38 kesulitan, sehingga mampu mengubah hambatan atau kesulitan tersebut menjadi
sebuah peluang bagi dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai kecerdasan adversity tinggi dapat diprediksi
akan mempunyai prestasi belajar yang tinggi walaupun sedang dihadapkan dengan kondisi yang sulit, maka diperlukan adanya daya tahan, kemampuan
menjangkau kesulitan yang lebih luas dan rasa tanggung jawab, serta kontrol yang kuat agar dapat menghadapi berbagai kesulitan dan hambatan, sehingga dapat
mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Sebaliknya apabila seseorang yang kecerdasan adversity rendah dapat diprediksi akan mempunyai prestasi belajar
rendah pula disebabkan oleh beberapa faktor dan kondisi yang sulit dalam kegiatan belajar.
Siswa yang dapat mengendalikan adversity akan bertanggungjawab, pantang menyerah, daya tahannya kuat, semakin besar kemungkinan siswa untuk
bersikap optimis, dan inovatif dalam memecahkan masalah, motivasinya untuk belajar tetap tinggi walaupun sudah mengalami kegagalan, mudah bergaul,
toleransinya sangat tinggi, percaya dirinya sangat tinggi. Sebaliknya dengan siswa yang tidak dapat mengendalikan adversity akan lari atau menghindar dari
masalah, daya tahannya rendah, semakin besar kemungkinan siswa untuk menyerah, takut gagal, dan mengalami stress. Siswa yang memiliki adversity
rendah akan menjadi pribadi yang egois, mudah sensitif, sulit bergaul, dan percaya dirinya rendah dalam menyikapi suatu masalah atau tantangan yang
sedang di hadapinya.
39 Kondisi adversity siswa yang berada pada faktor personal dapat
mempengaruhi faktor-faktor yang lain dalam kegiatan proses belajar khususnya dalam meraih prestasi belajar siswa. Sehingga mempengaruhi siswa dalam
mengambil strategi dalam meningkatkan prestasi belajar di sekolah. Siswa yang memiliki kecerdasan adversity yang baik maka akan menghasilkan proses
kegiatan belajar yang baik pula sehingga dapat meraih prestasi belajar yang lebih baik disekolah.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kecerdasan adversity merupakan salah satu faktor penting yang seharusnya
dimiliki oleh masing-masing siswa, karena adversity mempengaruhi beberapa karakter siswa dalam menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi.Dengan
demikian berbeda antara siswa satunya dengan siswa yang lainnya untuk tetap memperoleh prestasi belajar yang baik.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang akan diuji kebenarannya di dalam penelitian ini yaitu “Ada
Hubungan Positif antara Kecerdasan Adversity dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tempel”.
40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini dirancang sebagai sebuah penelitian dengan jenis korelasional, karena dalam
penelitian ini tidak terdapat manipulasi terhadap variabel-variabelnya, namun hanya mengungkap fakta berdasarkan pengukuran gejala yang telah ada pada diri
responden. Berdasarkan pada uraian diatas, maka penelitian yang dilakukan mengenai “Hubungan antara kecerdasan adversity dengan prestasi belajar siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Tempel”, menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis korelasional. Dikatakan pendekatan kuantitatif karena data atau informasi
yang dikumpulkan diwujudkan dalam bentuk kuantitatif atau angka-angka. Termasuk jenis korelasional karena penelitian ini mencari hubungan antara
variabel kecerdasan adversity dengan variabel prestasi belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tempel yang beralamatkan di Ngebong Margorejo Tempel. Waktu Pelaksanaan penelitian ini yaitu pada bulan
Juli–Agustus 2013. Alasannya penelitian di tempat ini karena adanya pertimbangan bahwa secara umum siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Tempel ini
memiliki karakteristik yang hampir sama dari kondisi keluarga yang menengah kebawah, sehingga kemungkinan masing-masing siswa belum cukup mampu
mengelola adversity yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar di sekolah.
41
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 214 terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 113 dan perempuan
berjumlah 101 siswa. Penelitian ini akanmengambil 214 siswa dikarenakan peneliti menggunakan penelitian populasi. Ciri-ciri atau karakteristik siswa yang
diambil sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tempel.
Alasannya siswa kelas VIII ini keseluruhannya tidak ada perbedaan khusus karena seluruhnya mempunyai karakteristik yang hampir sama, sehingga
tidak menutup kemungkinan untuk diambil seluruhnya untuk dijadikan subjek penelitian. Penelitian ini hanya mengambil sampel kelas VIII dikarenakan
masalah yang dimunculkan sangat menonjol tentang masalah adversity dari pada lainnya yaitu kelas VII dan kelas IX.
Untuk melihat jumlah keseluruhan populasi penelitian ada distribusi jumlah siswa kelas VIII di tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Distribusi Jumlah Siswa No. Kelas Jumlah
1. VIII A 36
2. VIII B 36
3. VIII C 36
4. VIII D 36
5. VIII E 36
6. VIII F 34
Total 214