Statistik Deskriptif Analisis Regresi Linier Berganda

Deteksi adanya heteroskedastisitas adalah: 1. Nilai probabilitas 0,05, berarti bebas dari heteroskedastisitas. 2. Nilai probabilitas 0,05, berarti terkena dari heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas terlihat pada tabel 4.12., berikut disajikan tabel 4.12.: Tabel 4.12. Hasil Heteroskedastisitas untuk regresi variabel independen X 1 , X 2 , X 3 terhadap Y sebagai variabel dependen Coefficients a .271 .299 .906 .373 .023 .023 .276 1.006 .323 .454 2.204 -.025 .023 -.295 -1.053 .302 .437 2.290 .003 .016 .035 .182 .857 .945 1.059 Constant X1 X2 X3 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: RES_2 a. Berdasarkan hasil pengujian Heteroskedastisitas pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai probalibility semua variabel lebih besar dari 5 , sehingga tidak signifikan pada level 5 , ini berarti bahwa model regresi yang dihasilkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.5. Statistik Deskriptif

Pengukuran variabel Pemahaman Wajib Pajak X 1 , diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Vitriana Budi Kurniawati 2006 dengan 4 item pertanyaan. Skala pengukuran yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial yang mempunyai skala 5 poin. Pengukuran variabel Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak X 2 , diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Vitriana Budi Kurniawati 2006 dengan 4 item pertanyaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial yang mempunyai skala 5 poin. Pengukuran variabel Sistem Pemungutan X 3 , diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Vitriana Budi Kurniawati 2006 dengan 4 item pertanyaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial yang mempunyai skala 5 poin. Berikut disajikan tabel 4.13 untuk statistik deskriptif : Tabel : 4.13. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics 12.9909 .57513 32 16.5000 2.96213 32 16.8125 2.90092 32 9.5000 2.81700 32 Y X1 X2 X3 Mean Std. Deviation N

4.6. Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun hasil pengolahan menggunakan program SPSS analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.14. Persamaan Regresi Model Koefisien Regresi Pemahaman Wajib Pajak X 1 -0,120 Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak X 2 0,107 Sistem Pemungutan X 3 -0,037 Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 13,532 - 0,120X 1 + 0,107X 2 - 0,037X 3 Berdasarkan persamaan regresi diatas mempunyai arti bahwa : β0 = Konstanta = 13,532 Apabila variabel Pemahaman Wajib Pajak X 1 , Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak X 2 , Sistem Pemungutan X 3 , adalah konstan atau sama dengan nol, maka Penerimaan PPh Orang Pribadi Y adalah sebesar 13,532. β1 = Koefisien regresi untuk X 1 = -0,120 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Pemahaman Wajib Pajak X 1 yaitu -0,120 dan mempunyai koefisien regresi negatif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat, yang artinya bahwa setiap kenaikan pada variabel Pemahaman Wajib Pajak X 1 sebesar satu satuan akan dapat meningkatkan Penerimaan PPh Orang Pribadi Y sebesar -0,120 dan sebaliknya apabila terjadi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. penurunan pada variabel Pemahaman Wajib Pajak X 1 sebesar satu satuan maka dapat menurunkan pula Penerimaan PPh Orang Pribadi Y dengan asumsi bahwa Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak X 2 , Sistem Pemungutan X 3 adalah konstan atau sama dengan nol. β2 = Koefisien regresi untuk X2 = 0,107 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak X 2 yaitu 0,107 dan mempunyai koefisien regresi positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat, yang artinya bahwa setiap kenaikan pada variabel Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak X 2 sebesar satu satuan akan dapat meningkatkan Penerimaan PPh Orang Pribadi Y sebesar 0,107 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak X 2 sebesar satu satuan maka dapat menurunkan pula Penerimaan PPh Orang Pribadi Y dengan asumsi bahwa Pemahaman Wajib Pajak X 1 , Sistem Pemungutan X 3 adalah konstan atau sama dengan nol. β3 = Koefisien regresi untuk X 3 = -0,037 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Sistem Pemungutan X 3 yaitu -0,037 dan mempunyai koefisien regresi negatif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat, yang artinya bahwa setiap kenaikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pada variabel Sistem Pemungutan X 3 sebesar satu satuan akan dapat meningkatkan Penerimaan PPh Orang Pribadi Y sebesar - 0,037 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Sistem Pemungutan X 3 sebesar satu satuan maka dapat menurunkan pula Penerimaan PPh Orang Pribadi Y dengan asumsi bahwa Pemahaman Wajib Pajak X 1 , Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak X 2 adalah konstan atau sama dengan nol.

4.7. Uji Hipotesis dan Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas pelayanan Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Pada Wajib Orang pribadi Di KPP Pratama Soreang)

4 31 49

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Bandung Karees)

6 52 48

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Cibeunying

4 45 141

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Soreang)

0 14 36

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sanksi Wajib Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, Dan Sikap Rasional Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada WPOP Pribadi di KPP Pratama Surakar

0 2 18

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Di KPP Pratama Cianjur).

0 11 26

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus KPP Pratama di Cirebon).

6 18 19

PENGARUH PEMAHAMAN, KESADARAN, DAN SISTEM PEMUNGUTAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PPH ORANG PRIBADI (Studi Pada KPP PRATAMA SURABAYA GUBENG).

1 2 89

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN SISTEM PEMUNGUTAN YANG MELEKAT PADA WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PPh ORANG PRIBADI (Studi Pada KPP PRATAMA GRESIK UTARA)

0 0 27

PENGARUH PENGETAHUAN TAX AMNESTY, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KPP Pratama Surabaya Genteng)

0 0 18