48
ditetapkan pada halaman 44 maka pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru di SMA Negeri 1 Kasihan tergolong dalam kategori sedang.
Selanjutnya hasil perolehan skor pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru di SMA Negeri 1 Kasihan dari masing-masing aspek dijabarkan sebagai
berikut:
a. Pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru pada aspek kegiatan
seminar pendidikan
Tingkat pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru pada aspek kegiatan seminar pendidikan terdiri dari 4 item penyataan. Masing-masing item
penyataan yang telah dijawab memiliki skor yang berbeda-beda. Selanjutnya, untuk mengetahui analisis perolehan nilai pada aspek kegiatan seminar
pendidikan dihitung dengan rumus: x
=
�� x �� ��
Hasil analisis perolehan nilai dari masing masing item ditampilkan dalam tabel total skor perolehan sebagai berikut:
Tabel 3. Total Skor Perolehan pada Aspek Kegiatan Seminar Pendidikan No
Item Alternatif Jawaban
Skor Total Perolehan
Nilai Kategori
1 2
3 4
1 19
30 12
4 125
1,9 Sedang
2 21
25 7
10 132
2.0 Sedang
3 21
30 6
6 123
1,9 Sedang
4 56
6 1
71 1,1
Rendah Jumlah
438
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa masing-masing item pada aspek kegiatan seminar pendidikan mendapat skor total perolehan sebesar 438 dan
49
mendapat nilai sebesar 6,7. Selanjutnya untuk mengetahui rata-rata perolehan nilai pada aspek kegiatan seminar pendidikan dihitung dengan:
=
125+115+123+71 63x1x4
=
438 252
= 1,6 Dengan demikian tingkat pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru
di SMA Negeri 1 Kasihan pada kegiatan seminar pendidikan termasuk pada kategori rendah dengan skor 1,6 pada rentang skala 1 - 1,75.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai tertinggi dalam aspek kegiatan seminar pendidikan adalah item nomor 2 yaitu guru mengikuti seminar
pendidikan tingkat provinsi. Sub indikator ini mendapat skor sebesar 132 dan mendapat nilai 2,0 dan termasuk dalam kategori sedang pada rentang skala1,76
– 2,5. Sedangkan skor terendah pada indikator kegiatan seminar pendidikan adalah
item nomor 4 yaitu guru mengikuti seminar pendidikan tingkat internasional. Sub indikator ini mendapat skor sebesar 71 dan mendapat nilai 1,1 sehingga termasuk
dalam kategori rendah pada rentang skala 1 – 1,75.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh wawancara dengan kepala sekolah SMA Negeri 1 Kasihan pada tanggal 10 November yang mengatakan bahwa,
“Jarang mbak guru yang mengikuti seminar baik di tingkat provinsi, nasional, maupun internasional. Jika ada guru yang mengikuti seminar ya hanya seminar
yang diadakan di dalam provinsi. Hal ini dikarenakan jam mengajar guru sudah banyak yaitu 24 jam. Kegiatan mengajar 24 jam sudah menyita banyak waktu
bapak ibu guru dari hari senin sampai sabtu full sehingga untuk mengikuti seminar
pendidikan mereka tidak punya waktu.”
50
Selanjutnya, dari pernyataan kepala sekolah melalui wawancara yang dilakukan oleh peneliti, dapat dilihat bahwa kepala sekolah menyatakan tidak
banyak guru yang melakukan pengembangan profesi melalui kegiatan seminar pendidikan. Hal ini terkendala dengan jam mengajar guru yang banyak yaitu 24
jam sehingga guru tidak memiliki waktu untuk mengikuti kegiatan seminar pendidikan. Hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut menunjukkan hasil
penelitian di atas benar bahwa kegiatan seminar pendidikan tergolong dalam kategori rendah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru di SMA Negeri 1 Kasihan melalui kegiatan seminar
pendidikan tergolong dalam kategori rendah. Hal ini terbukti pada hasil analisis perolehan nilai sebesar 1,6 pada rentang skala 1 - 1,75 serta hasil wawancara
dengan kepala sekolah bahwa tidak banyak guru yang mengikuti seminar pendidikan baik di tingkat provinsi, nasional, maupun internasional. Dan jika
mengkuti seminar kebanyakan guru hanya mengikuti seminar di tingkat provinsi saja.
b. Pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru pada aspek kegiatan