Perkembangan Moral Kajian tentang Karakteristik Siswa SD
47
tepat dan diterapkan dalam keluarga sehingga dapat tercipta perilaku prososial dalam diri anak.
Keluarga merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku pada anak. Hal tersebut dikarenakan anak melakukan interaksi secara terus
menerus dengan keluarganya. Menurut Ki Hajar Dewantoro sebagaimana dikutip Moh. Shochib 1998:10, mengemukakan keluarga dapat juga
diartikan sebagai pusat pendidikan yang pertama dan terpenting, karena sejak timbulnya
peradaban manusia
sampai sekarang
keluarga selalu
mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Berdasarkan pengertian keluarga menurut Ki Hajar Dewantara,
disebutkan bahwa keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Sikap-sikap yang diperlihatkan orang tua kepada anaknya,
keputusan-keputusan yang diambil orang tua, dan cara berkomunikasi orang tua kepada anaknya akan sangat berpengaruh pada pembentukan perilaku
anak. Semua hal yang dilakukan orang tua kepada anaknya akan terekam dalam memorinya dan terlihat dalam perilaku anak sehari-hari. Sehingga
orang tua hendaknya menerapkan pola asuh yang tepat kepada anaknya. Tiap-tiap orang tua pasti akan menerapkan pola asuh yang berbeda
dalam keluarganya. Teori Diana Baumrind menjelaskan bahwa terdapat tiga macam pola asuh orang tua, yaitu pola asuh otoriter
authoritarian
, pola asuh autoritatif
authoritative
, dan pola asuh permisif
permissive
. Pola asuh otoriter ditandai dengan adanya peraturan yang tegas dalam keluarga. Pola
asuh autoritatif ditandai dengan pengakuan terhadap keberadaan anak.
48
Sedangkan pola asuh permisif ditandai dengan pemberian kebebasan kepada anak. Masing-masing dari ketiga pola asuh tersebut tentu akan memberikan
pengaruh yang berbeda dalam pembentukan perilaku anak. Apabila orang tua menerapkan pola asuh yang tepat kepada anak, maka anak akan memiliki
perilaku prososial yang baik. Sebaliknya, apabila orang tua menerapkan pola asuh yang kurang tepat kepada anak, maka anak akan memiliki perilaku
prososial yang buruk.
Gambar 1. Kerangka Berpikir