Siklus I Prosedur dan Hasil Penelitian

36

a. Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti dengan dibantu oleh rekan guru mengadakan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pada tindakan siklus I rencana pembelajaran geometri bangun datar difokuskan pada tujuan pembelajaran agar siswa dapat melakukan peragaan untuk dapat menemukan sifat-sifat dan ciri-ciri bangun datar jajar genjang. Pembelajaran pada tindakan siklus I direncanakan dilaksanakan 4 x 35 menit 2xpertemuan. Rencana tindakan dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran. Dengan persetujuan guru kelas IV rencana tindakan akan dilakukan melalui pembelajaran realistik. Pembelajaran realistik mengharapakan siswa dapat mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata yang dialami sehari-hari dan dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara penuh sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar matematika siswa.

1. Pertemuan Pertama

a Rencana Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah peneliti membuat persiapan untuk melaksanakan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama. Persiapan yang dibuat adalah berupa pembuatan rencana pembelajaran, dan mempersiapkan instrumen penelitian yang diperlukan antara lain; mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran realistik, wawancara dengan siswa dan guru, RPP matematika melalui pendekatan realistik, LKS, tes hasil belajar siswa yang nantinya akan selalu dipersiapkan guru setiap pelaksanaan 37 proses pembelajaran, sesuai dengan materi pelajaran pada tiap pertemuan dalam tiap siklus. Rencana pembelajaran yang disusun mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP 2006. Sesuai dengan perubahan yang diharapkan, maka indikator keberhasilan tindakan pada siklus ini dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dan peningkatan keefektifan kegiatan guru dan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Kegiatan guru dikatakan efektif jika dalam menyajikan materi pembelajaran memenuhi langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam RPP dan sesuai dengan kriteria dari lembar pengamatan bahwa guru sudah baik dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik. Sementara untuk kategori keterlibatan siswa dalam pembelajaran yaitu siswa secara aktif dan penuh antusias dalam mengikuti peelajaran yang ditandai oleh siswa dapat melaksakanan kegiatan yang diminta oleh guru serta mampu mempertanggungjawabkannya di depan kelas. Selain itu, diharapkan pula terjadi perubahan pada pemahaman konsep siswa, khususnya konsep tentang geometri. b Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 16 Juni 2012 mulai pukul 07.30 – 08.45 WIB. Materi pokok pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah menentukan luas jajar genjang, dengan Indikatornya adalah: 1 menggambar bangun datar jajar genjang 2 menentukan rumus luas jajar genjang 3 menentukan luas daerah jajar genjang. 38 Pada pertemuan pertama ini, pada tahap awal kegiatan berlangsung selama 10 menit. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa sebelum belajar, serta guru mengajukan pertanyaan kepada siswa secara klasikal. Dapatkah kamu menyebutkan benda- benda bangun datar yang pernah kamu amati di lingkungan sekitarmu? Dapatkah kamu membedakannya dan menyebutkan satu persatu? Coba siapa yang bisa menjelaskan. Berdasarkan jawaban dari siswa, guru memberitahukan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru memotivasi siswa untuk mengetahui pentingnya geometri dalam kehidupan sehari-hari dan hubungannya dengan materi lain. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah bersama siswa menyiapkan berbagai bentuk bangun datar dengan media KIT Matematika dan Media Kontekstual dan bahan pembelajaran, seperti: karton atau kertas manila, penggaris, spidol, gunting atau cutter dan lain-lain serta menyiapkan lembar kerja siswa untuk dibagikan ke siswa. Pada kegiatan ini, proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan realistik. Siswa diminta membentuk kelompok, dari 21 siswa dibagikan ke dalam 5 kelompok, yang berarti masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 anak. Guru kemudian menjelaskan dengan menunjukkan serta membagikan berbagai alatmedia pembelajaran berbentuk bangun datar jajar genjang. Setiap kelompok mencermati dengan teliti sifat-sifat bangun datar jajar genjang Selanjutnya, guru meminta siswa untuk bergabung ke kelompoknya dan kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa LKS dan diberi tugas seperti yang terdapat pada LKS, yaitu melakukan peragaan, mendiskusikan, dan 39 mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar jajar genjang. Berdasarkan LKS, maka siswa melakukan peragaan, lalu siswa diminta untuk mendiskusikan yang kemudian hasilnya ditulis pada lembar yang telah tersedia. Dalam pembagian kelompok ini, ada beberapa masalah yang dihadapi yaitu, pada saat mengangkat kursi dan meja menghabiskan banyak waktu. Untuk itu strategi yang digunakan guru adalah menyuruh siswa mengatur dua meja berdekatan dan mengingatkan siswa untuk hari berikutnya kelas sudah diatur terlebih dahulu dalam 4 kelompok. Hal ini dilakukan agar pembelajaran pada siklus berikutnya berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Melalui kegiatan diskusi yang diterapkan oleh guru, siswa dibawa untuk menemukan dan memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama-sama. Mereka juga diajarkan untuk saling bertanya jawab antar anggota dalam kelompok untuk saling bernegosiasi untuk menemukan gagasan yang tepat. Tugas yang diberikan oleh guru kepada mereka dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari atau masalah nyata siswa, demi terciptanya proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik. Guru mengamati kelompok siswa dan mengarahkan kelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami isimateri pelajaran. Pengamatan pada pertemuan ini terlihat bahwa sudah lumayan yang ikut berpartisipasi dalam kelompoknya namun untuk tugas bertanya masih siswa yang itu-itu saja. Partisipasi yang dilakukan oleh seluruh siswa hanya mengisi LKS untuk menentukan bangun datar jajar genjang yang ada di sekitar. Siswa terlihat sedikit kesulitan untuk mengidentifikasi sifat-sifat pada bangun datar jajar genjang. Dalam kerja kelompok 40 ini, sebagian siswa masih terlihat bekerja sendiri. Hal tersebut disebabkan siswa belum terbiasa untuk ikut terlibat dalam pembelajaran berkelompok. Siswa telah terbiasa untuk diam dan menerima pembelajaran sepenuhnya dari guru melalui metode tradisional yang diterapkan. Kegiatan selanjutnya, siswa secara perwakilan kelompok diminta untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan LKS. Pada kegiatan ini, terlihat siswa masih ragu-ragu untuk maju ke depan kelas untuk melakukan presentasi. Akhirnya guru menunjuk wakil dari salah satu kelompok untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya. Setelah selesai presentasi, kelompok yang lainpun masih terlihat ragu untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya. Guru kemudian membuat urutan maju untuk wakil kelompok yang akan mempresentasikan hasil kerja berikutnya. Di sini terlihat bahwa peran guru masih dominan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang mengajukan pertanyaan atau memberikan ide maupun pendapat juga baru sebagian kecil saja yang terlibat. Pada kegiatan pembelajaran ini, walaupun guru telah melakukan pemodelan memperagakan penemuan sifat-sifat bangun itu di depan kelas, namun siswa belum berani tampil secara maksimal. Pada kegiatan penutup, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan LKS, guru juga memberikan tugas lanjutan untuk menggambar bangun datar jajar genjang pada buku berpetak untuk kemudian dihitung banyak petak pada gambar jajar genjang tersebut. Mereka harus mampu menemukan sendiri solusi dari permasalahantugas tersebut, kemudian guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran dan menyamakan persepsi terhadap materi yang telah 41 dipelajari. Tetapi pada kenyataannya guru dan siswa tidak sempat menyimpulkan secara penuh karena waktunya selesai. Guru kemudian menutup pembelajaran pertemuan pertama pada siklus I. c Observasi Pada bagian observasi ini dibahas mengenai pengumpulan data dan analisis data hasil observasi pada pertemuan pertama dalam siklus I. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan dapat dilaporkan sebagai berikut: 1 Penampilan guru dengan menerapkan pendekatan realistik 1. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal dilaksanakan pada kategori sudah cukup baik, karena guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagian memenuhi prinsip pembelajaran matematika realistik dimana melalui bimbingan guru, siswa diberi kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali tentang konsep-konsep matematika melalui pemberian informasi bangun datar apa saja yang mereka temukan dan bentuknya seperti apa. Guru telah melakukan kegiatan apersepsi untuk mengecek kemampuan prasyarat walaupun kurang maksimal, dan siap membentuk siswa belajar dalam kelompok. 2. Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tahap ini juga masih dalam kategori cukup, karena selama proses pembelajaran guru masih lebih sering meminta atau menyuruh siswa melakukan sesuatu dan guru lebih banyak berbicara 42 sementara siswa diam saja. Contohnya, pada saat pelaksanaan kegiatan diskusi kelompok guru banyak meberikan ceramah sehingga siswa merasa terganggu untuk menyelesaikan LKS yang telah dibagikan. Selama proses juga guru masih terlihat kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang mencerminkan kegiatan pembelajaran yang interaktif. Kemudian, dalam pengelolaan waktu pembelajaran kurang karena waktu tersita oleh penjelasan tambahan dari guru. Padahal, menurut prinsip matematika realistik fungsi guru hanyalah sebagai fasilitator, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan model-modelnya sendiri sehingga guru dituntut untuk dapat memberikan bantuan proses konstruksi siswa dalam pikirannya. 3. Penutup Pada bagian penutup belum sempat merangkum materi yang dipelajari secara keseluruhan karena terbatasnya waktu. Sehingga pada akhir kegiatan pembelajaran guru hanya memberikan tugas lanjutan dan sedikit kesimpulan dan meminta mengumpulkan hasil pekerjaan siswa . Berikut ini dipaparkan hasil observasi yang dilakukan oleh dua observer terhadap keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Tabel 4.1 Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistik Pada Pertemuan Pertama Siklus I No Skor Observer I Observer II 1. 3

3 3

3 3

4 3 4 3 3 2. 4 3

4 4

4 3

4 4

43

3 3

4 3 3. 4

4 4

4 Jumlah 46 45 Persentasi 70,77 69,23 Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh observer I terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pada tabel Diperoleh jumlah skor 46. Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 70,77. Observasi yang dilakukan observer II jumlah skor yang diperoleh 45 dengan persentase 69,23. Persentase nilai rata-rata adalah 70. berarti taraf keberhasilan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran berdasarkan observasi oleh observer I dan II termasuk kategori cukup. d Refleksi Ada beberapa permasalahan yang dirasa menghambat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik, yaitu: 1 guru belum mampu secara maksimal untuk mengatur waktu, dan dalam pembagian kelompok mengangkat kursi dan meja membutuhkan waktu lebih, 2 guru masih terlihat dominan dalam menyampaikan informasi, 3 guru kurang merata dalam melakukan bimbingan terhadap siswa, 4 guru kurang memberikan motivasi terhadap siswa untuk aktif bertanya dan menyampaikan pendapat, 5 guru masih kesulitan dalam melakukan penilaian. Hambatan yang dialamui siswa, antara lain: 1 siswa belum terbiasa dengan penerapan pendekatan realistik dalam pembelajaran, 2 siswa kurang terbiasa bekerja secara berkelompok, 3 siswa masih belum termotivasi untuk 44 melakukan presentasi, 4 siswa masih canggung dalam memperagakan alat peraga, 5 siswa kurang efektif dalam memaksimalkan waktu. Untuk mengatasi masalah ini, guru harus aktif dalam mendorong dan memotivasi siswa untuk bertanya maupun mengemukakan gagasannya dengan cara memberikan pujian atau pemberian nilai tersendiri bagi yang mampu bertanya. Guru juga harus cepat tanggap terhadap permasalahan yang dialami siswa. Bila ada siswa yang bertanya terhadap materi yang masih kurang dipahami maka guru berkewajiban menerangkannya secara mendetail sampai siswa tersebut benar-benar paham.

2. Pertemuan Kedua

a Rencana Tindakan Rencana tindakan dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan pada pertemuan pertama. Sesuai dengan perubahan yang diharapkan, maka indikator keberhasilan tindakan pada pertemuan pertama dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dan peningkatan atas hambatan yang ditemukan pada pertemuan pertama, guru juga diharapkan sudah mampu secara maksimal untuk mengatur waktu. Selain itu guru diminta agar mampu membimbing siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan dan membiarkan siswa menemukan sendiri konsep-konsep matematika. Guru sudah dapat memotivasi siswa agar aktif bertanya maupun mengemukakan pendapat. Pelaksanaan pertemuan kedua bertujuan untuk menentuan sifat-sifat bangun datar segitiga dan menemukan luasnya. Pelaksanaan pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 17 Juli 2012, pukul 07.05-08.15 WIB. Pelajaran diawali guru 45 dengan memeriksa hasil pekerjaantugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan memberitahukan bahwa topik yang akan dikaji merupakan lanjutan dari pertemuan pertama yang mana siswa akan mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, balok, limas, dan silinder melalui peragaan. Kegiatan ini seperti yang telah dilakukan sebelumnya yaitu dengan melakukan peragaan untuk dapat dengan mudah memahami dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menentukan sifat-sifat bangun datar segitiga, menemukan luas segitiga dan kaitannya dengan masalah nyata yang dihadapi siswa sehari-hari. Siswa juga diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan penerapan pendekatan realistik dalam proses pembelajaran. Dalam melakukan kerja kelompok, sebagian besar siswa diharapakn dapat saling bekerja sama dan dapat mengemukakan pendapat atau juga pertanyaan dengan berani serta mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas tanpa paksaan atau perintah dari guru. Persiapan yang dilakukan pada pertemuan 2 siklus I ini antara lain: mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran realistik, lembar observasi terhadap partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, kriteria masing- masing lembar observasi, rencana program pembelajaran matematika melalui pendekatan realistik, LKS, dan tes hasil belajar siswa. b Pelaksanaan Tindakan Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Juli 2012. Materi pokok pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah menentukan 46 sifat-sifat dan luas segitiga, dengan Indikatornya adalah: 1 menggambar bangun datar segitiga 2 menentukan rumus luas segitiga 3 menentukan luas daerah segitiga. Pada pertemuan kedua, kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah bersama-sama membahas tugas yang telah diberikan sebelumnya. Selanjutnya siswa bersama guru menyiapkan media atau bahan pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan menemukan atau mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang melalui peragaan sederhana. Media yang dibutuhkan antara lain; kertas karton atau kertas manila, bangun segitiga. Disamping itu guru juga memeriksa kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran. Pada kegiatan awal pembelajaran guru menanyakan beberapa bentuk bangun ruang yang mereka ketahui. Setelah siswa dapat mengklasifikasikannya kemudian guru menyampaikan bahwa yang dibahas pada pertemuan kali ini hanyalah bangun datar segitiga. Pada kegiatan inti, proses pembelajaran dilaksanakan masih menggunakan pendekatan realistik. Guru menugaskan siswa duduk dalam kelompoknya dan membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. LKS tersebut dibagikan bertujuan bahwa untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segitiga.. Selanjutnya guru membagikan media pembelajaran yang telah disiapkan ke masing-masing kelompok. Dibawah bimbingan guru siswa melakukan peragaan sesuai dengan panduan pada LKS. Berdasarkan LKS yang telah dibagikan siswa diminta untuk melakukan kegiatan dan menemukan sifat-sifat segitiga. Siswa melaksanakan kegiatan dalam 47 kelompok. Guru mengingatkan agar nama anggota kelompok ditulis dalam kertas kerjanya yang telah dibagikan. Sambil berkeliling guru berusaha memotivasi dan memberi pengarahan kepada para siswa jika diperlukan. Setelah dirasa cukup waktunya, guru meminta siswa dari kelompok diskusi mereka untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Namun beberapa kelompok lain masih belum selesai. Guru menunggu siswa beberapa saat untuk menyelesaikan tugasnya, kemudian secara klasikal guru menanyakan kembali bagaimanakah sifat-sifat bangun datar segitiga yang mereka miliki. Saat melakukan kerja pengamatan terhadap siswa dalam melakukan kerja kelompok, terlihat sebagian besar siswa sudah melakukan kerja sama, mereka tidak lagi bersifat individualis. Akan tetapi, walaupun kelompoknya terdiri dari 5 atau 6 orang, masih hanya 3 atau 4 orang anggota kelompok saja yang benar-benar bekerja, yang lain hanya diam ataupun malah mengganggu temannya yang sedang bekerja atau kelompok lain juga. Dalam kegiatan ini terdapat juga beberapa orang siswa yang mulai berani bertanya ataupun memberikan ide maupun pendapatnya. Terlihat juga beberapa orang siswa mencoba merancang dan melakukan peragaan lain bersama-sama anggota kelompok. Setelah waktunya cukup dan guru meminta siswa untuk mengakhiri kegiatannya masing-masing kelompok diminta untuk melaporkan hasil kerjanya ke depan kelas melalui perwakilan kelompok. Walaupun terlihat masih agak ragu-ragu tetapi sudah ada dua kelompok yang berani maju dengan inisiatifnya sendiri dan ada beberapa siswa yang berani menanggapi hasil presentasi temannya. 48 c Observasi Pengamatan terhadap penampilan siswa dilakukan untuk menilai aspek keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa pada kegiatan awal pembelajaran siswa sedikitnya sudah terlihat mulai aktif untuk menyiapkan berbagai perlengkapan pembelajaran dimana siswa tanpa ada instruksi dari guru untuk mengambil posisi tempat duduk dan duduk dalam kelompoknya masing- masing. Terlihat juga ada sebagian siswa yang konsentrasi mendengarkan penjelasan dan petunjuk dari guru. Pada tahap kegiatan ini, siswa menyelesaikan masalah dalam kelompok sudah nampak beberapa anggota dalam kelompok aktif menyelesaikan tugasnya tetapi masih ada siswa yang cenderung menyelesaikannya sendiri-sendiri. Dalam diskusi kelompok, hanya sebagian siswa saja yang aktif melakukan kegiatan atau peragaan, sementara siswa yang lain hanya melihatnya saja tetapi nampak bahwa mereka sudah mulai menanyakan hal yang tidak paham kepada guru walaupun kelihatannya sangat kaku. Pada kegiatan penutup, siswa belum terlihat dalam berpartisipasi misalkan mengemukakan gagasan yang perlu atau menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari, siswa masih belum begitu berani berbicara walaupun ada juga siswa lain yang bisa. Oleh karena itu, pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada siklus I hasilnya berkategori baik. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa untuk keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran adalah dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: 49 Tabel 4.2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistik Pada Pertemuan Kedua Siklus I No Skor Observer I Observer II 1. 4

4 4

3 3

4 4

4 4

3 2.

4 4

3 4 3 4 4 3 4 3 5 3 3. 5 4 5 5 Jumlah 52 48 Persentasi 80 73,85 Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh observer I terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pada tabel. Diperoleh jumlah skor 52. Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 80 observasi yang dilakukan observer II jumlah skor yang diperoleh 48 dengan persentase 73,85. Persentase nilai rata-rata adalah 76,93, berarti taraf keberhasilan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran berdasarkan observasi oleh observer I dan II termasuk kategori aktif. d Refleksi Ada beberapa permasalahan yang sedikit menghambat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik pada pertemuan kedua siklus I ini, yaitu pada tahap inti pembelajaran terlihat guru memberikan motivasi dan mendampingi siswa pada pelaksanaan kerja kelompok hanya pada siswa-siswa 50 tertentu saja, jadi tidak semua kelompok mendapatkan motivasi dari guru. Sementara hambatan yang dialami pada tahap awal pembelajaran, siswa masih terlihat belum begitu siap mengikuti pembelajaran karena siswa masih duduk tak beraturan sehingga pada waktu siswa diminta duduk di dalam kelompoknya barulah mereka mengatur tempat duduk sehingga hal ini menyita waktu lebih banyak dan sedikit terganggu dalam pengalokasian waktu pembelajaran. Dalam pelaksanaan diskusi mereka terlihat belum nampak kerjasama yang baik terhadap sesama anggota kelompok, juga belum termotivasi sepenuhnya untuk melakukan presentasi. Untuk mengatasi masalah ini, guru harus lebih meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa agar berani melakukan presentasi dengan cara memberikan nilai tambahan bagi siswa dan kelompok yang melakukan presentasi dengan baik dan benar. Guru juga perlu menciptakan suasana bertanya yang betul-betul bertujuan menggali informasi dengan cara memberikan penekanan kepada siswa bahwa kegiatan bertanya itu adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

b. Siklus II

Dokumen yang terkait

Pembelajaran kooperatif tipe course review horay untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa SMP kelas IX

1 5 148

Penerapan strategi pembelajaran aktif the power of two untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 5 212

Penerapan metode pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

0 7 241

Penerapan penilaian autentik untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa (sebuah studi penelitian tindakan kelas di SD Negeri III Jati Asih Bekasi)

0 7 212

Penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas III SDN Tunas Mekar

2 21 171

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SD Negeri Ciherang 01: penelitian tindakan kelas

1 8 0

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150