Motivasi Belajar Tinjauan Teoritik 1. Kesiapan Mengajar

motivasi belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan Winkels 1996: 87-88. b. Jenis dan Sumber Motivasi Menurut Eveline Siregar 2006:50-51 jenis motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1 Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya ransangan dari luar.motivasi ini sering disebut motivasi murni, motivasi ini berguna dalam situasi belajar yang fingsional dan bersifat riil. 2 Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri individu. Motivasi ini diperlukan di sekolah karena pembelajran yang diberikan oleh guru tidak semua menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Sedangkan menurut Oemar Hamalik Maslow 2006:50-51 motivasi bersumber dari lima kebutuhan dasar manusia. Keliam kebutuhan dasar tersebut yaitu: 1 Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan akan makan dan minum, pakaian, dan tempat tinggal. Termasuk dalam kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan biologis seperti seks. Kebutuhan fisik ditempatkan sebagai yang paling dasar, oleh karena itulah yang terpenting pada diri manusia termasuk makhluk hidup yang lainnya. 2 Kebutuhan rasa aman dan terjamin, yang dimaksud rasa aman di sini tidak saja fisik, tetapi juga secara psikis atau mental. Aman secara fisik contohnya terhindar dari gangguan kriminalitas, teror, gangguan binatang buas, gangguan orang lain, gangguan dari bangunan dan tempat yang tidak aman. Sedangkan aman secara psikis contohnya, tidak banyak diejek, tidak direndahkan harga dirinya. Sementara rasa terjamin contohnya saja ada penghasilan ketika sakit. Kebutuhan rasa aman dan terjamin sangat penting bagi seseorang, karena hal demikian dapat menjadi faktor motivasi, termasuk juga motivasi belajar. 3 Kebutuhan sosial ini erat hubungannya dengan kedudukan manusia yang sebagai makhluk sosial itu. Sebagai makhluk sosial ia butuh agar dianggap sebagai warga komunitas sosialnya, ialah manusia. Kebutuhan sosial ini sangat penting artinya buat mereka yang sedang belajar. Pembelajar tidak akan dapat belajar dengan baik manakala ia merasa atau mempersepsi dirinya tertolak oleh warga komunitasnya. Oleh karena itu, ia haruslah senantiasa dapat diterima dengan baik oleh teman- teman sesame pembelajar. Kebutuhan mengasihi dan dikasihi oleh orang lain, berbeda dalam wilayah kebutuhan sosial itu. 4 Kebutuhan ego adalah kelanjutan dari kebutuhan sosial. Ia ingin prestasi dan berprestasi. Oleh karena itu, ia membutuhkan kepercayaan dan tanggungjawab dari orang lain. Dengan kepercayaan dan tanggungjawab yang menantang, maka seseorang akan beraktivitas. Jika kebutuhan ini diterapkan dalam belajar dan pembelajaran, maka pembelajar haruslah diberikan banyak tugas-tugas yang menantang tetapi masih dalam kerangka kemampuan dirinya. Dengan tugas-tugas yang menantang, maka ia akan termotivasi. 5 Kebutuhan aktualisasi diri, yang dimaksud dengan kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk membuktikan dirinya dan menunjukkan dirinya kepada orang lain. Oleh karena itulah, pada tahapan pemenuhan kebutuhan tertinggi ini, ia mengembangkan semaksimal mungkin potensi yang mereka miliki, apapun potensinya. Pada seorang pembelajar, ekspresi dari seluruh totalitasnya bisa tercurah dengan baik manakala terdapat suasana yang kondusif untuk aktualisasi belajar dari pembelajar baik di setting kelas maupun di luar kelas. c. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran Secara umum menurut Eveline Siregar 2006:51-52, terdapat dua peran penting motivasi dalam belajar, pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dalam studi yang dilakukan Fyans dan Maerh dalam bukunya Eveline Siregar 2006:51-52 mengatakan bahwa di antara tiga faktor, yaitu latar belakang keluarga, kondisi atau konteks sekolah dan motivasi, maka faktor yang terakhir merupakan predictor yang paling baik untuk prestasi belajar. d. Fungsi Motivasi Menurut Dewi Salma Prawiradilaga 2007:160-161 motivasi berfungsi sebagai pendorong tibulnya kelakuan atau suatu perbuatan belajar, mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, penggerak artinya motivasi menentukan cepat atau lambatnya pekerjaan. Jadi fungsi motivasi itu meliputi yaitu: 1 Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. 2 Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan. 3 Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia akan berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. e. Prinsip-Prinsip Motivasi Menurut Ali Imron H.Hover 1996:163-166 prinsip-prinsip yang disusun atas dasar penelitian yang saksama dalam rangka mendorong motivasi belajar siswa di sekolah yang mengandung pandangan demokratis dan dalam rangka menciptakan self motivation dan self discipline dikalangan siswa prisip-prisip motivasi tersebut adalah: 1 Pujian lebih efektif daripada hukuman Hukuman bersifat menghentikan sesuatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan. Karena itu pujian lebih besar nilainya bagi motovasi belajar siswa. 2 Semua siswa mempunyai kebutuhan psiklogis tertentu yang harus mendapatkan kepuasan. Siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan di dalam motivasi dan disiplin. 3 Motivasi dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar. 4 Terhadap jawaban yang serasi perlu dilakukan usaha pemantauan. Apabila sesuatu perbuatan belajar mencapai tujuan maka terhadap perbuatan itu perlu segera diulang kembali setelah beberapa menit kemudian, sehingga hasilnya lebih mantap. Pemantapan itu perlu dilakukan dalam setiap tingkatan pengalam belajar. 5 Motivasi mudah tersebar terhadap orang lain. Guru yang berminat tinggi atau antusias akan menghasilkan siswa menghasilkan siswa yang antusias atau berminat tinggi dalam belajar. 6 Pemahaman yang jelas terhdap tujuan-tujuan akan meransang motivasi. 7 Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minta yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada tugas-tugas tersebut dipaksa oleh guru. f. Cara Menggerakkan Motivasi Belajar Siswa Menurut Ali Imron 1996:166-168 guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan motivasi belajar siswanya, ialah sebagai berikut: 1 Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar. Ada dua cara mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar. Pertama, menyusun strategi sehingga prinsip-prisip tersebut dapat terterapka secara optimal. Kedua, menjauhkan kendala- kendala yang ditemui. Kendala demikian ini patut dijauhi agar tidak mengganggu prinsip-prinsip belajar. 2 Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran. Dapat dilakukan dengan cara menyediakan secara kreaktif berbagai unsure pembelajaran tersebut. Penyediaan ini perlu dilakukan karena umumnya ketika guru tidak ada guru hanya menerima kondisi tersebut apa adanya. Selain itu dapat dilakukan dengan cara, memanfaatkan sumber-sumber di luar sekolah sehingga keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah dapat ditanggulangi. 3 Mengembangkan aspirasi dalam belajar. Setiap siswa mempunyai kemampuan dan pengalaman yang berbeda. Kemampuan dan pengalaman yang bebeda demikian hendaknya tidak menjadi kendala dalam aktivitas belajar. Pengalam masa lalu ini bisa didapatkan siswa melalui aktivitas belajar, aktivitas non belajar. 4 Member Angka Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan guru. Siswa yang mendapatakan angka baik, akan mendorong belajarnya semakin lebih besar, sebaliknya siswa yang mendapat angka kurang, mungkin akan menimbulkan frustasi atau bisa jadi menjadi pendorong agar belajar lebih baik. 5 Pujian Pemberian pujian kepada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang. 6 Hadiah Cara ini dapat dilakukan guru dalam batasan-batasan tertentu, misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada siswa yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik dan mendapat juara. 7 Persaingan Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motif- mptif social kepada siswa. Hanya saja persaingan individual akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik, seperti rusaknya hubungan persahabatan, perkelahian, pertentangan, persaingan antar kelompok belajar. 8 Sarkasme Dilakukan dengan cara mengajak siswa yang hasil belajarnya kurang jalan-jalan. Selama dalam batasan tertentu sakarsme dapat mendorong kegiatan belajar. 9 Penilain Penilai secara kontinyu akan mendorong siswa belajar, karena setiap siswa mempunyai kecenderungan untuk memperoleh hasil yang baik. 10 Film Pendidikan Setiap siswa merasa senang menonton film, siswa akan mendapat pengalaman baru yang merupakan suatu unit cerita yang bermakna. 11 Belajar Melalui Radio Mendengarkan radio lebih menghasilkan daripada mendengarkan ceramah guru. Kendatipun demikian radio tidak akan bisa menggatikan kedudukan guru dalam mengajar. g. Komponen Motivasi Terdapat tiga komponen utama dalam motivasi Dimyati 2006:80-81, yaitu: 1 Kebutuhan Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Menurut Maslow kebutuhan dibagi menjadi lima tingkat, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan perasaan aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan diri, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. 2 Dorongan Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada tujuan yang merupakan inti motivasi. 3 Tujuan Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal perilaku belajar. Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku, jika kebutuhan tercapai maka kebutuhan terpenuhi untuk sementara.

B. Kerangka Berpikir

Dari kajian teori dan penelitian yang relevan di atas, maka dalam peneliti penelitian ini digunakan kerangka berpikir sebagai berikut: 1. Hubungan kesiapan mental dengan motivasi belajar siswa Kesiapan mental bagi peserta mahasiswa PPL II merupakan salah satu faktor yang harus disiapkan dalam diri mahasiswa karena dengan siapnya mental akan mendorong mahasiswa peserta PPL untuk tampil percaya diri. Karakter mental yang terbentuk dengan percaya diri akan mendorong siswa untuk termotivasi didalam belajar. Peran serta yang ditimbulkan oleh adanya kesiapan mental yang baik pada akhirnya merupakan suatu usaha untuk memberikan motivasi kepada siswa yang optimal. Kesiapan mental yang telah disiapkan akan tercermin dalam segala usaha yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuannya. Dengan demikian siswa akan mendapatkan motivasi belajar karena mahasiswa PPL membantu siswa dalam menumbuhkan semangat siwa untuk belajar. Semakin kesiapan mental terbentuk maka siswa akan terdorong dalam belajar karena motivasi yang membangkitkan semangat. 2. Hubungan kesiapan materi dengan motivasi belajar siswa Materi dalam belajar tidak akan terlepas dari sebuah pembelajaran. Terjadinya sebuah pembelajaran akan bersamaan juga terjadinya suatu kondisi belajar. Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk dapat mempengaruhi tanggapan siswa terhadap mata pelajaran yang sedang diajarkan. Dalam proses pembelajaran pengetahuan, pengalaman, kemampuan guru dalam mengelola kelas serta interaksinya dengan siswa dalam mengajar sangat menentukan keberhasilan mengajar guru. Kemampuan guru ini juga harus dimiliki oleh calon guru atu peserta mahasiswa PPL II, selain mental yang harus disiapkan kesiapan lain yaitu materi. Materi merupakan satu hal yang tidak bisa ditinggalkan oleh seorang pendidik. Seorang pendidik harus mempunyai pengetahuan dan mampu berinteraksi dengan siswa dengan baik, sehingga akan dapat memberikan motivasi belajar terhadap pelajaran yang diajarkan. Sebaliknya guru yang hanya monoton memberikan materi pelajaran atau tugas tanpa memperhatikan kesulitan yang dialami siswa akan menimbulkan kebosanan bagi siswa dan menurunkan semangat belajar siswa. Dengan demikian hubungan kesiapan materi sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, semakin baik kesiapan materi yang telah disiapkan oleh peserta mahasiswa PPL II dalam proses pembelajaran terhadap siswa semakin baik pula motivasi yang diberikan kepada siswa.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritik dan kerangka berfikir yang telah dikemukaan, maka dapat dirumusakan hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga terdapat hubungan signifikan antara kesiapan mental mahasiswa PPL II dengan motivasi belajar SMK Sanjaya Pakem Tahun Ajaran 20122013. 2. Diduga terdapat hubungan signifikan antara kesiapan materi mahasiswa PPL II dengan motivasi belajar SMK Sanjaya Pakem Tahun Ajaran 20122013.