Klasifikasi Pajak Sistem Pemungutan Pajak

2.3.1.4. Klasifikasi Pajak

Pajak dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok yaitu Tony Marsyahrul, 2005: 5: 1. Menurut golongannya : a. Pajak langsung adalah pajak yang dipikul sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain serta dipungut secara berkala periodik. Contoh : PPh, PBB. b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang dipungut kalau ada peristiwa, perbuatan tertentu dan pembayar pajak dapat melimpahkan beban pajaknya kepada pihak lain. Contoh : PPN dan PPnBM, Bea Materai. 2. Menurut sifatnya : a. Pajak Subjektif adalah pajak yang pengenaannya pertama-tama memperhatikan pribadi wajib pajak subjek, kemudian menetapkan objek pajaknya. Keadaan pribadi wajib pajak gaya pikulnya sangat mempengaruhi besarnya jumlah pajak yang terutang. Contoh : PPh. b. Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenaannya pertama-tama memperhatikan kepada objeknya, yaitu berupa benda, keadaan perbuatan, peristiwa yang menyebabkan utang pajak, kemudian ditetapkan tinggal di Indonesia atau tidak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Contoh : PPN dan PPnBM, PBB. 3. Menurut pemungut dan pengelolanya : a. Pajak Pusat atau pajak negara adalah pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat Direktorat Jenderal Pajak dan hasilnya dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin negara dan pembangunan APBN. Contoh : PPh, PPN, PPnBM, PBB, Bea Materai. b. Pajak Daerah adalah pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah baik pemerintah daerah Tk.I, maupun pemerintah daerah Tk.II dan hasilnya dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah APBD. Contoh : Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Reklame, Pajak Hiburan, dll.

2.3.1.5. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak adalah sebagai berikut Mardismo, 2009: 7: a. Official Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ciri-cirinya: 1 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada fiskus. 2 Wajib Pajak bersifat pasif. 3 Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. b. Self Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya: 1 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri. 2 Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. 3 Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. c. With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.2. Pajak Penghasilan Badan PPh Badan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas pelayanan Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Pada Wajib Orang pribadi Di KPP Pratama Soreang)

4 31 49

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Bandung Karees)

6 52 48

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Cibeunying

4 45 141

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Soreang)

0 14 36

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sanksi Wajib Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, Dan Sikap Rasional Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada WPOP Pribadi di KPP Pratama Surakar

0 2 18

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Di KPP Pratama Cianjur).

0 11 26

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus KPP Pratama di Cirebon).

6 18 19

PENGARUH PEMAHAMAN, KESADARAN, DAN SISTEM PEMUNGUTAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PPH ORANG PRIBADI (Studi Pada KPP PRATAMA SURABAYA GUBENG).

1 2 89

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN SISTEM PEMUNGUTAN YANG MELEKAT PADA WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PPh ORANG PRIBADI (Studi Pada KPP PRATAMA GRESIK UTARA)

0 0 27

PENGARUH PENGETAHUAN TAX AMNESTY, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KPP Pratama Surabaya Genteng)

0 0 18