Uji Multikolinieritas Heteroskedastisitas Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan hasil pengujian Normalitas pada tabel di atas dapat ditunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,749 dengan tingkat signifikan sebesar 0,629. Karena nilai tingkat signifikannya lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual yang dihasilkan mengikuti distribusi normal.

4.4. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik atau istilah lain pengujian model analisis dalam penelitian ini perlu dilakukan. Pemenuhan karakter data sesuai dengan asumsi model analisis sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang tidak bias. Model analisis yang dimaksud adalah pengujian model regresi pada persamaan-persamaan dalam penelitian ini. Pengujian yang dilakukan hanya meliputi uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas, sedangkan uji autokorelasi tidak dilakukan dikarenakan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross sectional.

4.4.1. Uji Multikolinieritas

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2006: 95. Kriteria Pengujiannya adalah: 1. Jika besaran VIF 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Jika besaran VIF 10 maka terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian multikolineritas terlihat pada tabel 4.11., berikut disajikan tabel 4.11.: Tabel 4.11. Hasil Multikoliniearitas untuk regresi variabel independent X 1 , X 2 , X 3 terhadap Y sebagai variabel dependen Coefficients a 13.532 .647 20.910 .000 -.120 .049 -.621 -2.465 .020 .454 2.204 .107 .051 .540 2.103 .045 .437 2.290 -.037 .036 -.182 -1.041 .307 .945 1.059 Constant X1 X2 X3 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Y a. Berdasarkan hasil pengujian Multikolinieritas pada tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel nilai VIF lebih kecil dari 10 ini berarti bahwa model analisis tidak terjadi multikolinieritas.

4.4.2. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regesi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006: 125. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Deteksi adanya heteroskedastisitas adalah: 1. Nilai probabilitas 0,05, berarti bebas dari heteroskedastisitas. 2. Nilai probabilitas 0,05, berarti terkena dari heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas terlihat pada tabel 4.12., berikut disajikan tabel 4.12.: Tabel 4.12. Hasil Heteroskedastisitas untuk regresi variabel independen X 1 , X 2 , X 3 terhadap Y sebagai variabel dependen Coefficients a .271 .299 .906 .373 .023 .023 .276 1.006 .323 .454 2.204 -.025 .023 -.295 -1.053 .302 .437 2.290 .003 .016 .035 .182 .857 .945 1.059 Constant X1 X2 X3 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: RES_2 a. Berdasarkan hasil pengujian Heteroskedastisitas pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai probalibility semua variabel lebih besar dari 5 , sehingga tidak signifikan pada level 5 , ini berarti bahwa model regresi yang dihasilkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.5. Statistik Deskriptif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas pelayanan Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Pada Wajib Orang pribadi Di KPP Pratama Soreang)

4 31 49

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Bandung Karees)

6 52 48

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Cibeunying

4 45 141

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Soreang)

0 14 36

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sanksi Wajib Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, Dan Sikap Rasional Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada WPOP Pribadi di KPP Pratama Surakar

0 2 18

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Di KPP Pratama Cianjur).

0 11 26

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus KPP Pratama di Cirebon).

6 18 19

PENGARUH PEMAHAMAN, KESADARAN, DAN SISTEM PEMUNGUTAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PPH ORANG PRIBADI (Studi Pada KPP PRATAMA SURABAYA GUBENG).

1 2 89

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN SISTEM PEMUNGUTAN YANG MELEKAT PADA WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PPh ORANG PRIBADI (Studi Pada KPP PRATAMA GRESIK UTARA)

0 0 27

PENGARUH PENGETAHUAN TAX AMNESTY, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KPP Pratama Surabaya Genteng)

0 0 18