Piercing the Corporate Veil Anggota Dewan Business

99 c. Piercing the Corporate Veil Anggota Direksi: Terterobosnya Tanggung Jawab sesuai Kewenangan Ada 2 dua tindakan ultra vires yang menyebabkan terterobosnya tanggung Jawab sesuai kewenangan dari Direksi, yaitu: 1 Terjadinya kerugian karena kesalahan atau kelalaian Anggota Direksi Pasal 97 ayat 3, 4, dan 5 UU No. 40 Tahun 2007; 2 Terjadinya kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Anggota Direksi Pasal 104 ayat 2, 3, 4, dan 5 UU No. 40 Tahun 2007.

d. Piercing the Corporate Veil Anggota Dewan

Komisaris: Terterobosnya Tanggung Jawab sesuai Kewenangan Ada 2 dua tindakan ultra vires yang menyebabkan terterobosnya tanggung Jawab sesuai kewenangan dari Anggota Dewan Komisaris, yaitu: 1 Terjadinya kerugian karena kesalahan atau kelalaian Anggota Dewan Komisaris Pasal 114 ayat 3, 4, dan 5 UU No. 40 Tahun 2007; 2 Terjadinya kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Anggota Dewan Komisaris Pasal 115 ayat 1, 2, dan 3 UU No. 40 Tahun 2007 100 4. Doktrin Business Judgement Rule a. Definisi business judgement rule Definisi doktrin putusan bisnis business judgement rule menurut Black’s Law Dictionary 100 : “This rule immunize management from liability in corporate transaction undertaken within both power of corporation and authority of management where there is reasonable basis to indicate that transaction was made with due care and in good faith. ” Dalam terjemahan bebas, doktrin putusan bisnis business judgement rule berarti aturan yang memberikan imunitas bagi yang menjalankan fungsi pengurusan Direksi dari tanggung jawab dalam transaksi perusahaan yang dilakukan dalam kekuatan korporasi dan kewenangan pengurusan di mana ada dasar memadai untuk menunjukkan transaksi yang dibuat dengan hati-hati dan dengan itikad baik.

b. Business

judgement rule sebagai doktrin tertranplantasi Berbeda dengan doktrin-doktrin lainnya, business judgement rule merupakan doktrin yang menguatkan posisi Direksi. Doktrin ini tertransplantasi dalam Pasal 92 ayat 2 UU No. 40 Tahun 2007: “Direksi berwenang menjalankan pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini UU No. 40 Tahun 2007 – catatan penulis danatau Anggaran Dasar” 100 Lihat: Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, Sixth Edition, West Publishing Co., St. Paul, 1990, hal. 200 101 Parafrase “sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat” mengandung doktrin business judgement rule. Doktrin ini digunakan untuk melindungi kepentingan Direksi dari pertanggungjawaban diambilnya keputusan usaha tertentu yang mengakibatkan kerugian bagi perseroan. 101

5. Doktrin Self Dealing