68
media paper clay. Hal ini tampak ketika MP dengan mudah membentuk bangun datar sederhana. MP juga memperhatikan
penjelasan guru dan juga memperhatikan cara membuat bentuk bangun datar sederhana. Selain itu MP juga tampak fokus dalam pembelajaran
matematika hal ini terbukti ketika mengerjakan soal MP tampak berhati-hati dalam mengerjakan soal, subjek akan tertawa kegirangan
dan spontan bertepuk tangan, namun jika jawabannya salah MP akan spontan mengeluh aduh. MP dalam menjawab kuis mampu
mengerjakan 3 pertanyaan. Skor keseluruhan pasrtisipasi MP dalam pembelajaran matematika menggunakan media paper clay “mengenal
bentuk bangun datar sederhana” memperoleh 59 dengan persentase pencapaian 75,75. Secara umum partisipasi MP dalam pembelajaran
matematika menggunakan media paper clay “mengenal bangun datar sederhana” termasuk kategori baik.
E. Refleksi Hasil Tindakan Siklus I
Selama melakukan refleksi, peneliti dan guru melakukan evaluasi proses pembelajaran matematika yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar matematika siswa tunagrahita ringan dengan media paper clay pada pokok bahasan
mengenal bentuk bangun datar sederhana. Hasil yang diharapkan diri pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah adanya peningkatan prestasi belajar
matematika siswa tunagrahita kelas II yang diberi tindakan berupa penerapan
69
media paper clay dengan kriteria keberhasilan tindakan adalah 65. Data tentang prestasi belajar matematika masing-masing subjek pada siklus I dapat
dilihat pada tabel 10. Sebagai berikut :
Tabel 10. Prestasi Belajar Bangun Datar Siswa Tunagrahita Ringan Kelas II
Pasca Tindakan Siklus I No
Nama Subjek Total Skor Soal
Total Skor yang Dicapai
Persentase Pencapaian
1. DH 25
17 68
2. MP 25
16 64
Tabel 10. menunjukan hasil prestasi belajar bangun datar siswa tunagrahita ringan setelah dilaksanakan tindakan berupa penggunaan media paper clay
“mengenal bentuk bangun datar sederhana” pada siklus I. pencapaian prestasi belajar matematika siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil
tes pra tindakan, akan tetapi tindakan tersebut belum optimal karena masih ada satu siswa yang skor kemampuannya masih di bawah KKM yang ditentukan
yaitu 65. Berdasarkan tes pasca tindakan I dapat diketahui peningkatan nilai rerata dari tes pra tindakan ke tes pasca tindakan I yaitu dari 42,6 menjadi
61, 3, sedangkan subjek yang sudah tuntas prestasi belajar matematika sesuai standar KKM adalah DH meningkat dari 52 menjadi 68. Namun
demikian peningkatan tersebut belum optimal karena masih ada satu subjek yang skornya masih dibawah KKM, yaitu MP. Skor yang diperoleh MP
meningkat dari skor pra tindakan 48 menjadi 64. Namun skor tersebut
70
belum mencukupi, maka peningkatan belum optimal. Sehingga dalam penelitian tindakan kelas siklus I ini dapat dikatakan belum berhasil.
F. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II