34
Berbeda dengan penelitian Vera Pradina Putri, penelitian Andita Fitriana tahun 2013 yang berjudul “Upaya Pengembangan Kompetensi Profesional Guru
Taman Kanak-Kanak Di Keca matan Bantul, Kabupaten Bantul” mengungkap
bahwa 1 kompetensi profesional yang dimiliki guru TK di Kecamatan Bantul rata-rata berkategori sangat baik namun ada indikator dalam pemanfaatan
teknologi informasi dan penelitan tindakan kelas masih kurang, 2 upaya pengembangan kompetensi profesional yang telah dilakukan guru TK di
kecamatan bantul dilakukan melalui diskusi denganteman sejawat, 3 upaya pengembangan yang dipandang paling efektif yakni melalui diklat, karena diklat
memberikan ruang bagi guru TK untuk menabah ilmu pengetahuan dengan disertai pelatihan atau praktik dengan ahli yang berkompeten di bidangnya.
Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa upaya pengembangan profesi yang dilakukan guru TK Kecamatan Bantul paling efektif adalah dengan
mengikuti diklat. Selain kegiatan diklat, pengembangan profesi guru lainnya dapat dilakukan guru melalui kegiatan seminar pendidikan, musyawarah guru mata
pelajaran MGMP, kegiatan studi literatur, serta pembuatan karya inovatif. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan kegiatan pengembangan
profesi yang dilakukan oleh guru dan yang dilakukan oleh kepala sekolah di SMA Negeri 1 Kasihan Kabupaten Bantul.
D. Kerangka Pikir
Dalam organisasi pendidikan di lingkup sekolah, peran guru sangat penting dalam menentukan arah dan keberhasilan peningkatan mutu siswa. Maka
35
dari itu seorang guru harus mampu menguasai kompetensi-kompetensi yang mendukung tugas, fungsi, dan perannya sebagai guru.
Kompetensi-kompetensi tersebut
meliputi kompetensi
pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang guru yaitu kompetensi profesional. Kemampuan profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Kemampuan tersebut dapat dibuktikan dengan memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme, memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia, memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas, memiliki kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas, memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan, memperoleh penghasilan yang ditentukan
sesuai dengan prestasi kerja, memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat, memiliki
jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan memiliki organisasi profesi.
Pekerjaan guru yang tidak bisa dipegang oleh sembarang orang menjadikan pekerjaan guru menjadi sebuah profesi. Seperti halnya profesi lain,
guru juga memiliki apa yang dipersyaratkan untuk menjadi profesi seperti melalui pendidikan yang tinggi secara teori maupun praktis, mengikuti pelatihan-
pelatihan, serta memiliki organisasi profesi. Seiring dengan perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan di
Indonesia, mau tidak mau memaksa guru untuk selalu mempertahankan dan
36
mengembangkan profesinya. Pengembangan profesi guru dalam penelitian ini hanya fokus pada pengembangan diri yang dilakukan melalui kegiatan seminar,
mengikuti musyawarah guru mata pelajaran MGMP, kegiatan diklat, dan kegiatan studi literatur, serta karya inovatif yang dilakukan melalui kegiatan
pembuatan karya inovatif. Dengan demikian peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian
mengenai pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru dan yang dilakukan oleh kepala sekolah di SMA Negeri 1 Kasihan Kabupaten Bantul.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Pengembangan Profesi Guru
1. Pengembangan Diri
a. Kegiatan Seminar
b. Kegiatan MGMP
c. Kegiatan Diklat
d.
Studi Literatur
2.
Karya Inovatif a.
Pembuatan Karya Inovatif
Kepala sekolah Guru
37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat dibedakan dalam beberapa kelompok, seperti pada pendapat Sugiyono 2010: 6 jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut
bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu. Menurut bidang, penelitian dibedakan menjadi penelitian akademis, profesional, institusional. Dari segi
tujuan, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian murni, dan penelitian terapan. Berdasarkan metode, penelitian dibedakan menjadi penelitian survey,
expost facto, eksperimen, naturalistik, policy research, action research, evaluasi, sejarah, RD. Dari tingkat eksplanasi penelitian dapat dibedakan menjadi
penelitian deskriptif, komparasi, dan asosiatif. Dari segi waktu penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian Cross Sectional, dan Longitudinal. Dilihat dari
tingkat eksplanasinya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut tingkat eksplanasinya penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis, karena hanya menggambarkan hasil penelitian dengan presentase. Menurut Suharsimi
Arikunto 2005: 234 penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa
yang ada tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Dilihat dari judul dan fokus penelitian, pendekatan ini dipilih karena dalam proses pengumpulan data, pengolahan, dan penyajian data penelitian ini