86
D. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya fokus pada pengembangan profesi dengan indikator
kegiatan semminar pendidikan, MGMP, kegitan diklat, kegiatan studi literatur, dan pembuatan karya inovatif. Selain kelima indikator tersebut
masih banyak aspek yang bisa diteliti khususnya dalam hal pengembangan profesi guru.
2. Penelitian ini berfokus pada seluruh guru di SMA Negeri 1 Kasihan sehingga
tidak dapat membedakan pengembangan profesi guru yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran tertentu, status kepegawaian PNS non PNS,
jenis kelamin, pangkat dan golongan, serta masa kerja guru. 3.
Pengembangan profesi dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok. Untuk pengembangan secara berkelompok dalam penelitian ini
belum membahas lebih dalam mengenai peran MGMP dalam pengembangan profesi guru.
87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada
hasil penelitian
dan pembahasan
mengenai pengembangan profesi guru SMA Negeri 1 Kasihan Kabupaten Bantul dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru-guru SMA Negeri 1 Kasihan Kabupaten Bantul melalui kegiatan seminar pendidikan, kegiatan
MGMP, kegiatan diklat, kegiatan studi literatur, serta pembuatan karya inovatif tergolong dalam kategori sedang.
2. Pengembangan profesi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru di
SMA Negeri 1 Kasihan Kabupaten Bantul melalui kegiatan seminar pendidikan, kegiatan MGMP, kegiatan diklat, kegiatan studi literatur, serta
pembuatan karya inovatif tergolong dalam kategori sedang.
B. Saran
1.
Bagi Guru
Pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru SMA Negeri 1 Kasihan Kabupaten Bantul melalui kegiatan seminar pendidikan dapat diupayakan
dalam kegiatan secara kelompok seperti pada forum MGMP. Kegiatan seminar pada mata pelajaran tertentu misalnya Matematika dapat
diselenggarakan bersama oleh anggota MGMP Matematika dengan memanggil narasumber sebagai pembicara dalam seminar tersebut. Selain itu