Pembuktian sederhana summarily proving

48 untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitur.” Dari definisi utang tersebut di atas terutama dari parafrase “kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang”, maka secara jelas definisi utang harus ditafsirkan secara luas, bahwa utang bukan hanya meliputi “utang yang timbul dari perjanjian utang-piutang atau pinjam- meminjam” tetapi juga “utang yang timbul karena undang-undang atau perjanjian yang dapat dinilai dengan sejumlah uang”.

d. Pembuktian sederhana summarily proving

Syarat ini merupakan syarat formil terkait Pasal 8 ayat 4 UU No. 37 Tahun 2004 menyatakan bahwa: “Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta dan kenyataan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 telah dipenuhi.” Parafrase “fakta dan kenyataan terbukti secara sederhana” summarily proving dalam Pasal 8 ayat 4 UU No. 37 Tahun 2004 tersebut di atas berarti bahwa keberadaan utang yang dimaksudkan oleh pemohon pailit tidak dipersengketakan lagi. Dengan kalimat lain, keberadaan utang yang secara pembuktian telah sangat kuat dan jelas keberadaannya tersebut membuat langkah pembuktian terhadapnya – dalam hal debitur mencoba mengingkarinya – cukup dilakukan secara sederhana summarily proving. Jika utang tersebut masih dipersengketakan, sehingga 49 pembuktian terhadap utang tersebut tidak dapat dilakukan secara sederhana, maka penyelesaian sengketa utang-piutang tersebut bukan kewenangan Pengadilan Niaga. Sengketa utang-piutang tersebut diselesaikan melalui jalur gugatan perdata pada pengadilan negeri. Selain itu, menurut penulis perlu ditambahkan, dalam hal subjek hukum yang dipailitkan adalah Perseroan, syarat mengenai siapa debitor harus dapat dibuktikan secara sederhana. Syarat mengenai siapa debitor adalah mengenai apakah subjek hukum yang berutang adalah Perseroan atau pribadi anggota Organ Perseroan. Bagan 3. Empat Syarat agar Permohonan Pernyataan Pailit dapat Diterima Keempat syarat tersebut harus dipenuhi agar permohonan pailit dapat diterima. 50 5. Pemohon Pailit Pemohon pailit adalah pihak yang mengajukan permohonan pernyataan pailit ke Pengadilan Niaga. Permohonan pernyataan pailit bisa diajukan oleh debitor sendiri voluntary petition atau oleh pihak ketiga involuntary petition, Kejaksaan, Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal, maupun Menteri Keuangan, sebagai berikut:

a. Atas Permohonan Debitor Sendiri Voluntary