Uji Linearitas Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas
74 dinyatakan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
Hasil tersebut dapat ditunjukkan secara statistik dengan nilai koefisien sebesar
0,537 bernilai positif dan termasuk interpretasi sedang antara 0,40 sampai 0,559.
Hasil yang diperoleh secara statistik dapat dilihat dari hasil koefisien determinasi dalam penelitian ini, dimana diperoleh nilai sebesar 0,288. Hal ini
juga melihat dari kategorisasi kecerdasan adversity, diketahui bahwa kecerdasan adversity pada siswa berada pada kategori sedang sebesar 43,5, sedangkan
melihat dari kategorisasi prestasi belajar dapat diketahui juga prestasi belajar berada pada kategori sedang sebesar 35,5. Dari nilai ini dapat diartikan bahwa
variabel kecerdasan adversity mempengaruhi prestasi belajar sebesar 28,8 , sedangkan 71,2 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam
penelitian ini. Tanda positif pada nilai koefisien korelasi di atas, menunjukkan adanya
arah hubungan yang bersifat positif antara kecerdasan adversity dengan prestasi belajar. Maksud arah yang positif dari hubungan ini adalah apabila kecerdasan
adversity pada siswa semakin tinggi, maka prestasi belajarnya semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, apabila kecerdasan adversity pada siswa semakin rendah,
maka prestasi belajar semakin rendah pula. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif antara kecerdasan
adversity pada siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurfiana Alfiyah 2007: 97 yang menyatakan bahwa ada
hubungan positif yang sangat signifikan antara adversity quotient dengan prestasi
75 belajar matematika. Variabel adversity quotient memberikan sumbangan sebesar
46,9 terhadap prestasi belajar matematika, sedangkan sisanya sebesar 53,1 dipengaruhi faktor lain.
Kemudian hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Ary Ginanjar Agustian 2001: 373 yang menjelaskan bahwa ada kecerdasan adversity dapat
diartikan kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam mengatasi kesulitan dan sanggup bertahan hidup. Hal ini siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tempel yang
berusia antara 15-18 tahun termasuk masa remaja pertengahan. Kondisi siswa yang memiliki adversity tinggi maupun rendah pada siswa pasti dalam
menyelesaikannya suatu masalah atau tantangan tersebut jelas berbeda. Siswa yang memiliki kecerdasan adversity sebagai kemampuan seseorang
dalam menghadapi kesulitan, sehingga mampu mengubah hambatan atau kesulitan tersebut menjadi sebuah peluang bagi dirinya sendiri. Siswa yang
mempunyai kecerdasan adversity tinggi dapat diprediksi akan mempunyai prestasi belajar yang tinggi, daya tahan yang tinggi, kemampuan untuk menjangkau
kesulitan tersebut tinggi, rasa tanggung jawabnya tinggi, serta kontrol yang tinggi. Sebaliknya apabila seseorang yang kecerdasan adversity rendah dapat diprediksi
akan mempunyai prestasi belajar rendah pula disebabkan oleh beberapa faktor dan kondisi yang sulit dalam kegiatan belajar. Kecerdasan adversity merupakan salah
satu faktor atau bukan faktor mutlak yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, dikarenakan masih banyak faktor-faktor lain yang juga turut mempengaruhi
prestasi belajar selain kecerdasan adversity.