Peserta Didik yang Membolos, Datang Terlambat dan Meninggalkan Sekolah Catatan Kehadiran dan Ketidakhadiran Peserta Didik

3. Peserta Didik yang Membolos, Datang Terlambat dan Meninggalkan Sekolah

Ada beberapa jenis ketidakhadiran peserta didik di sekolah. Pertama, ketidakhadiran tanpa memberi ijin, atau yang dikenal dengan membolos truency. Kedua, ketidakhadiran beberapa jam pelajaran karena terlambat tardiness. Ketiga, ketidakhadiran dengan ijin permission. Jenis ketidakhadiran yang ketiga ini, bisa karena sakit yang memang tidak memungkinkan untuk hadir, dan bisa juga karena ada kepentingan keluarga. Disamping itu, ada peserta didik yang hadir di sekolah, tetapi begitu jam-jam pelajaran sekolah masih belum selesai, mereka sudah pulang meninggalkan sekolah. Terhadap peserta didik yang membolos, sekolah dapat mengirim surat kepada orang tua yang berisi: pemberitahuan bahwa anaknya tidak hadir di sekolah, mempertanyakan mengapa peserta didik tersebut tidak masuk sekolah, serta berapa jumlah hari peserta didik tersebut tidak bersekolah. Surat kepada orang tua tersebut penting, agar orang tua memperhatikan kehadiran anaknya ke sekolah. Terhadap keterlambatan peserta didik, sekolah juga perlu berkirim surat kepada orang tua atau wali peserta didik. Dengan pemberitahuan demikian, orang tua atau wali peserta didik akan semakin memperhatikan mengenai kehadiran anaknya di sekolah dengan waktu yang tepat. Kontrak antara guru dengan peserta didik mengenai sangsi atas mereka yang terlambat juga dapat dibuat, agar mereka sama-sama menepati waktu yang telah dijadwalkan. Terhadap peserta didik yang meninggalkan sekolah sebelum waktunya, juga perlu dipertanyakan oleh guru kepada peserta didik yang bersangkutan. Sebab, peserta didik tentu juga punya alasan mengapa ia meninggalkan sekolah sebelum waktunya. Dengan upaya 87 tersebut maka ketertiban dan kelancaran pendidikan di sekolah akan terjaga.

4. Pendekatan Peningkatan Kehadiran Peserta Didik

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kehadiran peserta didik di sekolah adalah dengan melihat kasus per kasus. Sebab, antara peserta didik satu dengan peserta didik yang lain, mempunyai masalah-masalah yang berbeda. Sungguhpun demikian, upaya secara massal untuk meningkatkan peserta didik dapat dilakukan dengan memperhatikan sumber-sumber penyebab ketidakhadiran peserta didik di sekolah seperti: perbaikan lingkungan rumah, perbaikan lingkungan sekolah, perbaikan diri peserta didik sendiri, dan perbaikan lingkungan masyarakat.

a. Perbaikan Lingkungan Rumah

Usaha-usaha yang dapat dilakukan berkaitan dengan perbaikan lingkungan rumah dalam rangka meningkatkan kehadiran peserta didik di sekolah adalah sebagai berikut: 1 Mengantarkan peserta didik ke sekolah tepat pada waktunya. Hal demikian dapat dilakukan oleh orang tua pada kelas-kelas awal di sekolah dasar. Upaya demikian, dapat dilakukan juga oleh sekolah misalkan dengan transportasi sekolah yang tepat waktu dan dapat mengakomodasi jumlah peserta didik di sekolah. 2 Peserta didik diberi pekerjaan tertentu dan memerintahkan dia untuk mengumpulkannya ke sekolah. 3 Orang tua berusaha memantau waktu tidur anaknya agar yang bersangkutan tidur tepat waktu sehingga dapat bangun 88 tepat waktu juga. Dapat juga menyediakan weker agar anaknya dapat bangun pagi-pagi benar sebelum berangkat sekolah. 4 Mengupayakan agar peserta didik memahami sedalam mungkin mengenai tata tertib sekolah.

b. Perbaikan Kondisi Sekolah

Usaha-usaha yang dapat dilakukan berkenaan dengan perbaikan kondisi sekolah adalah sebagai berikut: 1 Menggunakan tata tertib sekolah sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan kehadiran peserta didik di sekolah. Peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah bisa diberi sangsi sesuai dengan yang ditentukan dan disepakati oleh peserta didik. Pada awal pekan orientasi peserta didik, para peserta didik memang diminta untuk tandatangan kesediaannya untuk mentaati peraturan sekolah dan tata tertib sekolah. 2 Memberikan pengertian kepada peserta didik akan arti pentingnya kehadiran mereka. 3 Menjadikan kehadiran peserta didik di sekolah sebagai prasyarat untuk mengikuti ujian; atau menjadikan kehadiran peserta didik sebagai bagian dari perhitungan nilai ujian di sekolah. 4 Memperbaiki kondisi sekolah agar dipersepsi oleh peserta didik sangat menarik. 5 Melibatkan guru secara aktif dalam upaya peningkatan kehadiran peserta didik. 89 6 Selalu mempresensi peserta didik pada saat awal masuk kelas, baik pada saat jam-jam pertama maupun pada saat jam-jam setelah istirahat atau pergantian jam. Mereka yang tidak ada pada jam-jam tertentu dicatat dalam buku absensi dan digolongkan sebagai peserta yang tidak hadir.

c. Perbaikan Terhadap Peserta Didik Sendiri

Perbaikan terhadap peserta didik sendiri sangat penting, oleh karena yang menentukan hadir tidaknya peserta didik adalah mereka sendiri dan bukan orang lain. Usaha yang dilakukan dapat secara preventif, kuratif dan preservatif. Yang melakukan tentu saja sekolah, keluarga dan masyarakat. Sebab, jika ketiga wahana ini sama-sama berusaha dengan bahasa dan gerak langkah yang sama, maka kehadiran peserta didik di sekolah dapat ditingkatkan. Demikian juga ketidakhadiran peserta didik di sekolah dapat dikurangi. Pengawasan terhadap peserta didik yang dilakukan secara bersama-sama ini akan menjadikan peserta didik yang ingin tidak hadir ke sekolah menjadi tidak berkutik. Kemanapun dia akan membolos dan menyembunyikan diri akan berhasil diketahui mengingat ketiga wahana tadi sama-sama mengadakan pengawasan kepada mereka.

d. Perbaikan Terhadap Kondisi Masyarakat

Perbaikan demikian akan dapat dilakukan, manakala ada kerja sama yang erat antara sekolah dengan masyarakat. Jika sekolah tersebut didirikan untuk masyarakat, maka semestinyalah masyarakat juga mendukung terhadap keberlangsungan sekolah. Dukungan 90 tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk mendukung terhadap upaya sekolah untuk meningkatkan kehadiran peserta didiknya di sekolah. Tidak diperbolehkannya peserta didik memasuki tempat-tempat hiburan dan toko-toko pada saat jam-jam sekolah sedang berlangsung, adalah salah satu manifestasi dukungan yang patut dikembangkan. Demikian juga meminta keterangan atas peserta didik yang keluyuran di jalan-jalan pada saat jam-jam sekolah, dapat dilakukan oleh masyarakat karena hal tersebut mendukung terhadap peningkatan kehadiran peserta didik di sekolah.

1. Catatan Kehadiran dan Ketidakhadiran Peserta Didik

Peserta didik yang hadir di sekolah hendaknya dicatat oleh guru dalam buku presensi. Sementara peserta didik yang tidak hadir di sekolah dicatat dalam buku absensi. Dengan perkataan lain, presensi adalah daftar kehadiran peserta didik, sementara absensi adalah buku daftar ketidakhadiran peserta didik. Begitu jam pertama dinyatakan masuk, serta para peserta didik masuk ke kelas, guru mempresensi peserta didiknya satu persatu. Selain agar mengenali satu persatu peserta didiknya yang masuk sekolah dan yang tidak masuk sekolah. Demikian juga pada jam-jam berikutnya setelah istirahat, guru perlu mempresensi kembali, barangkali ada peserta didiknya yang pulang sebelum waktunya. Tidak jarang, peserta didik pulang sebelum waktunya, hanya karena sudah dinyatakan masuk melalui presensi pada jam pertama. Adapun format buku presensi peserta didik adalah sebagaimana pada format 3.1. 91 No Tanggal Nama A S I JML Format 3.1. Buku Presensi Peserta Didik 92

I. Pengaturan Kedisiplinan Peserta Didik

1. Urgensi dan Makna Kedisiplinan