Tujuan Hukum Kepailitan Perseroan di Indonesia:

75 pengadilan. 78 Dalam hal pembubaran disebabkan oleh karena Perseroan telah dinyatakan pailit maka kuratorlah yang melakukan likuidasi. Pemberesan oleh kurator disebut likuidasi khusus 79 .

2. Tujuan Hukum Kepailitan Perseroan di Indonesia:

Perbandingan dengan Hukum Kepailitan Amerika Serikat Menurut David Milman dan Christopher Durrant 80 , tujuan utama basic aims Hukum Kepailitan Perseroan di Amerika Serikat: a. To protect creditors – e.g., by providing facilities and procedures designed to allow them to enforce their claims against the company; b. To balance the interests of competing groups on corporate insolvency; c. To control or punish directors responsible for the financial collapse of the company. Jika dibuat perbandingan dengan tujuan hukum di Amerika Serikat, maka tujuan hukum kepailitan Perseroan di Indonesia: a. Dalam tujuan pertama, tujuan hukum kepailitan Indonesia dan AS cenderung sama yaitu bertujuan untuk melindungi kepentingan kreditor. Hal ini terlihat dari syarat untuk mengajukan permohonan pailit Pasal 2 ayat 1 yang sederhana sehingga memudahkan 78 Bandingkan dengan Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, 2011, Griya Media, Salatiga, hal. 236 79 Lihat Penjelasan Pasal 142 ayat 2 huruf a. 80 David Milman dan Christopher Durrant, Corporate Insolvency:Law and Practice, London: Sweet and Maxwell, 1987, hal. 1 76 kreditor untuk mempailitkan debitor demi mendapatkan pelunasan atas piutangnya; b. Dalam tujuan kedua, tujuan hukum kepailitan Indonesia dan AS cenderung sama yaitu untuk menyeimbangkan pembagian hasil boedel pailit diantara para kreditor, dalam hal ini kreditor konkuren, setelah kreditor separatis dan kreditor preferen mendapatkan pemenuhan haknya terlebih dahulu Pasal 1132; c. Dalam tujuan ketiga, tujuan hukum kepailitan Indonesia dan AS berbeda. Tujuan hukum kepailitan AS adalah untuk mengontrol atau menghukum Direksi atas jatuhnya kondisi keuangan Perseroan, sedangkan di Indonesia, pranata hukum kepailitan tidak sampai menghukum Direksi atas kepailitan Perseroan. Hal ini terbukti dari isi putusan Pengadilan Niaga yang tidak pernah menghukum anggota Direksi Perseroan atas kepailitan Perseroan tersebut. Anggota Direksi hanya diminta pertanggungjawabannya apabila kepailitan terjadi karena perbuatan ultra vires Direksi. Perbandingan selanjutnya adalah mengenai tujuan adanya pranata hukum kepailitan di AS adalah untuk mereorganisasi Perseroan, sebagaimana diatur dalam Chapter 11 Bankruptcy Code USA. Berikut ini laporan legislatif USA mengenai tujuan Bankruptcy Code the goal of Bankruptcy Code according to legislative report that accompanied the Bankruptcy Code 81 : 81 Rees W. Morrison, Business Opportunities from the Corporate Bankruptcies, USA: John Wiley Sons, Inc, hal. 44 77 “The purpose of a business reorganization case, unlike a bankruptcy liquidation case, is to restructure a business finance so that it may continue to operate, provide its employees with jobs, pay its creditors and produce a return for its stockholders. The premise of a business reorganization is that assets that are used for production in the industry for which they were designed are more valuable than those same assets sold for scrap .” Menurut penulis, tujuan utama hukum kepailitan bukanlah untuk reorganisasi Perseroan karena Perseroan yang telah dipailitkan pada akhirnya akan dibubarkan secara hukum dissolution, sehingga eksistensinya sebagai badan hukum berakhir. Tujuan utama adanya pranata hukum kepailitan adalah seperti yang telah diuraikan dalam 3 tiga tujuan diatas.

3. Perbedaan Kepailitan Perorangan dan Kepailitan