Pengaruh Sistem Pemungutan X

Menurut Suryadi 2006 dari hasil penelitiannya menunujukkan bahwa kesadaran Wajib Pajak yang diukur dengan: persepsi Wajib Pajak, pengetahuan perpajakan, karakteristik Wajib Pajak dan penyuluhan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kinerja penerimaan pajak, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mu’minatus Sholichah dan Istiqomah 2005 menunjukkan bahwa kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran Wajib Pajak adalah rasa yang timbul dari diri Wajib Pajak atas kewajibannya untuk membayar pajak.

2.3.5. Pengaruh Sistem Pemungutan X

3 Terhadap Penerimaan PPh Orang Pribadi Y Dalam abad 18 “Adam Smith” dalam bukunya “An Inquiry Into The Nature and Causes of The Wealth of Nation” terkenal dengan nama “Wealth of Nation” melancarkan ajarannya sebagai azas pemungutan pajak yaitu azas Certainty, azas ini ditekankan pentingnya kepastian tentang pemungutan pajak, yaitu kepastian mengenai hukum yang mengaturnya, subyek pajak, objek pajak, dan tata cara pemungutannya. Kepastian ini menjamin setiap wajib pajak untuk tidak ragu-ragu membayar pajak karena segala sesuatunya sudah jelas Brotodiharjo, 1981: 24. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sejak disadari, bahwa tata cara pemungutan pajak yang lama itu dinilai sangat seret, timbullah gagasan untuk merubah cara pemungutan lama itu dengan cara “Self Assesment”, dalam tata cara Self Assesment kegiatan pemungutan pajak diletakkan pada aktivitas masyarakat sendiri, dimana wajib pajak diberi kesempatan untuk menghitung sendiri pendapatan dan menghitung sendiri besarnya pajak yang harus dibayar lalu menyetorkan sendiri ke Kantor Kas Negara. Tata cara ini hanya dapat berhasil dengan baik, bilamana masyarakat membayar pajak sendiri mengetahui pengetahuan dan disiplin pajak yang tinggi tax consiciounsness. Cara pemungutan pajak menurut Prof. Andriani Brotodiharjo, 1981: 58, dapat dibagi menjadi 3 golongan: 1. Wajib pajak menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan. Cara pembayaran dapat dilakukan dengan materai dan pembayaran ke kantor kas negara. Fiskus membatasi diri pada pengawasan, kadang-kadang insidetil atau secara teratur. 2. Ada kerjasama antara wajib pajak dan fiskus tetapi kata terakhir teletak pada fiskus dalam bentuk pemberitahuan sederhana dari wajib pajak dan pemberitahuan yang lengkap dari wajib pajak. 3. Fiskus menentukan sendiri diluar wajib pajak jumlah pajak yang terutang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sistem pemungutan pajak suatu Negara yang baik adalah yang berdasarkan pada prinsip-prinsip adil, kepastian hukum, ekonomis, dan convenience Luluk Uswatun Khasanah, 2008. Keadilan ditujukan bagi Wajib Pajak, disertai dengan kepastian hukum yang menjadi dasar pelaksanaan pemungutan pajak baik bagi Wajib Pajak maupun bagi fiskus dengan tidak mengenyampingkan masalah biaya yang dikeluarkan oleh fiskus dalam rangka pengumpulan pajak. Convenience ditujukan untuk pembebanan pajak pada saat yang tepat kepada Wajib Pajak Devano dan Rahayu, 2006: 116. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tatiana Vanessa R dan Priyo Hari A 2009 menunjukkan bahwa Sunset Policy berpengaruh positif terhadap persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan Wajib Pajak, sedangkan menurut Suryadi 2006 menunjukkan bahwa pelayanan perpajakan yang diukur dengan: kualitas SDM, ketentuan perpajakan dan sistem informasi perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja penerimaan pajak. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pemungutan pajak apabila ketentuan perpajakannya dibuat secara sederhana dan mudah dipahami oleh Wajib Pajak, maka pelayanan perpajakan atas hak dan kewajiban Wajib Pajak dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.6. Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak X

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas pelayanan Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Pada Wajib Orang pribadi Di KPP Pratama Soreang)

4 31 49

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Bandung Karees)

6 52 48

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Cibeunying

4 45 141

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Soreang)

0 14 36

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sanksi Wajib Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, Dan Sikap Rasional Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada WPOP Pribadi di KPP Pratama Surakar

0 2 18

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Di KPP Pratama Cianjur).

0 11 26

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus KPP Pratama di Cirebon).

6 18 19

PENGARUH PEMAHAMAN, KESADARAN, DAN SISTEM PEMUNGUTAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PPH ORANG PRIBADI (Studi Pada KPP PRATAMA SURABAYA GUBENG).

1 2 89

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN SISTEM PEMUNGUTAN YANG MELEKAT PADA WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PPh ORANG PRIBADI (Studi Pada KPP PRATAMA GRESIK UTARA)

0 0 27

PENGARUH PENGETAHUAN TAX AMNESTY, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KPP Pratama Surabaya Genteng)

0 0 18