32 menyimpang dari indikator dan jenis prestasi yang diharapkan. Muhibbin
Syah 2010: 144-147 menjelaskan secara garis besar, ragam alat evaluasi terdiri atas dua macam bentuk meliputi :
1 Bentuk Objektif Bentuk tes objektif yaitu tes yang jawabannya dapat diberi skor nilai secara
lugas. Ada lima macam tes yang termasuk dalam evaluasi ragam objektif ini yaitu :
a Tes Benar-Salah Soal-soal dalam tes ini berbentuk pertanyaan yang pilihan jawabannya hanya
ada dua macam, yaitu “B” jika pernyataan tersebut benar dan “S” jika salah. b Tes Pilihan Berganda
Item-item dalam tes pilihan berganda multiple choice biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang dapat dijawab dengan memilih salah satu
dari empat atau lima alternatif jawaban yang mengiringi tiap soal. c Tes Pencocokan
Tes pencocokan matching test disusun dalam dua daftar yang masing- masing memuat kata, istilah, atau kalimat yang diletakkan bersebelahan.
d Tes Isian Alat tes isian biasanya berbentuk cerita atau karangan pendek, yang pada
bagian-bagian yang memuat istilah atau nama tertentu dikosongkan.]
33 2 Bentuk Subjektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur prestasi belajar yang jawabannya tidak ternilai dengan skor atau angka pasti, seperti
yang digunakan untuk evaluasi objektif. Berdasarkan uraian diatas bahwa penggunaan tes yang berbentuk objektif
atau subjektif yang dapat menilai sejauhmana hasil prestasi belajar siswa sesuai kebutuhan untuk dilakukannya suatu tindakan evaluasi hasil belajar.
C. Kajian Tentang Remaja 1. Pengertian Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolenscere kata bendanya, adolescentia yang berarti remajayang berarti “tumbuh”. Bangsa
primitif, demikian pula orang-orang zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang
kehidupan Hurlock, 1980: 205. Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu
jelas. Masa remaja ini sering dianggap sebagai masa peralihan, dimana saat-saat
ketika anak tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan sebagai orang dewasa. Menurut
Lustin Pikunas Syamsu Yusuf, 2011: 184, masa remaja ini juga dikenal dengan masa strom dan stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi pertumbuhan
fisik yang pesat dan pertumbuhan psikis yang bervariasi.
34 Menurut Singgih D. Gunarsa dan Yulia S.D. Gunarsa 1985: 205 yaitu
masa remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan dan sebagai akibatnya akan muncul kekecewaan dan penderitaan, meningkatnya konflik dan pertentangan,
impian dan khayalan, pacaran dan percintaan, keterasingan dari kehidupan dewasa dan norma kebudayaan. Faktor lingkungan memegang peranan besar dalam
perkembangan dan pertumbuhan kepribadian, maka dapat dikatakan bahwa remaja belajar dari dalam lingkungan. Menurut Monks dkk, 2006: 262
menjelaskan bahwa fase-fase masa remaja pubertas dan adolesensi yaitu antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun termasuk masa remaja awal,
15-18 tahun termasuk masa remaja pertengahan, 18-21 tahun termasuk masa remaja akhir.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa masa remaja dianggap sebagai masa peralihan yang mudah terpengaruh oleh lingkungan
disekitarnya, maka faktor lingkungan sangat berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan kepribadian seseorang.
2. Karakteristik Perkembangan Kognitif Remaja
Menginjak masa puber, seorang remaja akan mengalami perkembangan kognitif atau kemampuan berpikir. Menurut pendapat Piaget Santrock, 2003:
105 menjelaskan bahwa seseorang berkembang melalui beberapa tahap antara lainnya perkembangan kognitif sensorimotor, praoperasional, operasional konkret,
dan operasional formal. Menurut Piaget Agoes Dariyo, 2004: 53 kecerdasan adalah kemampuan mental untuk beradaptasi menyesuaikan diri dan mencari