sekali tidak membutuhkan anggaran. Ketidak merataan dalam merumuskan anggaran dapat dibenarkan, selama tetap ditempatkan
dalam koridor skala perioritas dan atau terhadap kegiatan yang sengaja diunggulkan oleh sekolah tersebut, serta telah mendapatkan
kesepakatan dari komponen sekolah, komite sekolah dan stake holders yang lainnya.
Setelah anggaran dialokasikan, sumber-sumber anggaran juga perlu ditetapkan. Sumber-sumber anggaran, untuk sekolah-sekolah
negeri telah jelas, ialah berasal dari anggaran rutin, anggaran pembangunan, Dana Penunjang Pendidikan DPP Biaya Operasional
Sekolah BOS, komite sekolahdewan sekolahmajelis madrasah dan lain-lain sumbangan. Sedangkan untuk sekolah swasta, diperoleh
melalui SPP, subsidi pemerintah, dewan sekolah, donatur, yayasan dan sebagainya. Di era desentralisasi pendidikan seperti sekarang,
sebagian dari dana alokasi umum DUM juga ada yang dialokasikan untuk keperluan pendidikan.
3. Raker Perumusan Rencana Kegiatan Peserta Didik
Salah satu karakteristik perencanaan peserta didik adalah selain tinggi muatan bottom upnya, juga banyak melibarkan guru, karyawan,
wakil orang tua, komite sekolah, masyarakat dan stake holders yang lainnya. Agar tingkatan keterlibatan mereka sangat tinggi, maka perlu
disediakan arenanya. Salah satu arena yang tepat adalah rapat kerja raker dengan agenda tunggal perumusan rencana. Karena itu,
bebarapa langkah operasional yang harus ditempuh oleh manajer pendidikan di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Bentuklah tim penyusun rencana. Tim ini bertugas untuk mengidentifikasi masalah, alternatif penyebab dan alternatif
24
pemecahannya. Sebagai sumber datanya adalah: pengurus yayasan jika sekolah swasta, kepala sekolah, guru,
karyawan, siswa, orang tua, tokoh masyarakat, sekolah lanjutannya, komite sekolahdewan sekolahmajelis
madarasah dan stake holder lainnya. Mengingat perencanaan peserta didik bersifat bottom up, dan bukan top down, teknik
pengumpulan datanya adalah eksploratori bukan konfirmatori. Dari kegiatan ini telah tersedia data mentah
awal yang berisi masalah, alternatif penyebab dan alternatif pemecahannya.
b. Bentuklah panitia raker yang bertugas melaksanakan kegiatan raker mulai awal sampai selesei.
c. Lakukan raker dengan agenda penyusunan rencana kerja sekolah, dengan acara sebagai berikut:
1 Acara seremoni pembukaan 2 Acara Inti Raker, Dipimpin Oleh Ketua Tim Penyusun
Rencana, Dengan Acara Inti Sebagai Berikut: a Pengantar oleh ketua tim penyusun rencana, serta
laporan hasil identifikasi masalah, alternatif penyebab dan alternatif pemecahannya.
b Penyampaian permasalahan oleh ketua yayasan untuk sekolah swasta atau Kepala Dinas Pendidikan
untuk sekolah negeri. c Penyampaian permasalahan oleh kepala sekolah.
d Penyampaian permasalahan oleh wakil guru. e Penyampaian permasalahan oleh wakil karyawan.
f Penyampaian permasalahan oleh wakil peserta didik.
g Penyampaian permasalahan oleh wakil orang tua.
25
h Penyampaian permasalahan oleh kepala sekolah dari sekolah lanjutannya Jika SLP, maka kepala
SMUSMK. Jika SMASMK, maka PTPTS. i
Penyampaian permasalahan oleh komite sekolahdewan sekolahmajelis madarasah atau stake
holders yang lainnya. j
Pembentukan komisi-komisi, yang ditindaklanjuti dengan pembahasan permasalahan, altermatif
penyebab dan alternatif pemecahan dalam komisi- komisi. Selanjutnya, permasalahan, alternatif
penyebab dan alternatif pemecahan tersebut diubah ke dalam bahasa program.
k Presentasi oleh masing-masing komisi, dengan tanggapan dari masing-masing peserta raker.
l Pembentukan tim perumus, untuk merumuskan
rencana-rencana tentative dan menghaluskannya. m Pembacaan kesimpulan sementara hasil raker oleh
ketua tim penyusun rencana. n Penyerahan acara oleh tim penyusun rencana kepada
panitia. o Acara seremoni penutupan, yang terdiri atas:
p Pembukaan oleh master of ceremony. q Laporan ketua panitia.
r Sambutan oleh kepala sekolah dan menutup acara raker secara resmi.
d. Menindaklanjuti acara raker dengan: 1 Tim perumus menghaluskan hasil raker sehingga
tersusun rencana strategis dan rencana operasional.
26
2 Kepala sekolah dan komite sekolah mengesahkan rencana strategis dan rencana operasional.
3 Rencana strategis dan rencana operasional telah siap direalisasi.
G. Penerimaan Peserta Didik 1. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik
Kebijakan penerimaan peserta didik baru sebenarnya menggunakan dasar-dasar manajemen peserta didik sebagaimana
yang dikemukakan pada mata diklat 1. Bahwa agar seseorang diterima sebagai peserta didik suatu lembaga pendidikan seperti
sekolah, haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagaimana yang telah ditentukan. Sungguhpun setiap orang mempunyai hak
yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan, tidak secara otomatis mereka dapat diterima di suatu lembaga pendidikan seperti
sekolah. Sebab, untuk dapat diterima menjadi peserta didik di sekolah, haruslah terlebih dahulu memenuhi kewajiban-kewajiban
yang telah ditentukan. Kebijakan operasional penerimaan peserta didik baru, memuat
aturan mengenai jumlah peserta didik yang dapat diterima di suatu sekolah. Penentuan mengenai jumlah peserta didik, tentu juga
didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang ada di sekolah faktor kondisional sekolah. Faktor kondisional tersebut meliputi: daya
tampung kelas baru, kriteria mengenai siswa yang dapat diterima, anggaran yang tersedia, prasarana dan sarana yang ada, tenaga
kependidikan yang tersedia, jumlah peserta didik yang tinggal di kelas satu, dan sebagainya.
27