Karakteristik Tunagrahita Ringan Pengertian Tunagrahita Ringan 1. Pengertian Tunagrahita Ringan

10 IQ yang berkisar 50-70, dalam penyesuaian sosial anak dapat bergaul, mampu menyesuaikan diri pada lingkungan sosial yang lebih luas dan mampu melakukan pekerjaan setingkat demi setingkat”. Mohammad Efendi 2006: 90 juga berpendapat bahwa “Anak tunagrahita ringan dapat dididik secara minimal dalam bidang-bidang akademis”. Anak tunagrahita ringan dipakai dalam istilah penelitian ini atas dasar pernyataan yang dikemukakan oleh AAMD Moh Amin, 1995: 22 bahwa anak tunagrahita ringan yang meskipun kecerdasannya terhambat, namun anak mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang pelajaran akademik. Untuk itu, anak tunagrahita ringan digunakan dalam pengkajian penelitian ini sebagai individu yang memerlukan layanan pembelajaran guna mengoptimalkan sisa kemampuan anak dalam bidang akademik khususnya pembelajaran Matematika dengan media yang tepat. Layanan tersebut akan mampu meningkatkan prestasi belajar anak. Begitu juga dengan siswa kelas II SDLB di SLB Sekar Teratai I Srandakan, anak mengalami gangguan dan hambatan dalam fungsi intelegensinya sehingga memiliki kemampuan buruk dalam berpikir secara abstrak.

2. Karakteristik Tunagrahita Ringan

Tunagrahita ringan memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan anak normal, tetapi menurut Astati Mumpuniarti, 2007: 17 keterampilan motoriknya lebih rendah dari anak normal. AAMR Mumpuniarti, 2007: 17 juga berpendapat bahwa anak tunagrahita ringan 11 memiliki tingkat kecerdasan berkisar 55-70, dan sebagian anak mencapai usia kecerdasanmental yang sama dengan anak normal usia 12 tahun ketika mencapai usia kronologinya jauh lebih tua. Jadi, pada usia 12 tahun anak normal mencapai tahap operasional konkret, pada hambatan mental ringan tahapan tersebut mungkin dicapai pada usia kronologis 15 atau 17 tahun. Hal inilah yang dianggap keterbelakangan mental anak. Anak mengalami ketertinggalan 2 atau 5 tingkatan di bidang kognitif dibanding anak normal yang usianya sebaya. Semakin bertambah usia anak hambatan mental ringan ketertinggalan dibanding anak usia sebayanya dewasa normal semakin jauh, karena perkembangan kognitifnya terbatas pada tahap operasional konkret. Moh. Amin 1995: 34 juga berpendapat bahwa anak tunagrahita ringan mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian, jangkauan perhatiannya sangat sempit, cepat beralih, pelupa, kurang kreatif dan inisiatif, cenderung pemalu, minim perbendaharaan kata, dan mengalami kesukaran mengungkapkan kembali ingatan. Pangkal kelemahan utama daya ingat pada anak tunagrahita ringan sangat erat kaitannya dengan perhatian dan konsentrasi. Oleh karena itu hambatan yang paling besar dialami anak tunagrahita ringan adalah dalam hal mengingat terletak pada kemampuannya merekonstruksi ingatan jangka pendek. Menurut DSM-IV- TR Gerald C. Davison, John M. Neale, Ann M. Kring, 2006: 708 karakteristik anak tunagrahita ringan adalah “Anak tidak selalu dapat 12 dibedakan dari anak normal sebelum bersekolah, dan dapat mempelajari keterampilan akademik yang kurang lebih sama dengan level kelas 6”. Beberapa karakteristik anak tunagrahita ringan yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran yakni mengalami keterbatasan dalam bidang akademik, minim perbendaharaan bahasa, perhatian dan ingatannya lemah. Hal ini juga berdampak pada rendahnya prestasi belajar yang diperoleh anak tunagrahita ringan salah satunya pada pembelajaran Matematika, sehingga anak tunagrahita perlu mendapatkan layanan pembelajaran yang sesuai. Layanan pembelajaran untuk anak tunagrahita ringan meliputi penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran Matematika. Media pembelajaran yang dimaksud adalah Paper Clay. Media Paper Clay ini sebagai mediator untuk membantu meningkatkan prestasi belajar anak terutama dalam pelajaran Matematika.

B. Prestasi Belajar Metematika Bangun Datar 1. Prestasi Belajar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN MELALUI ALAT PERAGA PUSEL BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS II DI SLB C NEGERI PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 12 79

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE DISCOVERY DENGAN MEDIA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE DISCOVERY DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II SD NEGERI WIROGUNAN 01 KARTASURA TAHU

0 1 16

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH (PTK Pembelajaran Matematika Kelas V SDN Bibis Luhur I Surak

0 0 17

PENGGUNAAN MEDIA CLAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN DATAR PADA ANAK TUNARUNGU KELAS I DI SLB AZ-ZAKIYAH BANDUNG.

0 2 37

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA BANGUN DATAR PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS C.D3 DI SLB NEGERI TEMANGGUNG.

0 2 207

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA OPERASI PERKALIAN DENGAN MEDIA DAKON PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V A DI SLB N 1 YOGYAKARTA.

4 28 210

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SDLB DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 141

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika melalui Media Puzzle Siswa Kelas I SD

0 0 6

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN DATAR SEDERHANA DI KELAS I SEKOLAH DASAR

0 0 8