73
guru. Isntrumen yang digunakan yaitu instrumen pedoman observasi dan lembar wawan cara. Data tentang observasi terdapat partisipasi siswa
tunagrahita ringan dan proses pembelajaran serta wawan cara guru adalah sebagai berikut :
1. Deskripsi Data Observasi Partisipasi Siswa Menggunkaan Media Paper Clay Siklus II
a. DH Berdasarkan hasil pengamatan subjek semakin antusias dalam
mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan media paper clay. DH selalu memperhatikan perintah guru selama proses
pembelajaran DH hanya sesekali menemukan kesulitan sehingga masih memerlukan bantuan guru secara verbal. Subjek sangat termotivasi
mengikuti pembelajaran matematika, hal ini nampak ketika subjek memperhatikan penjelasan dari guru saat pembelajaran berlangsung.
Pada pertemuan siklus II pembelajaran menggunakan media paper clay. Subjek mampu melakukan kegiatan dengan bantuan guru dalam
bentuk verba, DH masih diberih arahan untuk mengelompokan bentuk bentuk yang sama. Setelah beberapa kali DH tampak begitu menikmati
pembelajaran matematika dan mulai terbiasa menggunakan media paper clay, hal ini tampak ketika DH mulai membentuk bangun datar
sederhana. Selain itu DH juga tampak bersungguh-sungguh pada pembelajaran matematika. Dalam menjawab pertanyaan DH mampu
mengerjakan 5 pertanyaan pada soal pertama dan 8 pertanyaan pada
74
soal kedua. Secara umum partisipasi DH dalam pembelajaran matematika menggunakan media paper clay dengan mengenal bangun
datar sederhana termasuk kategori amat baik. Skor keseluruhan partisipasi DH dalam pembelajaran matematika menggunakan media
paper clay dengan mengenal bangun datar sederhana memperoleh 77 dengan persentase pencapaian 96,25. Secara umum partisipasi DH
dalam pembelajaran matematika menggunakan media paper clay dengan mengenal bangun datar sederhana termasuk kategori amat baik.
b. MP Berdasarkan hasil pengamatan subjek semakin antusias dalam
mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan media paper clay dalam mengenal bangun datar sederhana. MP selalu
memperhatikan perintah dari guru dan penurut meskipun terkadang suka cemburu bila tidak diperhatikan. MP juga ikut berpartisipasi saat
menggapi pertanyaan dari guru pada saat apersepsi. Pada pertemuan pertama MP mampu mengelompokan bangun datara menggunakan
media paper clay tersebut meskipun dengan bantuan guru secara verbal. Subjek mampu menggunakan media paper clay walaupun
masih sering perlu bantuan. Subjek juga berkurang mengeluhnya, karena guru membimbing dan memberikan motivasi agar mandiri
dalam menggunakan media paper clay. MP juga sangat antusias dalam memperhatikan penjelasa. Setelah berapa kali pertemuan subjek
tampak begitu menikmati pemebelajaran matematika dan mulai
75
terbiasa menggunakan media paper clay, hal ini tampak ketika MP mulai melakukan pengelompokan bangun datar sederhana. Selain itu
MP nampak fokus pada pembelajaran matematika hal ini terbukti ketika mengerjakan soal MP tampak hati-hati dan teliti. Hamya saja
masih sering mengeluh ketika gagal menjawab pertanyan. Skor keseluruhan partisipasi MP dalam pembelajaran matematika
menggunakan media paper clay dalam mengenal bangun datar sederhana memperoleh 70 dengan persentase pencapaian 87,5.
Secara umum partisipasi MP dalam pembelajaran matematika menggunakan media paper clay dalam mengenal bangun datar
sederhana termasuk kategori baik.
2. Deskripsi Data Observasi Proses Pebelajaran Menggunakan Media Paper Clay dalam Mengenal Bangun Datar Sederhana Siklus II
Proses pembelajaran menerapkan media paper clay “mengenal bangun datar sederhana” dalam pemeblajaran mengalami peningkatan
sesuai dengan rencana. Pada kegiatan perencanaan pembelajaran guru juga mampu merumuskan tujuan pemebalajaran. Guru dapat memberikan
pertanyaan tentang bangun datar siswa tunagrahita ringan sesuai rencana dan mempersiapkan perlengkapan media peper clay sesuai rencana.
Kegiatan inti materi dilakukan guru dengan perbaikan yaitu membimbing subjek MP terlebih dahulu sebelum menjelaskannya. Penjelasan guru
semakin meningkat karena subjek MP diberikan pertanyaan terlebih
76
dahulu subjek yang satu menanggapi pertanyaan guru kemudian mengulasnya kembali.
Siklus ke II guru menyuruh siswa melakukan secara mandiri dan guru hanya memberikan bimbingan jika diperlukan. Guru mampu
mengkondisikan subjek untuk siap melakukan kegiatan. Guru bersikap baik ketika memberikan informasi mampun memerima tanggapan dari
subjek. Pada bagian penutup, guru mampum memantapkan dan mmeberikan penguat tiap subjek melalui pertanyaan dan bimbingan untuk
menjelaskan kembali bangun datar sederhana bagian sesuai rencana. Secara skor keseluruan proses pembelajaran pada pembelajaran
matematika dengan media paper clay siklus II mendapat skor 79 dengan persentase yang dicapai adalah 98,75. Hal ini menunjukan bahwa proses
pembelajaran dalam menggunakan media paper clay termasuk kategori sangat baik. Proses pembelajaran pada pembelajaran dengan menggunakan
media paper clay siklus II termasuk kriteria sangat baik. Pada siklus II proses pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran matematika
dengan media paper clay lebi baik dibandingkan proses pembelajaran pada siklus I. proses pembelajaran siklus I dengan persentase 96,25 pada
siklus II meningkat 3 skor dengan persentase pencapaian 89,75. Pada tindakan siklus II, guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan
pada kegiatan siswa. Perbedaan proses pembelajaran pada siklus II yaitu pada siklus II guru cukup banyak memberi bimbingan kepada siswa dalam
proses pembelajaran.
77
H. Refleksi Hasil Tindakan Silkus II