membaca dan menulis. 6. SDN Mulyorejo 4 Malang
1. Tidak disiplin. 2. Tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
3. Sering membolos.
5. Remidi Bagi Peserta Didik yang Tidak Naik Tingkat
Peserta didik yang tidak naik tingkat, tidak saja perlu mendapatkan remidi atau penanganan secara akademik melainkan
juga sekaligus penanganan secara psikologis. Sebab, bagaimanapun juga, peserta didik yang tidak naik tingkat lazimnya dihadapkan
kepada masalah-masalah psikologis seperti: rendah diri, minder, kurang percaya diri, putus asa, frustasi, dan sebagainya. Efek-efek
psikologis demikian, sedikit maupun banyak, akan berpengaruh negatif terhadap belajar peserta didik di masa depan.
Adapun remidi secara akademik yang dapat dibantukan secara khusus kepada peserta didik yang tidak naik tingkat ini adalah:
a. Membantu kepada peserta didik yang bersangkutan untuk mengenali penyebab-penyebab tidak naik tingkat, dan
selanjutnya membantu mencarikan jalan keluarnya. b. Membantu kepada peserta didik yang demikian ini untuk
merencanakan kegiatannya, termasuk di dalamnya adalah kegiatan belajarnya.
c. Memberikan latihan-latihan yang dapat membantu kepada yang bersangkutan memahami mata pelajaran yang ia
rasakan sulit. Sedangkan remidi secara psikologis yang dapat diberikan kepada
peserta didik yang tidak naik tingkat adalah: a. Menyadarkan kepada yang bersangkutan bahwa sebenarnya
ia naik tingkat, hanya saja waktunya yang tidak sama dengan peserta didik lainnya.
152
b. Menyadarkan kepada yang bersangkutan bahwa jika dalam kondisi demikian ia dinaikkan, dikhawatirkan justru
menyulitkan dirinya ketika sudah berada di tingkat berikutnya. c. Memberikan terapi psikologis jika terbukti bahwa yang
bersangkutan mendapatkan gangguan-gangguan psikologis.
6. Sistem Tanpa Tingkat
Sistem tanpa tingkat adalah anti tesa dari sistem tingkat. Ia muncul didasari oleh rasa ketidak puasan dengan adanya sistem
tingkat. Sistem ini dikembangkan didasari oleh pandangan psikologis, bahwa meskipun peserta didik berada dalam kondisi sama, tetapi
dalam realitasnya tidak ada yang persis sama. Selalu ada perbedaan di antara peserta didik satu dengan peserta didik lainnya. Oleh karena
itu, sistem tanpa tingkat ini umumnya menggunakan pembelajaran yang lebih individual.
Pada sistem tanpa tingkat ini, sekelompok peserta didik yang memprogram mata pelajaran sama, dikelompokkan ke dalam satu
tempat yang sama dan diajar oleh guru yang sama, meskipun mungkin peserta didik tersebut berasal dari angkatan tahun yang
berbeda. Bahkan dalam kondisinya yang ekstrim, peserta didik dipersilakan mengambil paket program yang tersedia sesuai dengan
kemampuan dan kesempatan mereka masing-masing tanpa terpengaruh oleh teman-temannya. Dengan demikian, ada peserta
didik yang dapat menyelesaikan program sangat cepat, lambat, dan bahkan ada yang sangat lambat.
Jika peserta didik telah dapat menyelesaikan program yang telah ditawarkan, maka yang bersangkutan dianggap lulus dari program
tersebut. Sebaliknya jika yang bersangkutan belum dapat
153
menyelesaikan program, maka belum dapat lulus. Keberhasilan penyelesaian program tidak dilihat secara menyeluruh, melainkan
dilihat per mata pelajaran. Berarti, jika suatu mata pelajaran yang belum berhasil dikuasai, ia harus mengulang pada satu mata
pelajaran itu, dan tidak mengulang banyak mata pelajaran sebagaimana dalam sistem tingkat.
7. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Tanpa Tingkat