Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 yang baik pada anak. Oleh karena itu, penelitia n yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perilaku Prososial Siswa Kelas V SD Se Gugus II Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 20142015 ” perlu dilakukan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah peneliti kemukakan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Orang tua kurang menyadari bahwa lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor penting bagi pembentukan karakter dan sikap anak. 2. Keadaan sosial ekonomi orang tua mempengaruhi waktu yang tersedia untuk memberikan perhatian dan bimbingan kepada anak. 3. Perilaku prososial siswa masih kurang baik. 4. Orang tua kurang paham tentang pola asuh yang tepat untuk anak.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah yaitu perilaku prososial siswa dapat dikatakan masih kurang baik dan orang tua kurang paham tentang pola asuh yang tepat untuk anak.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah peneliti kemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu 1. “Apakah ada pengaruh pola asuh otoriter terhadap perilaku prososial siswa kelas V SD se Gugus II Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 20142015?” 6 2. “Apakah ada pengaruh pola asuh autoritatif terhadap perilaku prososial siswa kelas V SD se Gugus II Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 20142015?” 3. “Apakah ada pengaruh pola asuh permisif terhadap perilaku prososial siswa kelas V SD se Gugus II Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajara n 20142015?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Ada atau tidak pengaruh pola asuh otoriter terhadap perilaku prososial siswa kelas V SD se Gugus II Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 20142015. 2. Ada atau tidak pengaruh pola asuh autoritatif terhadap perilaku prososial siswa kelas V SD se Gugus II Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 20142015. 3. Ada atau tidak pengaruh pola asuh permisif terhadap perilaku prososial siswa kelas V SD se Gugus II Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 20142015.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoretis Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku 7 prososial siswa kelas V SD se Gugus II Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 2014 2015, 2. Manfaat Praktis a. Agar orang tua dapat menerapkan pola asuh yang tepat pada anaknya. b. Memberi gambaran yang jelas kepada guru tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial siswa. c. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang relevan di masa yang akan datang. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian tentang Pola Asuh Orang Tua

1. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan faktor kunci keberhasilan anak baik dalam hal prestasi belajar, perkembangan psikologi anak, maupun pengoptimalan potensi anak. Lingkungan keluarga merupakan penentu pembentukan perilaku anak. Anak yang hidup dalam lingkungan keluarga yang perhatian, memberi contoh yang baik, dan dapat membimbing anak, maka tentunya anak tersebut kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang mempunyai perilaku yang baik pula. Namun, apabila anak tinggal di lingkungan keluarga yang kurang baik, kurang dalam memberi perhatian dan membimbing anak, kelak anak tersebut akan mempunyai perilaku yang kurang baik. Berkenaan dengan pengertian keluarga, Abu Ahmadi 1992: 103 mengemukakan bahwa keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan grup, serta merupakan kelompok sosial yang pertama di mana anak menjadi anggotanya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Siti Partini 1984:120, menjelaskan bahwa keluarga merupakan suatu unit kelompok sosial yang pertama-tama dalam kehidupan manusia di mana ia belajar dan menyesuaikan dirinya sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompok dan sebagai tempat sosialisasi anak. 9 Menurut Ki Hajar Dewantoro sebagaimana dikutip Moh. Shochib 1998:10, mengemukakan keluarga dapat juga diartikan sebagai pusat pendidikan yang pertama dan terpenting, karena sejak timbulnya peradaban manusia sampai sekarang keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Pendapat lain dikemukakan Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga. Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. karena dalam dimensi hubungan darah merupakan suatu kesatuan yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainnya. Berdasarkan dimensi hubungan darah ini, keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Keluarga adalah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat. Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya, walaupun diantara mereka tidak terdapat hubungan darah. Syaiful Bahri Djamarah, 2014:18 M. I. Soelaeman dalam Syamsu Yusuf, 2009: 35 mengemukkan pendapat para ahli mengenai pengertian keluarga, yaitu: 1 F. J. Brown berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu: a dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan “clan” atau marga. b dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dan anak. 2 Maciver menyebutkan lima ciri khas keluarga yang umum terdapat di mana-mana, yaitu a hubungan berpasangan kedua jenis, b perkawinan atau bentuk ikatan lain yang mengokohkan hubungan tersebut, c pengakuan akan keturunan, d kehidupan ekomomis yang diselenggarakan dan dinikmati bersama, dan e kehidupan berumah tangga. Syamsu Yusuf, 2009: 36 Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian keluarga adalah suatu kelompok yang pertama dan penting dalam kehidupan manusia di mana mereka belajar menyesuaikan diri