Pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru pada aspek pembuatan

57 termasuk pada rentang skala 2,51 – 3,25. Hal ini didukung dengan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa guru banyak yang membaca buku ataupun jurnal untuk menambah referensi baru di waktu jam istirahat.

e. Pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru pada aspek pembuatan

karya inovatif Pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru pada aspek pembuatan karya inovatif terdiri dari 3 item penyataan. Masing-masing item penyataan yang telah dijawab memiliki skor yang berbeda-beda. Selanjutnya, untuk mengetahui analisis perolehan nilai pada aspek pembuatan karya inovatif dihitung dengan rumus: x = �� x �� �� Hasil analisis perolehan nilai dari masing masing item ditampilkan dalam tabel total skor perolehaan sebagai berikut: Tabel 7. Total Skor Perolehan pada Aspek Pembuatan Karya Inovatif Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa masing-masing item pada aspek pembuatan karya inovatif mendapat skor total perolehan sebesar 556 dan mendapat nilai sebesar 8,8. Selanjutnya untuk mengetahui rata-rata perolehan nilai pada aspek kegiatan diklat dihitung dengan: No Item Alternatif Jawaban Skor Total Perolehan Nilai Kategori 1 2 3 4 13 3 20 20 20 183 2,9 Tinggi 14 10 23 18 12 158 2,5 Sedang 15 4 6 13 40 215 3,4 Sangat tinggi Jumlah 556 58 = 183+158+215 63x1x3 = 556 189 = 2,9 Dengan demikian tingkat pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru SMA Negeri 1 Kasihan pada aspek pembuatan karya inovatif tergolong pada kategori tinggi dengan nilai 2,9 pada rentang skala 2,51 - 3,25. Skor tertinggi dalam indikator pembuatan karya inovatif adalah item nomor 15 yaitu guru mengikuti kegiatan diklat terkait dengan pengembangan profesi. Sub indikator ini mendapat skor sebesar 215 dengan nilai 3,4 sehingga termasuk dalam kategori sangat tinggi pada rentang skala 3,26 - 4. Sedangkan sub indikator pembuatan karya inovatif yang mendapat skor paling rendah yaitu item nomor 14 yaitu guru memodifikasi alat pelajaran sebesar 158 dengan nilai 2,5 yang tergolong dalam kategori sedang pada rentang skala 1,76 – 2,5. Setelah dilakukan cross-check melalui wawancara dengan kepala sekolah SMA Negeri 1 Kasihan pada tanggal 10 November, kepala sekolah menyatakan bahwa masih jarang guru yang membuat karya inovatif seperti media pembelajaran bahkan yang berbasis TI. Guru-guru belum melakukan pengembangan profesi melalui pembuatan karya inovatif. Pengembangan yang dilakukan hanya sebatas memberikan pelatihan pembuatan alat dan media pembelajaran berbasis TI, namun untuk pembuatan produk sendiri belum dilakukan oleh guru. 59 Berdasarkan hasil wawancara dan hasil analisis skor dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru di SMA Negeri 1 Kasihan pada aspek pembuatan karya inovatif termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai sebesar 2,9 pada rentang skala 2,51 – 3,25.

2. Pengembangan profesi yang dilakukan oleh kepala sekolah di SMA