 2006. Sesuai dengan perubahan yang diharapkan, maka indikator keberhasilan tindakan pada siklus ini dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dan peningkatan keefektifan kegiatan guru dan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Kegiatan guru dikatakan efektif jika dalam menyajikan materi pembelajaran memenuhi langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam RPP dan sesuai dengan kriteria dari lembar pengamatan bahwa guru sudah baik dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik. Sementara untuk kategori keterlibatan siswa dalam pembelajaran yaitu siswa secara aktif dan penuh antusias dalam mengikuti peelajaran yang ditandai oleh siswa dapat melaksakanan kegiatan yang diminta oleh guru serta mampu mempertanggungjawabkannya di depan kelas. Selain itu, diharapkan pula terjadi perubahan pada pemahaman konsep siswa, khususnya konsep tentang geometri. b Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 16 Juni 2012 mulai pukul 07.30 – 08.45 WIB. Materi pokok pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah menentukan luas jajar genjang, dengan Indikatornya adalah: 1 menggambar bangun datar jajar genjang 2 menentukan rumus luas jajar genjang 3 menentukan luas daerah jajar genjang. 38 Pada pertemuan pertama ini, pada tahap awal kegiatan berlangsung selama 10 menit. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa sebelum belajar, serta guru mengajukan pertanyaan kepada siswa secara klasikal. Dapatkah kamu menyebutkan benda- benda bangun datar yang pernah kamu amati di lingkungan sekitarmu? Dapatkah kamu membedakannya dan menyebutkan satu persatu? Coba siapa yang bisa menjelaskan. Berdasarkan jawaban dari siswa, guru memberitahukan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru memotivasi siswa untuk mengetahui pentingnya geometri dalam kehidupan sehari-hari dan hubungannya dengan materi lain. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah bersama siswa menyiapkan berbagai bentuk bangun datar dengan media KIT Matematika dan Media Kontekstual dan bahan pembelajaran, seperti: karton atau kertas manila, penggaris, spidol, gunting atau cutter dan lain-lain serta menyiapkan lembar kerja siswa untuk dibagikan ke siswa. Pada kegiatan ini, proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan realistik. Siswa diminta membentuk kelompok, dari 21 siswa dibagikan ke dalam 5 kelompok, yang berarti masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 anak. Guru kemudian menjelaskan dengan menunjukkan serta membagikan berbagai alatmedia pembelajaran berbentuk bangun datar jajar genjang. Setiap kelompok mencermati dengan teliti sifat-sifat bangun datar jajar genjang Selanjutnya, guru meminta siswa untuk bergabung ke kelompoknya dan kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa LKS dan diberi tugas seperti yang terdapat pada LKS, yaitu melakukan peragaan, mendiskusikan, dan 39 mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar jajar genjang. Berdasarkan LKS, maka siswa melakukan peragaan, lalu siswa diminta untuk mendiskusikan yang kemudian hasilnya ditulis pada lembar yang telah tersedia. Dalam pembagian kelompok ini, ada beberapa masalah yang dihadapi yaitu, pada saat mengangkat kursi dan meja menghabiskan banyak waktu. Untuk itu strategi yang digunakan guru adalah menyuruh siswa mengatur dua meja berdekatan dan mengingatkan siswa untuk hari berikutnya kelas sudah diatur terlebih dahulu dalam 4 kelompok. Hal ini dilakukan agar pembelajaran pada siklus berikutnya berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Melalui kegiatan diskusi yang diterapkan oleh guru, siswa dibawa untuk menemukan dan memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama-sama. Mereka juga diajarkan untuk saling bertanya jawab antar anggota dalam kelompok untuk saling bernegosiasi untuk menemukan gagasan yang tepat. Tugas yang diberikan oleh guru kepada mereka dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari atau masalah nyata siswa, demi terciptanya proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik. Guru mengamati kelompok siswa dan mengarahkan kelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami isimateri pelajaran. Pengamatan pada pertemuan ini terlihat bahwa sudah lumayan yang ikut berpartisipasi dalam kelompoknya namun untuk tugas bertanya masih siswa yang itu-itu saja. Partisipasi yang dilakukan oleh seluruh siswa hanya mengisi LKS untuk menentukan bangun datar jajar genjang yang ada di sekitar. Siswa terlihat sedikit kesulitan untuk mengidentifikasi sifat-sifat pada bangun datar jajar genjang. Dalam kerja kelompok 40 ini, sebagian siswa masih terlihat bekerja sendiri. Hal tersebut disebabkan siswa belum terbiasa untuk ikut terlibat dalam pembelajaran berkelompok. Siswa telah terbiasa untuk diam dan menerima pembelajaran sepenuhnya dari guru melalui metode tradisional yang diterapkan. Kegiatan selanjutnya, siswa secara perwakilan kelompok diminta untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan LKS. Pada kegiatan ini, terlihat siswa masih ragu-ragu untuk maju ke depan kelas untuk melakukan presentasi. Akhirnya guru menunjuk wakil dari salah satu kelompok untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya. Setelah selesai presentasi, kelompok yang lainpun masih terlihat ragu untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya. Guru kemudian membuat urutan maju untuk wakil kelompok yang akan mempresentasikan hasil kerja berikutnya. Di sini terlihat bahwa peran guru masih dominan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang mengajukan pertanyaan atau memberikan ide maupun pendapat juga baru sebagian kecil saja yang terlibat. Pada kegiatan pembelajaran ini, walaupun guru telah melakukan pemodelan memperagakan penemuan sifat-sifat bangun itu di depan kelas, namun siswa belum berani tampil secara maksimal. Pada kegiatan penutup, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan LKS, guru juga memberikan tugas lanjutan untuk menggambar bangun datar jajar genjang pada buku berpetak untuk kemudian dihitung banyak petak pada gambar jajar genjang tersebut. Mereka harus mampu menemukan sendiri solusi dari permasalahantugas tersebut, kemudian guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran dan menyamakan persepsi terhadap materi yang telah 41 dipelajari. Tetapi pada kenyataannya guru dan siswa tidak sempat menyimpulkan secara penuh karena waktunya selesai. Guru kemudian menutup pembelajaran pertemuan pertama pada siklus I. c Observasi Pada bagian observasi ini dibahas mengenai pengumpulan data dan analisis data hasil observasi pada pertemuan pertama dalam siklus I. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan dapat dilaporkan sebagai berikut: 1 Penampilan guru dengan menerapkan pendekatan realistik 1. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal dilaksanakan pada kategori sudah cukup baik, karena guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagian memenuhi prinsip pembelajaran matematika realistik dimana melalui bimbingan guru, siswa diberi kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali tentang konsep-konsep matematika melalui pemberian informasi bangun datar apa saja yang mereka temukan dan bentuknya seperti apa. Guru telah melakukan kegiatan apersepsi untuk mengecek kemampuan prasyarat walaupun kurang maksimal, dan siap membentuk siswa belajar dalam kelompok. 2. Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tahap ini juga masih dalam kategori cukup, karena selama proses pembelajaran guru masih lebih sering meminta atau menyuruh siswa melakukan sesuatu dan guru lebih banyak berbicara 42 sementara siswa diam saja. Contohnya, pada saat pelaksanaan kegiatan diskusi kelompok guru banyak meberikan ceramah sehingga siswa merasa terganggu untuk menyelesaikan LKS yang telah dibagikan. Selama proses juga guru masih terlihat kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang mencerminkan kegiatan pembelajaran yang interaktif. Kemudian, dalam pengelolaan waktu pembelajaran kurang karena waktu tersita oleh penjelasan tambahan dari guru. Padahal, menurut prinsip matematika realistik fungsi guru hanyalah sebagai fasilitator, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan model-modelnya sendiri sehingga guru dituntut untuk dapat memberikan bantuan proses konstruksi siswa dalam pikirannya. 3. Penutup Pada bagian penutup belum sempat merangkum materi yang dipelajari secara keseluruhan karena terbatasnya waktu. Sehingga pada akhir kegiatan pembelajaran guru hanya memberikan tugas lanjutan dan sedikit kesimpulan dan meminta mengumpulkan hasil pekerjaan siswa . Berikut ini dipaparkan hasil observasi yang dilakukan oleh dua observer terhadap keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Tabel 4.1 Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistik Pada Pertemuan Pertama Siklus I No Skor Observer I Observer II 1. 3

3 3

3 3

4 3 4 3 3 2. 4 3

4 4

4 3

4 4

43

3 3

4 3 3. 4

4 4

4 Jumlah 46 45 Persentasi 70,77 69,23 Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh observer I terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pada tabel Diperoleh jumlah skor 46. Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 70,77. Observasi yang dilakukan observer II jumlah skor yang diperoleh 45 dengan persentase 69,23. Persentase nilai rata-rata adalah 70. berarti taraf keberhasilan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran berdasarkan observasi oleh observer I dan II termasuk kategori cukup. d Refleksi Ada beberapa permasalahan yang dirasa menghambat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik, yaitu: 1 guru belum mampu secara maksimal untuk mengatur waktu, dan dalam pembagian kelompok mengangkat kursi dan meja membutuhkan waktu lebih, 2 guru masih terlihat dominan dalam menyampaikan informasi, 3 guru kurang merata dalam melakukan bimbingan terhadap siswa, 4 guru kurang memberikan motivasi terhadap siswa untuk aktif bertanya dan menyampaikan pendapat, 5 guru masih kesulitan dalam melakukan penilaian. Hambatan yang dialamui siswa, antara lain: 1 siswa belum terbiasa dengan penerapan pendekatan realistik dalam pembelajaran, 2 siswa kurang terbiasa bekerja secara berkelompok, 3 siswa masih belum termotivasi untuk 44 melakukan presentasi, 4 siswa masih canggung dalam memperagakan alat peraga, 5 siswa kurang efektif dalam memaksimalkan waktu. Untuk mengatasi masalah ini, guru harus aktif dalam mendorong dan memotivasi siswa untuk bertanya maupun mengemukakan gagasannya dengan cara memberikan pujian atau pemberian nilai tersendiri bagi yang mampu bertanya. Guru juga harus cepat tanggap terhadap permasalahan yang dialami siswa. Bila ada siswa yang bertanya terhadap materi yang masih kurang dipahami maka guru berkewajiban menerangkannya secara mendetail sampai siswa tersebut benar-benar paham.

2. Pertemuan Kedua

a Rencana Tindakan Rencana tindakan dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan pada pertemuan pertama. Sesuai dengan perubahan yang diharapkan, maka indikator keberhasilan tindakan pada pertemuan pertama dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dan peningkatan atas hambatan yang ditemukan pada pertemuan pertama, guru juga diharapkan sudah mampu secara maksimal untuk mengatur waktu. Selain itu guru diminta agar mampu membimbing siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan dan membiarkan siswa menemukan sendiri konsep-konsep matematika. Guru sudah dapat memotivasi siswa agar aktif bertanya maupun mengemukakan pendapat. Pelaksanaan pertemuan kedua bertujuan untuk menentuan sifat-sifat bangun datar segitiga dan menemukan luasnya. Pelaksanaan pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 17 Juli 2012, pukul 07.05-08.15 WIB. Pelajaran diawali guru 45 dengan memeriksa hasil pekerjaantugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan memberitahukan bahwa topik yang akan dikaji merupakan lanjutan dari pertemuan pertama yang mana siswa akan mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, balok, limas, dan silinder melalui peragaan. Kegiatan ini seperti yang telah dilakukan sebelumnya yaitu dengan melakukan peragaan untuk dapat dengan mudah memahami dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menentukan sifat-sifat bangun datar segitiga, menemukan luas segitiga dan kaitannya dengan masalah nyata yang dihadapi siswa sehari-hari. Siswa juga diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan penerapan pendekatan realistik dalam proses pembelajaran. Dalam melakukan kerja kelompok, sebagian besar siswa diharapakn dapat saling bekerja sama dan dapat mengemukakan pendapat atau juga pertanyaan dengan berani serta mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas tanpa paksaan atau perintah dari guru. Persiapan yang dilakukan pada pertemuan 2 siklus I ini antara lain: mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran realistik, lembar observasi terhadap partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, kriteria masing- masing lembar observasi, rencana program pembelajaran matematika melalui pendekatan realistik, LKS, dan tes hasil belajar siswa. b Pelaksanaan Tindakan Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Juli 2012. Materi pokok pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah menentukan 46 sifat-sifat dan luas segitiga, dengan Indikatornya adalah: 1 menggambar bangun datar segitiga 2 menentukan rumus luas segitiga 3 menentukan luas daerah segitiga. Pada pertemuan kedua, kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah bersama-sama membahas tugas yang telah diberikan sebelumnya. Selanjutnya siswa bersama guru menyiapkan media atau bahan pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan menemukan atau mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang melalui peragaan sederhana. Media yang dibutuhkan antara lain; kertas karton atau kertas manila, bangun segitiga. Disamping itu guru juga memeriksa kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran. Pada kegiatan awal pembelajaran guru menanyakan beberapa bentuk bangun ruang yang mereka ketahui. Setelah siswa dapat mengklasifikasikannya kemudian guru menyampaikan bahwa yang dibahas pada pertemuan kali ini hanyalah bangun datar segitiga. Pada kegiatan inti, proses pembelajaran dilaksanakan masih menggunakan pendekatan realistik. Guru menugaskan siswa duduk dalam kelompoknya dan membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. LKS tersebut dibagikan bertujuan bahwa untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segitiga.. Selanjutnya guru membagikan media pembelajaran yang telah disiapkan ke masing-masing kelompok. Dibawah bimbingan guru siswa melakukan peragaan sesuai dengan panduan pada LKS. Berdasarkan LKS yang telah dibagikan siswa diminta untuk melakukan kegiatan dan menemukan sifat-sifat segitiga. Siswa melaksanakan kegiatan dalam 47 kelompok. Guru mengingatkan agar nama anggota kelompok ditulis dalam kertas kerjanya yang telah dibagikan. Sambil berkeliling guru berusaha memotivasi dan memberi pengarahan kepada para siswa jika diperlukan. Setelah dirasa cukup waktunya, guru meminta siswa dari kelompok diskusi mereka untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Namun beberapa kelompok lain masih belum selesai. Guru menunggu siswa beberapa saat untuk menyelesaikan tugasnya, kemudian secara klasikal guru menanyakan kembali bagaimanakah sifat-sifat bangun datar segitiga yang mereka miliki. Saat melakukan kerja pengamatan terhadap siswa dalam melakukan kerja kelompok, terlihat sebagian besar siswa sudah melakukan kerja sama, mereka tidak lagi bersifat individualis. Akan tetapi, walaupun kelompoknya terdiri dari 5 atau 6 orang, masih hanya 3 atau 4 orang anggota kelompok saja yang benar-benar bekerja, yang lain hanya diam ataupun malah mengganggu temannya yang sedang bekerja atau kelompok lain juga. Dalam kegiatan ini terdapat juga beberapa orang siswa yang mulai berani bertanya ataupun memberikan ide maupun pendapatnya. Terlihat juga beberapa orang siswa mencoba merancang dan melakukan peragaan lain bersama-sama anggota kelompok. Setelah waktunya cukup dan guru meminta siswa untuk mengakhiri kegiatannya masing-masing kelompok diminta untuk melaporkan hasil kerjanya ke depan kelas melalui perwakilan kelompok. Walaupun terlihat masih agak ragu-ragu tetapi sudah ada dua kelompok yang berani maju dengan inisiatifnya sendiri dan ada beberapa siswa yang berani menanggapi hasil presentasi temannya. 48 c Observasi Pengamatan terhadap penampilan siswa dilakukan untuk menilai aspek keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa pada kegiatan awal pembelajaran siswa sedikitnya sudah terlihat mulai aktif untuk menyiapkan berbagai perlengkapan pembelajaran dimana siswa tanpa ada instruksi dari guru untuk mengambil posisi tempat duduk dan duduk dalam kelompoknya masing- masing. Terlihat juga ada sebagian siswa yang konsentrasi mendengarkan penjelasan dan petunjuk dari guru. Pada tahap kegiatan ini, siswa menyelesaikan masalah dalam kelompok sudah nampak beberapa anggota dalam kelompok aktif menyelesaikan tugasnya tetapi masih ada siswa yang cenderung menyelesaikannya sendiri-sendiri. Dalam diskusi kelompok, hanya sebagian siswa saja yang aktif melakukan kegiatan atau peragaan, sementara siswa yang lain hanya melihatnya saja tetapi nampak bahwa mereka sudah mulai menanyakan hal yang tidak paham kepada guru walaupun kelihatannya sangat kaku. Pada kegiatan penutup, siswa belum terlihat dalam berpartisipasi misalkan mengemukakan gagasan yang perlu atau menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari, siswa masih belum begitu berani berbicara walaupun ada juga siswa lain yang bisa. Oleh karena itu, pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada siklus I hasilnya berkategori baik. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa untuk keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran adalah dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: 49 Tabel 4.2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistik Pada Pertemuan Kedua Siklus I No Skor Observer I Observer II 1. 4

4 4

3 3

4 4

4 4

3 2.

4 4

3 4 3 4 4 3 4 3 5 3 3. 5 4 5 5 Jumlah 52 48 Persentasi 80 73,85 Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh observer I terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pada tabel. Diperoleh jumlah skor 52. Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 80 observasi yang dilakukan observer II jumlah skor yang diperoleh 48 dengan persentase 73,85. Persentase nilai rata-rata adalah 76,93, berarti taraf keberhasilan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran berdasarkan observasi oleh observer I dan II termasuk kategori aktif. d Refleksi Ada beberapa permasalahan yang sedikit menghambat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik pada pertemuan kedua siklus I ini, yaitu pada tahap inti pembelajaran terlihat guru memberikan motivasi dan mendampingi siswa pada pelaksanaan kerja kelompok hanya pada siswa-siswa 50 tertentu saja, jadi tidak semua kelompok mendapatkan motivasi dari guru. Sementara hambatan yang dialami pada tahap awal pembelajaran, siswa masih terlihat belum begitu siap mengikuti pembelajaran karena siswa masih duduk tak beraturan sehingga pada waktu siswa diminta duduk di dalam kelompoknya barulah mereka mengatur tempat duduk sehingga hal ini menyita waktu lebih banyak dan sedikit terganggu dalam pengalokasian waktu pembelajaran. Dalam pelaksanaan diskusi mereka terlihat belum nampak kerjasama yang baik terhadap sesama anggota kelompok, juga belum termotivasi sepenuhnya untuk melakukan presentasi. Untuk mengatasi masalah ini, guru harus lebih meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa agar berani melakukan presentasi dengan cara memberikan nilai tambahan bagi siswa dan kelompok yang melakukan presentasi dengan baik dan benar. Guru juga perlu menciptakan suasana bertanya yang betul-betul bertujuan menggali informasi dengan cara memberikan penekanan kepada siswa bahwa kegiatan bertanya itu adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

b. Siklus II

1. Pertemuan Pertama

a Rencana Tindakan Pada tanggal 18 Juli 2012, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas IV berhubungan dengan rancangan pembelajaran siklus II. Perencanaan 51 pembelajaran pada siklus II disusun bertujuan untuk menyempurnakan kekurangan- kekurangan pada siklus I agar pelaksanaan siklus II menjadi lebih baik. Pembelajaran pada siklus II tetap menggunakan pendekatan realistik, rencana tindakan pada siklus II akan dilakukan dalam dua kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama dan kedua. Pada faktor guru, diharapkan dapat mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik secara lebih baik. Guru diharapkan mampu memotivasi siswa agar lebih berani mengemukakan atau mempresentasikan hasil kerjanya ke depan kelas, sehingga akan tercipta suasana saling berbagi pendapat atau pengalaman dan pengetahuan. Pada faktor keterlibatan atau partisipasi aktif siswa, diharapkan dapat terjadi pada beberapa aspek antara lain; siswa diharapkan semakin memiliki perhatian terhadap pelajaran, mampu mengkomunikasikan matematika, berpartisipasi aktif dalam kelompok, berani bertanya, berani mengemukakan pendapat, semakin terampil menggunakan alat peraga, mampu memanfaatkan waktu seefektif mungkin tanpa adanya instruksi dari guru, lalu diharapkan peningkatan pada hasil belajar yang lebih baik jika dibandingkan pada siklus sebelumnya. Pada tindakan siklus II, rencana pembelajaran geometri difokuskan pada tujan pembelajaran agar siswa dapat menentukan sifat-sifat dan menemukan luas segitiga. Hal ini dimaksudkan agar apa yang dipelajari mempunyai kesinambungan terhadap pemahaman konsep yang diperoleh pada siklus I. pembelajaran diawali dengan pemberian masalah yang sudah ditentukan guru dan pembelajaran dilaksanakan secara kelompok atau kalsikal. Adapun strategi yang digunakan adalah tetap seperti pada siklus I yaitu menggunakan tiga tahapan yaitu tahap awal, 52 tahap inti, dan tahap akhir. Siswa duduk dalam kelompok seperti yang telah ditetapkan sebelumnya. Persiapan yang dilakukan pada pertemuan ketiga ini antara lain; mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran realistik, lembar wawancara, angket skala keaktifan, RPP matematika melalui pendekatan realistik, LKS, dan tes hasil belajar siswa. b Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakn pada hari Senin, tanggal 23 Juli 2012 pada pukul 07.30-08.45 WIB. Materi pokok pada pertemuan ini adalah sifat bangun datar segitiga dan menentukan luas segitiga. Pelaksanaan tindakan sama dengan pelaksanaan pada siklus I yang terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap awal, tahap inti , dan tahap akhir. Untuk tahap awal kegiatan berlangsung selama 10 menit, dengan kegiatan guru memotivasi belajar siswa untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Sebelumnya guru memeriksa hasil pekerjaantugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, yang kemudian kegiatan dilanjutkan dengan memberi siswa masalah realistik yang sudah dipersiapkan guru untuk masing-masing kelompok. Setelah itu guru menginformasikan bahwa cara menyelesaikannya sama seperti pada siklus I yaitu siswa duduk dalam kelompok lalu malakukan peragaan untuk dapat menentukan jaring-jaring kubus dari bangun ruang sederhana. Pada pertemuan ketiga ini difokuskan pada materi menentukan dan menggambar jaring-jaring kubus dan balok melalui peragaan sederhana yang 53 dilakukan dalam kelompok. Adapun bahan pembelajaran yang perlu dipersiapkan adalah kertas karton atau manila, penggaris, gunting, cutter, dan lain-lain. Selanjutnya pembelajaran masuk ketahap inti yang berlangsung selama 50 menit. Guru meminta siswa melakukan diskusi kelompok untuk membahas masalah yang diberikan. Kemudian siswa diminta untuk melakukan kegiatan yang tercantum pada LKS. Kegiatan selanjutnya setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan, guru meminta wakil dari masing-masing kelompok untuk dapat melaporkan dan mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka ke depan kelas. Kegiatan presentasi hasil diskusi kelompok ini dilakukan oleh dua orang siswa yang mewakili kelompok. Dan jika ada hal-hal yang kurang jelas atau masih keliru terhadap yang dipresentasikan oleh siswa yang mewakili maka siswa yang lain dapat mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan dan juga dapat berupa masukan. Pertemuan pertama pada siklus II ini, terlihat siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran. Jumlah siswa yang bekerja dalam kelompok bertambah dan bahkan bisa dikatakan hampir merata,jumlah siswa yang bertanya maupun yang mengajukan ide bertambah pula jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Hal ini menimbulkan kesan bahwa siswa sudah bisa beradaptasi dan terbiasa melakukan pembelajaran dengan pendekatan realistik yang meminta siswa untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran.Pada kegiatan penutup, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran. 54 c Observasi Pada bagian ini dibahas mengenai pengumpulan data dan analisis data hasil observasi pada pertemuan pertama siklus II. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan dapat dilaporkan sebagai berikut: Rata-rata nilai yang diperoleh siswa untuk keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran adalah dapat dilihat pada table 4.3 berikut: Tabel 4.3 Hasil Observasi Ketaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistik Pada Pertemuan Pertama Siklus II No Skor Observer I Observer II 1. 4 3 5

4 4

4 4

4 4

5 2.

4 4

4 4

5 5

5 5

4 3

3 3

3. 5

4 4

5 Jumlah 55 53 Persentasi 84,62 81,54 Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh observer I terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pada tabel. Diperoleh jumlah skor 55 dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 84,62. Observasi yang dilakukan observer II jumlah skor yang diperoleh 53 Persentase nilai rata-rata adalah 81,54 berarti taraf keberhasilan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran berdasarkan observasi oleh observer I dan II termasuk kategori aktif. Hal ini menunjukkan bahwa 55 ada peningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. d Refleksi Walaupun sudah dikategorikan baik, namun ada permasalahan yang masih menghambat pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik pada pertemuan pertama siklus II ini, yaitu: 1 diskusi belum berjalan secara maksimal karena belum adanya keberanian siswa untuk melakukan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain, 2 diskusi kelas masih berjalan dengan berdasar instruksi guru, dimana guru meminta perwakilan dari kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan atas hasil kerja kelompok lain, atau bisa dikatakan belum berdasarkan keinginan sendiri, dan 3 pertanyaan yang diberikan juga masih terkesan konfirmasi, belum bertujuan menggali pemahaman konsep. Demikian juga hambatan yang dialami oleh siswa, yaitu pertama, sebagian siswa masih ada yang bekerja sendiri. Kedua, siswa juga masih belum termotivasi untuk melakukan presentasi dan ketiga, siswa masih mengalami kesulitan untuk bertanya yang mana mereka belum berani bertanya dan mengemukakan pendapat. Untuk mengatasi masalah ini, guru perlu menciptakan suasana diskusi seperti yang diinginkan dengan cara masing-masing siswa dalam kelompok untuk bekerja sama dan memecahkan masalah yang diberikan. Guru dapat pula meminta satu tanggapan atau pertanyaan terhadap presentasi dari kelompok lain. 56

2. Pertemuan Kedua

a Rencana Tindakan Rencana tindakan dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan pada pertemuan ketiga. Sesuai dengan perubahan yang diharapakan, maka indikator keberhasilan tindakan pada pertemuan keempat adalah antara lain: guru diharapkan mampu lebih memotivasi siswa agar siswa memiliki keberanian yang lebih dalam menanggapi hasil kerja kelompok lain. Guru juga harus meminta siswa agar memberikan pertanyaan yang bertujuan untuk menggali pemahamann dan bukan hanya sekedar konfirmasi saja. Siswa juga diharapkan dapat melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok aktif secara merata. Siswa diharapkan termotivasi dengan baik untuk dapat melakukan presentasi dan memiliki keberanian untuk bertanya atau mengemukakan pendapat tanpa paksaan. Pada pertemuan kedua siklus II ini, diharapkan terjadi peningkatan pada pemahaman konsep siswa ke arah yang lebih memuaskan sehingga dapat diperoleh pemahaman konsep dan keterlibatan siswa yang maksimal serta dapat menunjukkan hasil yang memuaskan. Adapun persiapan yang dibutuhkan pada pertemuan kedua ini adalah seperti yang terdapat pada pertemuan pertama. b Pelaksanaan Tindakan Petemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 24 Juli

2012. Untuk tahap awal kegiatan berlangsung selama 10 menit, dengan kegiatan

guru memotivasi siswa untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan dengan memberi siswa masalah realistik yang sudah dipersiapkan untuk guru untuk masing-masing kelompok. Setelah itu guru menginformasikan bahwa 57 cara menyelesaikannya sama seperti pada pertemuan ketiga yaitu siswa duduk dalam kelompok untuk menemukan luas segitiga. Pada kegiatan inti, guru membagikan alat peraga pembelajaran seperti yang telah disebutkan di atas dan LKS pada masing-masing kelompok. Setelah kegiatan peragaan yang mereka lakukan kemudian melaporkan atau memperagakan hasilnya ke depan kelas. Pada saat kelompok presentasi melaporkan hasil kerja kelompoknya, maka kelompok yang lain diminta untuk menanggapi atau memberi masukantanggapan terhadap hasil kerja kelompok tersebut. Dalam kegiatan ini, terlihat hampir seluruh siswa sudah mencoba memberanikan diri untuk melaporkan hasil kerjanya walaupun masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini membuktikan bahwa dengan kegiatan kerja tim dalam kelompok membuat siswa termotivasi untuk bekerja sama dan saling mengkomunikasikan terhadap hal-hal yang masih kurang bisa dipahami. Pada kegiatan penutup, terlihat bahwa siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi yang mereka pelajari dan antusias menyebutkan hasil temuan mereka walaupun belum semuanya aktif. Kemudian dari hasil kerja siswa dikumpulkan dan disimpan dalam lemari kelas. Dan kegiatan terakhir adalah guru memberikan tes hasil belajar. c Observasi Pengamatan terhadap penampilan siswa dilakukan untuk menilai aspek keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa pada awal pembelajaran siswa kelihatan sudah banyak peningkatan pada aspek bertanya dan keterlibatan 58 secara aktif bekerja dalam kelompok. Sebagian besar siswa sudah sangat antusias dan berani untuk menampilkan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas dan mempresentasikan dengan baik. Pada tahap kegiatan inti, siswa menyelesaikan masalah dalam kelompok secara bersama-sama tidak lagi terlihat individualnya. Dalam diskusi kelompok, sebagian besar siswa aktif melakukan kegiatan peragaan, dan siswa yang lain membantu jika ada kesulitan yang ditemui oleh temannya. Pada pertemuan kali ini terlihat bahwa seolah-olah mereka sudah sangat terbiasa menerapkan pembelajaran realistik. Pada kegiatan penutup, siswa sudah berpartisipasi secar aktif dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari, siswa sudah berani berbicara tanpa mendapat arahan atau petunjuk dari guru. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa untuk keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran adalah dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut. Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistik Pada Pertemuan Kedua Siklus II No Skor Observer I Observer II 1. 4

5 5

4 5

4 4

4 5 4 2.

5 5

5 4

4 4

4 5 5 4 5 4 3. 5 5 4 4 Jumlah 60 56 Persentase 92,31 86,15 59 Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh observer I terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pada tabel Diperoleh jumlah skor 60 dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 92,31. Observasi yang dilakukan observer II jumlah skor yang diperoleh.56 persentase nilai rata-rata adalah 86,15, berarti taraf keberhasilan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran berdasarkan observasi oleh observer I dan II termasuk kategori sangat aktif. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. d Refleksi Setelah tindakan dilakukan pada pertemuan kedua siklus II ini, proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik sudah berkategori sangat baik. Tetap masih ada sedikit hambatan yang ditemui yakni untuk alokasi waktu yang masih sedikit belum efektif dan dalam kegiatan diskusi siswa belum secara keseluruhan yang menunjukkan keaktifannya. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Analisis Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pada Siklus II No Tahap IndikatorAspek Pengamatan Skor Skor Rata-rata Jumlah Obs I Obs II Obs I Obs II P I P II 1 Kegiatan Awal 1. Bersemangat dalam belajar 4 3 4 5 3,5 4,5 8 2. Antusias dalam mengikuti pelajaran 5 4 5 4 4,5 4,5 9 3. Menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan berani dan baik

4 4

5 4 4 4,5 8,5 4. Merespon masalah yang diberikan 4

4 4

4 4

4 8 5. Menggunakan sarana dan prasaran yang diperlukan 4 5 5 4 4,5 4,5 9 60 2 Kegiatan Inti 6. Bekerja dalam kelompok, dan aktif mendiskusikan masalah yang diberikan

4 4

5 5

4 5 9 7. Diskusi antar kelompok secara klasikal 4 4 5

4 4

4,5 8,5 8. Mendemonstrasikan alat peraga dengan benar

5 5

4 4

5 4 9 9. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 5 5 4

5 5

4,5 9,5 10. Menanggapi hasil diskusi kelompok lain 4 3 5 4 3,5 4,5 8 11. Menanyakan hal materi yang masih kurang paham

3 3

5 4 3 4,5 7,5 3 Kegiatan Akhir 12. Mencatat rangkuman pembelajaran 5 4

5 5

4,5 5 9.5 13. Mengerjakan tugas akhir 4 5

4 4

4,5 4 8,5 Jumlah 55 53 60 56 54 58 56 Persentasi 84,62 81,54 92,31 86,15 83,08 89,23 86,15 Berdasarkan data tabel di atas, analisis observasi terhadap keterlibatan siswa secara aktif diperoleh bahwa rata-rata persentase per siklus adalah 86,15, hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan atau partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran masuk dalam kategori sangat aktif, hal ini didukung juga oleh hasil tes akhir tindakan dan wawancara terhadap siswa berkaitan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik.

B. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa

1. Siklus I

1 Hasil Tes Akhir Hasil tes akhir tindakan siklus I menunjukkan bahwa nilai pembelajaran sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Dan berdasakan tabel 4.15 di atas diperoleh bahwa hasil tes akhir tindakan siklus I rata-rata yang baik yaitu sebesar 7,7 dan secara keseluruhan siswa mengalami ketuntasan belajar. 61 Tabel 4.6 Skor Tes dalam Pembelajaran Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri Kapuhan 2 TP. 2012 2013 No NIS Nama Siswa Matematika Evaluasi I 1. 2449 Musafak 7,5 2. 2464 Eka Fitriyani 7,5 3. 2468 Ida Suryani 7 4. 2471 Muhamad Galih Alfian 7,5 5. 2476 Risnawati 8 6. 2478 Muhamad Fani 8 7. 2484 Asmi Sari 7,5 8. 2485 Ahmad Yoga Prasetyo 7,5 9. 2486 Anang Syaefudin 8 10. 2487 Binti Hidayatus Solikhah 9 11. 2488 Chuswatun Khasanah 8 12. 2489 Dias Khusnul Khotimah 8,5 13. 2490 Firman Saputra 8 14. 2491 Isnawati Puji Lestari 7,5 15. 2493 Muhamad Nasoka 7,5 16. 2495 Muhamad Heri Prasetyo 7,5 17. 2496 Muhamad Andi Nugroho 7,5 18. 2497 Muhamad Ilham 8,5 19. 2499 Nurul Fatimah 7,5 20. 2500 Ratrianing Fajrin 7 21. 2523 Septi Lestari 7,5 Jumlah 162,5 Rata-rata 7,7 Nilai Tertinggi 9 Nilai Terendah 7 2 Hasil Wawancara Data hasil observasi yang diperoleh dilengkapi dengan mewawancarai siswa. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa, siswa jarang melakukan kegiatan pembelajaran dengan cara memanfaatkan hal-hal yang dekat dengan lingkugan mereka, serta belum begitu terlibat secara aktif. Siswa terbiasa dengan pembelajaran yang bersumber dari buku teks dan guru. Dengan dilaksanakannya pembelajaran 62 dengan memanfaatkan hal-hal nyata bagi siswa, secara garis besar siswa merasa senang dan antusias dalam belajar dan dapat menerima dengan baik. 3 Hasil Angket Angket diberikan kepada 21 siswa kelas IV yang bertujuan untuk mengetahui respon siswa yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran, dan pemahaman siswa setelah pembelajaran berakhir. Hasil angket dianalisis kemudian disimpulkan bahwa siswa merasa senang dan ingin semua pelajaran diajarkan sama dengan pembelajaran yang dilaksanakn pada materi geometri. Siswa juga mengungkapkan dengan pembelajaran yang diawali menggunakan hal-hal nyata bagi mereka, akan lebih cepat memahami masalah yang diberikan tersebut. Angket respon siswa secara rinci dapat dilihat pada lampiran. Untuk pernyataan yang bersifat positif, STS diberi skor 1, TS diberi skor 2, R diberi skor 3, S diberi skor 4, dan SS diberi skor 5. Untuk analisis data angket dilakukan dengan menghitung rata-rata tiap jawaban siswa. Perhitungan tersebut dibahas berdasarkan kriteria sebagai berikut: 4 ≤ skor rata-rata ≤ 5 : Sangat Positif 3 ≤ skor rata-rata ≤ 4 : Positif 2 ≤ skor rata-rata ≤ 3 : Negatif 1 ≤ skor rata-rata ≤ 2 ; Sangat Negatif Analisis data respon siswa terhadap pelaksanaan tindakan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut. 63 Tabel 4.7 Analisis Data Hasil Respon Siswa Terhadap Pelaksanaan Tindakan Siklus I No Nama Jumlah Rata-rata Kriteria Respon 1 Musafak 87 3,48 Positif

2 Eka Fitriyani

74 2,96 Negatif 3 Ida Suryani 84 3,36 Positif

4 Muhamad Galih Alfian

83 3,32 Positif

5 Risnawati

95 3,80 Positif 6 Muhamad Fani 88 3,52 Positif

7 Asmi Sari

83 3,32 Positif

8 Ahmad Yoga Prasetyo

79 3,16 Positif 9 Anang Syaefudin 84 3,36 Positif 10 Binti Hidayatus Solikhah 94 3,76 Positif

11 Chuswatun Khasanah

89 3,56 Positif 12 Dias Khusnul Khotimah 91 3,64 Positif

13 Firman Saputra

91 3,64 Positif

14 Isnawati Puji Lestari

92 3,68 Positif 15 Muhamad Nasoka 84 3,36 Positif

16 Muhamad Heri Prasetyo

93 3,72 Positif 17 Muhamad Andi Nugroho 93 3,72 Positif

18 Muhamad Ilham

75 3 Positif

19 Nurul Fatimah

88 3,52 Positif

20 Ratrianing Fajrin

84 3,36 Positif

21 Septi Lestari

86 3,44 Positif Jumlah 1817 72,68 Rata-rata 86,52 3,46 Positif Berdasarkan hasil analisis angket dan sesuai kriteria yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan realistik sangat bermanfaat dan menyenangkan, karena rata-rata skor masuk dalam kategori positif. 4 Refleksi Pembelajaran tindakan siklus I dilaksanakan dengan memberikan tindakan melalui penggunaan media lokal atau barang yang mudah diperoleh dan murah. Untuk memperoleh data tentang tindakan siklus I dilakukan pengamatan, tes, angket dan 64 wawancara dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat diperoleh hal-hal sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran belum berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun. 2. Dalam memberi bantuan diskusi kelompok, guru masih kelihatan kurang aktif dan kurang merata. Hal tersebut disebabkan belum terbiasanya melakukan pembelajaran dengan pendekatan realistik. 3. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru perlu meningkatkan cara memotivasi siswa dalam mengeluarkan pendapat. 4. Hasil pengamatan tentang partisipasi aktif siswa selama proses pembelajaran perlu ditingkatkan karena belum semua aktif. 5. Siswa terlihat belum berani bertanya tentang masalah yang belum dipahaminya. 6. Pembelajaran pada siklus I memerlukan waktu yang lebih dari waktu yang telah direncanakan karena banyak terpakai untuk pengaturan kelompok. 7. Pelaksanaan pembelajaran belum optimal, karena sebagian besar siswa belum terbiasa menggunakan alat peraga sederhana dalam pembelajaran. 8. Hasil tes menunjukkan bahwa nilai tes rata-rata siswa sudah dalam keadaan tuntas akan tetapi belum bisa dikatakan sangat memuaskan. 9. Hasil wawancara terhadap siswa menunjukkan bahwa mereka dapat memahami materi geometri karena pembelajarannya dilaksanakan dengan melakukan peragaan atau aktivitas-aktivitas. 10. Hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa siswa sangat senang belajar dengan pendekatan realistik. 65 Dari hasil observasi, hasil tes tindakan, hasil wawancara, hasil analisis and refleksi pada tindakan siklus I menunjukkan bahwa pembelajaran Siklus I membutuhkan pengulangan pada tindakan siklus II untuk lebih memperkuat data dan hasil. Hal ini berarti bahwa pembelajaran pada siklus I perlu penyempurnaan sebagai berikut: 1. Memotivasi siswa agar aktif berdiskusi dalam kelompok. 2. Guru diharapkan mampu memberi perhatian yang lebih kepada siswa untuk dapat memahami konsep melalui kegiatan peragaan. 3. Untuk menghemat waktu kelompok dibentuk sebelum pelajaran dimulai. 4. Membantu siswa agar terampil menggunakan alat peraga sederhana untuk menentukan atau mengidentifikasi sifat-sifat dan menemukan luas bang datar.

2. Siklus II

1 Hasil Tes Akhir Hasil tes akhir tindakan siklus II menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Bahkan hampir secara keseluruhan siswa mendapat nillai yang sangat memuaskan. Perolehan Nilai siswa kelas IV dalam tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Perolehan Nilai Siklus II Siswa Kelas IV SDN Kapuhan 2 TP. 2012 2013 No Nilai Jumlah Siswa Persentase Ketuntasan 1. 10 7 33,33 Tuntas 2. 9 2 9,52 Tuntas 3. 8 6 28,57 Tuntas 4. 7 5 23,80 Tuntas 5. 6 1 4,76 Belum Tuntas Jumlah 21 100 66 Rata-rata 8,4 Nilai Tertinggi 10 Nilai Terendah 6 Yang Tuntas 20 Yang Belum Tuntas 1 Pada siklus II, ada peningkatan skornilai tes akhir tindakan siswa jika dibandingkan dengan skor hasil tes akhir tindakan sebelumnya, pada siklus ini terjadi peningkatan rata-rata sebesar 8,4, dengan hanya satu siswa saja yang tidak masuk kategori belajar tuntas 95 siswa masuk kategori belajar tuntas. Hal ini manunjukkan bahwa pada siklus II siswa sudah mampu berkonsentrasi dan memahami materi belajar serta aktif dalam proses pembelajaran melalui pendekatan realistik. 2 Hasil Wawancara Wawancara dilakukan untuk melengkapi data hasil observasi. Wawancara dilaksanakan terhadap siswa kelas IV terlampir. Hasil wawancara terhadap proses pembelajaran menunjukkan bahwa secara garis besar siswa senang belajar dengan menggunakan pendekatan realistik. Hal ini karena siswa sudah mengkonstruksi gagasannya sendiri. Selanjutnya mereka juga berpendapat bahwa sangat senang belajar berkelompok karena jika menemui kesulitan atau hambatan dalam belajar dapat bertanya dengan teman yang sudah mengerti. 3 Hasil Angket Hasil angket digunakan untuk melihat respon siswa berhubungan dengan perasaan siswa dalam pembelajaran geometri dan pengukuran dengan pendekatan realistik. Angket diberikan kepada 21 siswa kelas IV dengan memberi tanda centang pada format angket terlampir tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik. 67 Hasil angket menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran secara berkelompok dapat memudahkan siswa memahami materi dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri. Dengan bekerja kelompok siswa menyadari perlunya menghargai pendapat orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Suliharsono 2003: 14 bahwa di dalam masyarakat belajar setiap orang harus bersedia untuk berbicara dan berbagi pendapat, mendengarkan pendapat orang lain, dan berkolaborasi membangun pengetahuan dalam kelompoknya. Diharapkan dengan kerja kelompok siswa dapat meningkatkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan. Hasil analisis respon siswa terhadap pelaksanaan tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut. Tabel 4.9 Analisis Data Hasil Respon Siswa Terhadap Pelaksanaan Tindakan Siklus II No Nama Jumlah Rata-rata Kriteria Respon 1 Musafak 97 3,88 Positif

2 Eka Fitriyani

90 3,60 Positif

3 Ida Suryani

103 4,12 Sangat positif

4 Muhamad Galih Alfian

112 4,48 Sangat positif

5 Risnawati

98 3,92 Positif

6 Muhamad Fani

100 4,00 Sangat positif

7 Asmi Sari

93 3,72 Positif

8 Ahmad Yoga Prasetyo

118 4,72 Sangat positif

9 Anang Syaefudin

107 4,28 Sangat positif 10 Binti Hidayatus Solikhah 99 3,96 Positif

11 Chuswatun Khasanah

121 4,84 Sangat positif

12 Dias Khusnul Khotimah

94 3,76 Positif

13 Firman Saputra

107 4,28 Sangat positif

14 Isnawati Puji Lestari

113 4,52 Sangat positif

15 Muhamad Nasoka

106 4,24 Sangat positif

16 Muhamad Heri Prasetyo

105 4,20 Sangat positif 17 Muhamad Andi Nugroho 114 4,56 Sangat positif 18 Muhamad Ilham 115 4,60 Sangat positif 19 Nurul Fatimah 114 4,56 Sangat positif 68 20 Ratrianing Fajrin 102 4,08 Sangat positif 21 Septi Lestari 105 4,20 Sangat positif Jumlah 2213 88,52 Rata-rata 105,38 4,22 Sangat positif Berdasarkan hasil analisis angket dan sesuai kriteria yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan pembelajaran dengan pendekatan realistik untuk pemahaman konsep geometri kelas IV SD Negeri Kapuhan 2 sangat bermanfaat, karena rata-rata respon siswa menunjukkan respon dalam kategori sangat positif. 4 Refleksi Pembelajaran tindakan siklus II dilaksanakan dengan memberikan tindakan melalui penggunaan media lokal, kontekstual dan KIT Matematika. Untuk memperoleh data tentang tindakan siklus II dilakukan hal-hal seperti yang ada pada siklus I yaitu: pengamatan, tes, angket, dan wawancara dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat diperoleh hal-hal sebagai berikut: a. Pembelajaran yang menerapkan pendekatan realistik dapat memahamkan siswa pada konsep geometri dan pengukuran di SD N Kapuhan 2 dengan tahapan pembelajaran yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir. b. Siswa sudah hampir keseluruhan dapat menentukan sfat-sifat dan luas bangn datr jajar genjang dan segitiga. c. Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana yang disusun. d. Penggunaan media berbasis realistik telah menunjukkan hasil yang memuaskan. e. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru sudah mampu meningkatkan cara memotivasi siswa dalam mengeluarkan pendapat. 69 f. Hasil pengamatan tentang partisipasi aktif siswa selama proses pembelajaran sudah tergolong sangat baik, walaupun belum secara keseluruhan siswa berpastisipasi secara aktif dan konsisten. g. Respon terhadap pembelajaran geometri dengan pendekatan realistik sudah menunjukkan respon positif bahkan bisa dikatakan sangat positif. h. Hasil belajar siswa yang diukur melalui tes akhir tindakan menunjukkan peningkatan dengan rata-rata nilai yang memuaskan. Dari hasil observasi, hasil tes tindakan, hasil wawancara, hasil analisis, dan refleksi pada tindakan siklus II menunjukkan bahwa sudah terjadi peningkatan keaktifan belajar yang signifikan, oleh karena itu dirasa cukup dan tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Melihat keadaan sebelum tindakan dilakukan dan setelah tindakan dilakukan, mulai dari siklus I hingga siklus II dapat dirangkum bahwa telah terjadi peningkatan pada pemahaman konsep, keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran serta hasil belajar siswa yang menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut telah meningkat keaktifan dan keefektifannya mulai dari sebelum tindakan hingga dilakukannya tindakan pada siklus I dan II.

C. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pembelajaran kooperatif tipe course review horay untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa SMP kelas IX

1 5 148

Penerapan strategi pembelajaran aktif the power of two untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 5 212

Penerapan metode pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

0 7 241

Penerapan penilaian autentik untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa (sebuah studi penelitian tindakan kelas di SD Negeri III Jati Asih Bekasi)

0 7 212

Penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas III SDN Tunas Mekar

2 21 171

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SD Negeri Ciherang 01: penelitian tindakan kelas

1 8 0

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150