36
a. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti dengan dibantu oleh rekan guru mengadakan pengamatan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pada tindakan siklus I rencana pembelajaran geometri bangun datar difokuskan pada tujuan pembelajaran
agar siswa dapat melakukan peragaan untuk dapat menemukan sifat-sifat dan ciri-ciri bangun datar jajar genjang.
Pembelajaran pada tindakan siklus I direncanakan dilaksanakan 4 x 35 menit 2xpertemuan. Rencana tindakan dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran. Dengan persetujuan guru kelas IV rencana tindakan akan dilakukan melalui pembelajaran realistik. Pembelajaran realistik
mengharapakan siswa dapat mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata yang dialami sehari-hari dan dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara penuh sehingga
dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar matematika siswa.
1. Pertemuan Pertama
a Rencana Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah peneliti
membuat persiapan untuk melaksanakan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama. Persiapan yang dibuat adalah berupa pembuatan rencana pembelajaran,
dan mempersiapkan instrumen penelitian yang diperlukan antara lain; mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran realistik, wawancara
dengan siswa dan guru, RPP matematika melalui pendekatan realistik, LKS, tes hasil belajar siswa yang nantinya akan selalu dipersiapkan guru setiap pelaksanaan
37 proses pembelajaran, sesuai dengan materi pelajaran pada tiap pertemuan dalam
tiap siklus. Rencana pembelajaran yang disusun mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP 2006.
Sesuai dengan perubahan yang diharapkan, maka indikator keberhasilan tindakan pada siklus ini dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dan peningkatan
keefektifan kegiatan guru dan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Kegiatan guru dikatakan efektif jika dalam menyajikan materi pembelajaran
memenuhi langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam RPP dan sesuai dengan kriteria dari lembar pengamatan bahwa guru sudah baik dalam menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik. Sementara untuk kategori keterlibatan siswa dalam pembelajaran yaitu siswa secara aktif dan penuh antusias
dalam mengikuti peelajaran yang ditandai oleh siswa dapat melaksakanan kegiatan yang diminta oleh guru serta mampu mempertanggungjawabkannya di depan kelas.
Selain itu, diharapkan pula terjadi perubahan pada pemahaman konsep siswa, khususnya konsep tentang geometri.
b Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 16
Juni 2012 mulai pukul 07.30
– 08.45 WIB. Materi pokok pembelajaran pada
pertemuan pertama ini adalah menentukan luas jajar genjang, dengan Indikatornya adalah: 1 menggambar bangun datar jajar genjang 2 menentukan rumus luas
jajar genjang 3 menentukan luas daerah jajar genjang.
38 Pada pertemuan pertama ini, pada tahap awal kegiatan berlangsung selama
10 menit. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa sebelum belajar, serta guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa secara klasikal. Dapatkah kamu menyebutkan benda- benda bangun datar yang pernah kamu amati di lingkungan sekitarmu? Dapatkah
kamu membedakannya dan menyebutkan satu persatu? Coba siapa yang bisa menjelaskan. Berdasarkan jawaban dari siswa, guru memberitahukan materi yang
akan dipelajari. Selanjutnya guru memotivasi siswa untuk mengetahui pentingnya geometri dalam kehidupan sehari-hari dan hubungannya dengan materi lain.
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah bersama siswa menyiapkan berbagai bentuk bangun datar dengan media KIT Matematika dan Media
Kontekstual dan bahan pembelajaran, seperti: karton atau kertas manila, penggaris, spidol, gunting atau cutter dan lain-lain serta menyiapkan lembar kerja siswa untuk
dibagikan ke siswa. Pada kegiatan ini, proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan realistik. Siswa diminta membentuk kelompok, dari 21 siswa dibagikan ke dalam 5 kelompok, yang berarti masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 anak.
Guru kemudian menjelaskan dengan menunjukkan serta membagikan berbagai alatmedia pembelajaran berbentuk bangun datar jajar genjang. Setiap kelompok
mencermati dengan teliti sifat-sifat bangun datar jajar genjang Selanjutnya, guru meminta siswa untuk bergabung ke kelompoknya dan
kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa LKS dan diberi tugas seperti yang terdapat pada LKS, yaitu melakukan peragaan, mendiskusikan, dan
39 mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar jajar genjang. Berdasarkan LKS, maka
siswa melakukan peragaan, lalu siswa diminta untuk mendiskusikan yang kemudian hasilnya ditulis pada lembar yang telah tersedia. Dalam pembagian
kelompok ini, ada beberapa masalah yang dihadapi yaitu, pada saat mengangkat kursi dan meja menghabiskan banyak waktu. Untuk itu strategi yang digunakan
guru adalah menyuruh siswa mengatur dua meja berdekatan dan mengingatkan siswa untuk hari berikutnya kelas sudah diatur terlebih dahulu dalam 4 kelompok.
Hal ini dilakukan agar pembelajaran pada siklus berikutnya berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Melalui kegiatan diskusi yang diterapkan oleh guru, siswa dibawa untuk menemukan dan memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama-sama.
Mereka juga diajarkan untuk saling bertanya jawab antar anggota dalam kelompok untuk saling bernegosiasi untuk menemukan gagasan yang tepat. Tugas yang
diberikan oleh guru kepada mereka dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari atau masalah nyata siswa, demi terciptanya proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan realistik. Guru mengamati kelompok siswa dan mengarahkan kelompok yang
mengalami kesulitan dalam memahami isimateri pelajaran. Pengamatan pada pertemuan ini terlihat bahwa sudah lumayan yang ikut berpartisipasi dalam
kelompoknya namun untuk tugas bertanya masih siswa yang itu-itu saja. Partisipasi yang dilakukan oleh seluruh siswa hanya mengisi LKS untuk menentukan bangun
datar jajar genjang yang ada di sekitar. Siswa terlihat sedikit kesulitan untuk mengidentifikasi sifat-sifat pada bangun datar jajar genjang. Dalam kerja kelompok
40 ini, sebagian siswa masih terlihat bekerja sendiri. Hal tersebut disebabkan siswa
belum terbiasa untuk ikut terlibat dalam pembelajaran berkelompok. Siswa telah terbiasa untuk diam dan menerima pembelajaran sepenuhnya dari guru melalui
metode tradisional yang diterapkan. Kegiatan selanjutnya, siswa secara perwakilan kelompok diminta untuk
maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan LKS. Pada kegiatan ini, terlihat siswa masih ragu-ragu untuk maju ke depan kelas untuk melakukan
presentasi. Akhirnya guru menunjuk wakil dari salah satu kelompok untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya. Setelah selesai presentasi, kelompok yang
lainpun masih terlihat ragu untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya. Guru kemudian membuat urutan maju untuk wakil kelompok yang akan
mempresentasikan hasil kerja berikutnya. Di sini terlihat bahwa peran guru masih dominan dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa yang mengajukan pertanyaan atau memberikan ide maupun pendapat juga baru sebagian kecil saja yang terlibat. Pada kegiatan pembelajaran ini,
walaupun guru telah melakukan pemodelan memperagakan penemuan sifat-sifat bangun itu di depan kelas, namun siswa belum berani tampil secara maksimal.
Pada kegiatan penutup, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan LKS, guru juga memberikan tugas lanjutan untuk menggambar bangun datar jajar genjang
pada buku berpetak untuk kemudian dihitung banyak petak pada gambar jajar genjang tersebut. Mereka harus mampu menemukan sendiri solusi dari
permasalahantugas tersebut, kemudian guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran dan menyamakan persepsi terhadap materi yang telah
41 dipelajari. Tetapi pada kenyataannya guru dan siswa tidak sempat menyimpulkan
secara penuh karena waktunya selesai. Guru kemudian menutup pembelajaran pertemuan pertama pada siklus I.
c Observasi Pada bagian observasi ini dibahas mengenai pengumpulan data dan analisis
data hasil observasi pada pertemuan pertama dalam siklus I. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi yang
dilakukan dapat dilaporkan sebagai berikut: 1 Penampilan guru dengan menerapkan pendekatan realistik
1. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal dilaksanakan pada kategori sudah cukup baik, karena
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagian memenuhi prinsip pembelajaran matematika realistik dimana melalui bimbingan guru, siswa diberi
kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali tentang konsep-konsep matematika melalui pemberian informasi bangun datar apa saja yang mereka
temukan dan bentuknya seperti apa. Guru telah melakukan kegiatan apersepsi untuk mengecek kemampuan prasyarat walaupun kurang maksimal, dan siap
membentuk siswa belajar dalam kelompok. 2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tahap ini juga masih dalam kategori cukup, karena selama proses pembelajaran guru masih lebih sering
meminta atau menyuruh siswa melakukan sesuatu dan guru lebih banyak berbicara
42 sementara siswa diam saja. Contohnya, pada saat pelaksanaan kegiatan diskusi
kelompok guru banyak meberikan ceramah sehingga siswa merasa terganggu untuk menyelesaikan LKS yang telah dibagikan. Selama proses juga guru masih terlihat
kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang mencerminkan kegiatan pembelajaran yang interaktif. Kemudian, dalam pengelolaan waktu
pembelajaran kurang karena waktu tersita oleh penjelasan tambahan dari guru. Padahal, menurut prinsip matematika realistik fungsi guru hanyalah sebagai
fasilitator, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan model-modelnya sendiri sehingga guru dituntut untuk dapat memberikan bantuan proses konstruksi
siswa dalam pikirannya. 3. Penutup
Pada bagian penutup belum sempat merangkum materi yang dipelajari secara keseluruhan karena terbatasnya waktu. Sehingga pada akhir kegiatan
pembelajaran guru hanya memberikan tugas lanjutan dan sedikit kesimpulan dan meminta mengumpulkan hasil pekerjaan siswa .
Berikut ini dipaparkan hasil observasi yang dilakukan oleh dua observer terhadap keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Menggunakan Pendekatan Realistik Pada Pertemuan Pertama Siklus I
No Skor
Observer I Observer II
1. 3
3 3
3 3
4 3
4 3
3 2.
4 3
4 4
4 3
4 4
43
3 3
4 3
3. 4
4 4
4
Jumlah
46 45
Persentasi
70,77 69,23
Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh observer I terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pada tabel Diperoleh jumlah
skor 46. Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 70,77. Observasi yang dilakukan observer II jumlah skor yang diperoleh 45 dengan persentase 69,23.
Persentase nilai rata-rata adalah 70. berarti taraf keberhasilan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran berdasarkan observasi oleh observer I dan II termasuk kategori
cukup. d Refleksi
Ada beberapa permasalahan yang dirasa menghambat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik, yaitu: 1 guru belum
mampu secara maksimal untuk mengatur waktu, dan dalam pembagian kelompok mengangkat kursi dan meja membutuhkan waktu lebih, 2 guru masih terlihat
dominan dalam menyampaikan informasi, 3 guru kurang merata dalam melakukan bimbingan terhadap siswa, 4 guru kurang memberikan motivasi
terhadap siswa untuk aktif bertanya dan menyampaikan pendapat, 5 guru masih kesulitan dalam melakukan penilaian.
Hambatan yang dialamui siswa, antara lain: 1 siswa belum terbiasa dengan penerapan pendekatan realistik dalam pembelajaran, 2 siswa kurang
terbiasa bekerja secara berkelompok, 3 siswa masih belum termotivasi untuk
44 melakukan presentasi, 4 siswa masih canggung dalam memperagakan alat peraga,
5 siswa kurang efektif dalam memaksimalkan waktu. Untuk mengatasi masalah ini, guru harus aktif dalam mendorong dan
memotivasi siswa untuk bertanya maupun mengemukakan gagasannya dengan cara memberikan pujian atau pemberian nilai tersendiri bagi yang mampu bertanya.
Guru juga harus cepat tanggap terhadap permasalahan yang dialami siswa. Bila ada siswa yang bertanya terhadap materi yang masih kurang dipahami maka guru
berkewajiban menerangkannya secara mendetail sampai siswa tersebut benar-benar paham.
2. Pertemuan Kedua
a Rencana Tindakan Rencana tindakan dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan
yang ditemukan pada pertemuan pertama. Sesuai dengan perubahan yang diharapkan, maka indikator keberhasilan tindakan pada pertemuan pertama dapat
dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dan peningkatan atas hambatan yang ditemukan pada pertemuan pertama, guru juga diharapkan sudah mampu secara
maksimal untuk mengatur waktu. Selain itu guru diminta agar mampu membimbing siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan dan membiarkan siswa
menemukan sendiri konsep-konsep matematika. Guru sudah dapat memotivasi siswa agar aktif bertanya maupun mengemukakan pendapat.
Pelaksanaan pertemuan kedua bertujuan untuk menentuan sifat-sifat bangun datar segitiga dan menemukan luasnya. Pelaksanaan pertemuan kedua pada hari
Selasa tanggal 17 Juli 2012, pukul 07.05-08.15 WIB. Pelajaran diawali guru
45 dengan memeriksa hasil pekerjaantugas yang diberikan pada pertemuan
sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan memberitahukan bahwa topik yang akan dikaji merupakan lanjutan dari pertemuan pertama yang mana siswa akan
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, balok, limas, dan silinder melalui peragaan.
Kegiatan ini seperti yang telah dilakukan sebelumnya yaitu dengan melakukan peragaan untuk dapat dengan mudah memahami dan menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan menentukan sifat-sifat bangun datar segitiga, menemukan luas segitiga dan kaitannya dengan masalah nyata yang dihadapi siswa
sehari-hari. Siswa juga diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan penerapan pendekatan realistik dalam proses pembelajaran. Dalam melakukan kerja
kelompok, sebagian besar siswa diharapakn dapat saling bekerja sama dan dapat mengemukakan pendapat atau juga pertanyaan dengan berani serta mampu
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas tanpa paksaan atau perintah dari guru.
Persiapan yang dilakukan pada pertemuan 2 siklus I ini antara lain: mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran realistik, lembar
observasi terhadap partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, kriteria masing- masing lembar observasi, rencana program pembelajaran matematika melalui
pendekatan realistik, LKS, dan tes hasil belajar siswa. b Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Juli 2012. Materi pokok pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah menentukan
46 sifat-sifat dan luas segitiga, dengan Indikatornya adalah: 1 menggambar bangun
datar segitiga 2 menentukan rumus luas segitiga 3 menentukan luas daerah segitiga.
Pada pertemuan kedua, kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah bersama-sama membahas tugas yang telah diberikan sebelumnya. Selanjutnya
siswa bersama guru menyiapkan media atau bahan pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan menemukan atau mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
melalui peragaan sederhana. Media yang dibutuhkan antara lain; kertas karton atau kertas manila, bangun segitiga. Disamping itu guru juga memeriksa kesiapan siswa
dalam memulai pembelajaran. Pada kegiatan awal pembelajaran guru menanyakan beberapa bentuk
bangun ruang yang mereka ketahui. Setelah siswa dapat mengklasifikasikannya kemudian guru menyampaikan bahwa yang dibahas pada pertemuan kali ini
hanyalah bangun datar segitiga. Pada kegiatan inti, proses pembelajaran dilaksanakan masih menggunakan
pendekatan realistik. Guru menugaskan siswa duduk dalam kelompoknya dan membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. LKS tersebut dibagikan
bertujuan bahwa untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segitiga.. Selanjutnya guru membagikan media pembelajaran yang telah disiapkan ke
masing-masing kelompok. Dibawah bimbingan guru siswa melakukan peragaan sesuai dengan panduan pada LKS.
Berdasarkan LKS yang telah dibagikan siswa diminta untuk melakukan kegiatan dan menemukan sifat-sifat segitiga. Siswa melaksanakan kegiatan dalam
47 kelompok. Guru mengingatkan agar nama anggota kelompok ditulis dalam kertas
kerjanya yang telah dibagikan. Sambil berkeliling guru berusaha memotivasi dan memberi pengarahan kepada para siswa jika diperlukan.
Setelah dirasa cukup waktunya, guru meminta siswa dari kelompok diskusi mereka untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Namun beberapa
kelompok lain masih belum selesai. Guru menunggu siswa beberapa saat untuk menyelesaikan tugasnya, kemudian secara klasikal guru menanyakan kembali
bagaimanakah sifat-sifat bangun datar segitiga yang mereka miliki. Saat melakukan kerja pengamatan terhadap siswa dalam melakukan kerja
kelompok, terlihat sebagian besar siswa sudah melakukan kerja sama, mereka tidak lagi bersifat individualis. Akan tetapi, walaupun kelompoknya terdiri dari 5 atau 6
orang, masih hanya 3 atau 4 orang anggota kelompok saja yang benar-benar bekerja, yang lain hanya diam ataupun malah mengganggu temannya yang sedang
bekerja atau kelompok lain juga. Dalam kegiatan ini terdapat juga beberapa orang siswa yang mulai berani bertanya ataupun memberikan ide maupun pendapatnya.
Terlihat juga beberapa orang siswa mencoba merancang dan melakukan peragaan lain bersama-sama anggota kelompok.
Setelah waktunya cukup dan guru meminta siswa untuk mengakhiri kegiatannya masing-masing kelompok diminta untuk melaporkan hasil kerjanya ke
depan kelas melalui perwakilan kelompok. Walaupun terlihat masih agak ragu-ragu tetapi sudah ada dua kelompok yang berani maju dengan inisiatifnya sendiri dan
ada beberapa siswa yang berani menanggapi hasil presentasi temannya.
48 c Observasi
Pengamatan terhadap penampilan siswa dilakukan untuk menilai aspek keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran menggunakan
pendekatan realistik. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa pada kegiatan awal pembelajaran siswa sedikitnya sudah terlihat mulai aktif untuk menyiapkan
berbagai perlengkapan pembelajaran dimana siswa tanpa ada instruksi dari guru untuk mengambil posisi tempat duduk dan duduk dalam kelompoknya masing-
masing. Terlihat juga ada sebagian siswa yang konsentrasi mendengarkan penjelasan dan petunjuk dari guru.
Pada tahap kegiatan ini, siswa menyelesaikan masalah dalam kelompok sudah nampak beberapa anggota dalam kelompok aktif menyelesaikan tugasnya
tetapi masih ada siswa yang cenderung menyelesaikannya sendiri-sendiri. Dalam diskusi kelompok, hanya sebagian siswa saja yang aktif melakukan kegiatan atau
peragaan, sementara siswa yang lain hanya melihatnya saja tetapi nampak bahwa mereka sudah mulai menanyakan hal yang tidak paham kepada guru walaupun
kelihatannya sangat kaku. Pada kegiatan penutup, siswa belum terlihat dalam berpartisipasi misalkan
mengemukakan gagasan yang perlu atau menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari, siswa masih belum begitu berani berbicara walaupun ada juga siswa lain
yang bisa. Oleh karena itu, pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada siklus I hasilnya berkategori baik.
Rata-rata nilai yang diperoleh siswa untuk keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran adalah dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
49
Tabel 4.2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Menggunakan Pendekatan Realistik Pada Pertemuan Kedua Siklus I
No Skor
Observer I Observer II
1. 4
4 4
3 3
4 4
4 4
3 2.
4 4
3 4
3 4
4 3
4 3
5 3
3. 5
4 5
5
Jumlah 52
48
Persentasi 80
73,85
Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh observer I terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pada tabel. Diperoleh jumlah
skor 52. Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 80 observasi yang dilakukan observer II jumlah skor yang diperoleh 48 dengan persentase 73,85.
Persentase nilai rata-rata adalah 76,93, berarti taraf keberhasilan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran berdasarkan observasi oleh observer I dan II termasuk
kategori aktif.
d Refleksi Ada beberapa permasalahan yang sedikit menghambat pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik pada pertemuan kedua siklus I ini, yaitu pada tahap inti pembelajaran terlihat guru memberikan motivasi
dan mendampingi siswa pada pelaksanaan kerja kelompok hanya pada siswa-siswa
50 tertentu saja, jadi tidak semua kelompok mendapatkan motivasi dari guru.
Sementara hambatan yang dialami pada tahap awal pembelajaran, siswa masih terlihat belum begitu siap mengikuti pembelajaran karena siswa masih duduk tak
beraturan sehingga pada waktu siswa diminta duduk di dalam kelompoknya barulah mereka mengatur tempat duduk sehingga hal ini menyita waktu lebih banyak dan
sedikit terganggu dalam pengalokasian waktu pembelajaran. Dalam pelaksanaan diskusi mereka terlihat belum nampak kerjasama yang baik terhadap sesama
anggota kelompok, juga belum termotivasi sepenuhnya untuk melakukan presentasi.
Untuk mengatasi masalah ini, guru harus lebih meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa agar berani melakukan presentasi dengan cara memberikan
nilai tambahan bagi siswa dan kelompok yang melakukan presentasi dengan baik dan benar. Guru juga perlu menciptakan suasana bertanya yang betul-betul
bertujuan menggali informasi dengan cara memberikan penekanan kepada siswa bahwa kegiatan bertanya itu adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran.
b. Siklus II