Atas Permohonan Debitor Sendiri Voluntary Bank Indonesia Pengawas Pasar Modal Menteri Keuangan

50 5. Pemohon Pailit Pemohon pailit adalah pihak yang mengajukan permohonan pernyataan pailit ke Pengadilan Niaga. Permohonan pernyataan pailit bisa diajukan oleh debitor sendiri voluntary petition atau oleh pihak ketiga involuntary petition, Kejaksaan, Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal, maupun Menteri Keuangan, sebagai berikut:

a. Atas Permohonan Debitor Sendiri Voluntary

Petition UU No. 37 Tahun 2004 memungkinkan seorang kreditor untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit atas dirinya sendiri 45 . Tujuannya agar masalah kesulitan keuangan yang dihadapinya dapat segera diselesaikan oleh pengadilan melalui kurator kepada para kreditor. b. Atas Permohonan Pihak Ketiga Involuntary Petition Permohonan pernyataan pailit dapat juga diajukan oleh seorang kreditor atau lebih, termasuk di dalamnya kreditor konkuren, kreditor preferen maupun kreditor separatis 46 . 45 Pasal 2 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004. Dalam hal permohonan pernyataan pailit diajukan oleh debitor yang masih terikat dalam pernikahan yang sah, permohonan hanya dapat diajukan atas persetujuan suami atau istrinya. Lihat Pasal 4 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004 46 Pasal 2 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004 dan penjelasannya. 51 c. Kejaksaan Permohonan pernyataan pailit terhadap debitur juga dapat diajukan oleh kejaksaan demi kepentingan umum 47 .

d. Bank Indonesia

Permohonan pernyataan pailit diajukan oleh Bank Indonesia dalam hal debitornya adalah bank. 48

e. Pengawas Pasar Modal

Permohonan pernyataan pailit diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam dalam hal debitor adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 49

f. Menteri Keuangan

Permohonan pernyataan pailit diajukan oleh Menteri Keuangan dalam hal debitor adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik. 50 47 Pasal 2 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004. Pengertian kepentingan umum adalah kepentingan bangsa dan Negara danatau kepentingan masyarakat luas, misalnya: a. Debitor melarikan diri; b. Debitor menggelapkan bagian dari harta kekayaan; c. Debitur mempunyai utang kepada BUMN atau badan usaha lain yang menghimpun dana dari masyarakat; d. Debitor mempunyai utang yang berasal dari penghimpunan dana dari masyarakat luas; e. Debitor tidak beritikad baik atau tidak kooperatif dalam menyelesaikan masalah utang piutang yang telah jatuh waktu; atau f. Dalam hal lainnya yang menurut kejaksaan merupakan kepentingan umum 48 Pasal 2 ayat 3 UU No. 37 Tahun 2004 49 Pasal 2 ayat 4 UU No. 37 Tahun 2004 50 Pasal 2 ayat 5 UU No. 37 Tahun 2004 52 6. Prosedur dan Time-Frame Pengajuan Permohonan Pailit per Tingkat Peradilan