Peran Gender dan Kebiasaan Pribadi

selalu akan sependapat atau sepakat dengan pasangan, dalam beberapa hal mereka akan menemukan perbedaan pendapat. Baginya, satu sama lain harus memiliki toleransi terhadap perbedaan tersebut, baik dalam hal sifat atau kepribadian satu sama lain. Toleransi ini ia ditunjukkan dengan melakukan penyesuaikan diri dengan pasangan dan belajar untuk menerima sifat pasangan. Ia tidak keberatan menjadi orang yang banyak mengalah, jika hal itu dapat membawa perubahan dan menjadikan hubungan jadi lebih baik. “...Pokoknya yah kalau saya seperti dia bagaimana. Mungkin dia seperti itu, yah kita belajar untuk bisa menerima keadaan. Kalau boleh melalui kita, sifat- sifatnya sedikit berubah.....Apa salahnya kalau kita bawa banyak perubahan, akulah banyak ngalahnya. Yah kita terimalah apa adanya.” R1.W1b.681-687hal.14

4. Peran Gender dan Kebiasaan Pribadi

Tina sangat berharap pasangan dapat mengerti dengan kondisinya yang cacat, dan berharap pasangan siap membantunya dalam melakukan berbagai hal, khususnya ketika mereka telah menikah kelak. Ia ingin dirinya dengan pasangan dapat saling berbagi peran dalam mengurus rumah tangga mereka kelak. Peran dalam keluarga dirangkul dan menjadi tanggung jawab bersama bukan hanya oleh satu pihak. Ia juga berpendapat bahwa pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mengurus anak dan lainnya tidak hanya harus dilakukan oleh pihak wanita tetapi pria juga dapat melakukannya. Hal ini menunjukkan dukungan pasangannya terhadap dirinya. Baginya, jika dalam rumah tangga dirinya dan pasangan dapat saling berbagi peran maka hal ini akan mengurangi terjadinya perselisihan dalam keluarga. Kalaupun terjadi masalah atau perselisihan hal itu akan lebih mudah diselesaikan secara bersama. Universitas Sumatera Utara “Peran–peran yang sama-sama bisalah. Contohnya suami kan, kadang maunya kan, suami itu katanya cari makan, tapi kalau boleh jangan Cuma cari makan tapi masak untuk makan pun bisa. Peran itu bukan hanya dirangkul seseorang, tapi dirangkul bersama.... R1.W2b.491-496hal.37 Keluarga itu pasti lebih gampang untuk mengarahkan apa, contohnya bukan berarti tidak ada perselisihan. Tapi kalau ada perselisihan pasti lebih gampang untuk menyelesaikannya. Itu aja. ... ” R1.W2b.500-503hal.37 “Peran yang pertama yang mengerti dengan kondisi istrinyalah, berarti dia siap untuk membantu apa yang ga bisa kita lakukan...” R1.W3b.584-586hal.53 Berbicara tentang kebiasaan pribadi pasangannya, Tina tidak terlalu mempermasalahkannya hal tersebut. Ia mengungkapkan perbedaan kebiasaan dengan pasangan akan lebih membuat dirinya belajar untuk lebih dewasa. Untuk itu ia juga akan memberikan toleransi terhadap kebiasaan pribadi pasangannya. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Rekapitulasi Analisa Proses Pemilihan Pasangan Partisipan I NO Proses Pemilihan Pasangan Gambaran 1 Proses Penyaringan The Filtering Process - Pemilihan pasangan merupakan suatu proses penting yang harus dilewati - Proses ini menjadi penting karena partisipan berharap akan mendapatkan pasangan yang terbaik yang dapat memberikan kebahagiaan baginya - Untuk memilih pasangan, partisipan melaluinya dengan proses pacaran - Proses pacaran ini merupakan proses penting yang harus dilewati ketika memilih pasangan - Proses pacaran ini menjadi penting karena proses ini menjadi jalan untuk menuju tahap yang lebih serius - Dalam masa pacaran ia dapat mengenal diri pasangan secara lebih dalam - Dalam masa pacaran juga ia bisa mengenal dan mendekatkan diri dengan keluarga pasangan - Jika tidak sesuai kriteria akan dieliminasi dan tidak dipilih sebagai pasangan 2 Area yang ditentukan The Field of Eligibles - Partisipan berharap memiliki pasangan yang fisiknya normal - Partisipan merasa membutuhkan bantuan dari pasangan yang normal, dalam mengurus rumah tangga kelak - Kriteria pasangan yang diinginkan partisipan adalah pasangan yang sifatnya jujur - Ia mempunyai keyakinan jika pasangannya sifatnya jujur, pasangan tidak akan melakukan hal-hal tidak baik - Pasangan yang jujur, tidak akan melakukan perselingkuhan dengan orang lain - Partisipan berharap pasangannya kelak mempunyai pekerjaan, apapun jenis pekerjaannya tidak masalah yang penting berkecukupan 3 Kedekatan Propinquity - Partisipan tidak menganggap kedekatan sebagai sesuatu yang berpengaruh dalam memilih pasangan - Ia berharap pasangannya berasal dari lingkungan yang jauh dari lingkungan tempat tinggalnya - Ada kekhawatiran yang ia rasakan apabila memilih pasangan yang dekat dengan lingkungannya - Ia juga berharap pasangannya berdomisili diperkotaan - Selain itu ia juga tidak ingin pasangannya berasal dari daerah atau kampung halaman yang sama dengannya - Hal ini karena ia merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut. 4 Daya Tarik Attraction - Partisipan tertarik dengan seseorang yang berpostur tubuh tinggi dan tegap - Ia tertarik dengan seseorang yang mempunyai cara berbicara yang tegas dan berwibawa - Selain itu ia juga ia juga tertarik dengan seseorang yang rapi - Namun yang lebih membuatnya tertarik adalah ketika pria tersebut mempunyai sifat yang ramah dan sopan - Walau ia juga merasa tertarik dengan seseorang secara fisik Universitas Sumatera Utara menarik, namun yang paling utama baginya adalah daya tarik dari sifat dan kepribadian pasangan. 5 Homogamy dan Heterogamy - Partisipan lebih menyukai pasangan yang mempunyai hal-hal yang berbeda dengan dirinya - Adanya perbedaan antara dirinya dan pasangan akan menjadikan hubungannya lebih berwarna - Selain itu ada tantangan tersendiri yang ia rasakan bila menjalani hubungan dengan pasangan yang berbeda dengan dirinya. - Hal ini juga akan membuat dirinya lebih dewasa menghadapi perbedaan tersebut. - Ia lebih memilih pasangan dengan suku, ras, etnik dan yang berbeda dengan dirinya - Namun ia tetap berharap mempunyai persamaan dengan pasangannya di area agama - Partisipan cenderung heterogamy 6 Kecocokan Compatibility - Bagi partisipan menemukan kecocokan dengan pasangan adalah hal yang penting - Kecocokan dengan pasangan ia rasakan jika pasangan dapat menerima dirinya apa adanya - Pasangan yang ia anggap cocok adalah pasangan yang tidak malu memperkenalkan dirinya pada teman dan keluarganya - Kecocokan baginya adalah jika ia dan pasangan dapat saling melengkapi - Kecocokan ini juga ia lihat, jika ia ada pasangan saling jujur dan saling memahami Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Rekapitulasi Analisa Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pasangan Partisipan I NO Faktor-faktor Gambaran

A. Latar

Belakang Keluarga - Bagi partisipan penting untuk mengetahui latar belakang keluarga pasangannya - Baginya hal ini dapat mempengaruhi bagaimana kualitas hubungannya kelak - Dengan mengenal keluarga pasangan, ia juga dapat menyesuaikan diri dengan keluarga dan pasangan - Namun latar belakang keluarga pasangan tidak begitu berpengaruh dalam pemilihan pasangan yang dilakukannya 1 Status Sosioekonomi - Secara umum, status sosioekonomi tidak terlalu berpengaruh dalam pemilihan pasangan yang dilakukan oleh partisipan - Partisipan tidak mempermasalahkan status sosioekonomi pasangan, maupun keluarganya. - Baginya hal yang paling penting adalah pasanganya telah bekerja dan penghasilannya cukup. 2 Pendidikan dan Inteligensi - Latar belakang pendidikan pasangan tidak mempengaruhi pemilihan pasangan partisipan - Ia juga tidak pernah menentukan harus bagaimana pendidikan pasangan - Ia beranggapakan bahwa hal ini tidak mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan dan kebahagiaannya kelak

3 Agama

- Bagi partisipan, agama merupakan faktor yang penting dan paling berpengaruh dalam pemilihan pasangan yang ia lakukan - Ia lebih memilih pasangan yang mempunyai latar belakang agama atau keyakinan yang sama dengannya - Baginya iman dan agama sangat kuat pengaruhnya dalam menciptakan keluarga yang harmonis dan bahagia. - Partisipan memiliki keyakinan bahwa perbedaan agama dengan pasangan akan lebih banyak mendatangkan masalah atau konflik dalam keluarga. - Baginya keluarga yang dibangun dengan latar belakang agama yang sama juga akan lebih dapat bertahan dari segala masalah.

4 Ras atau Suku

- Secara umum, suku atau ras tidak terlalu berpengaruh dalam pemilihan pasangan yang dilakukan oleh partisipan - Walau dalam hatinya terbersit untuk memilih pasangan dengan suku tertentu yaitu suku flores - Ia mengungkapkan lebih menginginkan pasangan yang berbeda ras atau suku dengan dirinya, bahkan memiliki pasangan yang berbeda kewarganegaraan dengan dirinya. - Partisipan berpendapat perbedaan suku atau ras tidak akan menimbulkan banyak permasalahan karena jika mereka sudah satu keyakinan atau agama dengannya maka hal tersebut bisa dihadapi. B. Karakteristik Personal 1 Sikap dan Tingkah Laku - Secara umum karakteristik fisik dari pasangannya tidak telalu memiliki banyak pengaruh - Namun partisipan lebih menginginkan pasangan yang kondisi fisiknya normal Universitas Sumatera Utara - Hal ini karena ia menyadari kekurangannya dan merasa membutuhkan bantuan dari pasangan - Baginya sikap dan kepribadian pasanganlah yang lebih penting dan lebih berpengaruh dalam pemilihan pasangannya. - Ia lebih berharap pasangannya memiliki sifat sabar, jujur, ramah dan yang terpenting dapat menerima dirinya apa adanya. - Hal ini dikarenakan ia tidak ingin nantinya pasangan akan menjadikan kondisinya sebagai alasan untuk menghina dan atau mengejek dirinya, saat mereka menghadapi suatu masalah.

2 Usia

- Partisipan lebih memilih pasangan yang usianya sebaya dengan dirinya. - Ia merasa lebih nyaman dan cocok dengan pasangan yang usianya sebaya dengannya - Ia dan pasangan lebih dapat berkomunikasi tentang banyak hal dan dapat saling mengerti karena usianya mereka sebaya. . - Ia menambahkan memiliki pasangan yang usia sebaya juga akan membuat keduanya terlihat serasi dimata orang lain. - Ia tidak mempunyai keinginan untuk memiliki pasangan yang lebih muda daripada dirinya - Muncul kekhawatiran bila pasangannya nanti berusia lebih muda - Walau begitu, ia mengungkapkan bahwa usia pasangan tidak terlalu mempengaruhi pemilihan pasangannya. 3 Kesamaan Sikap dan Nilai - Partisipan berharap pasangannya kelak memiliki padangan yang positif tentang penyandang cacat. - Ia lebih memilih pasangan yang dapat bergaul dan dapat menempatkan dirinya sebagai bagian dari keluarga penyandang cacat. - Selain itu ia berharap ia dan pasangan mereka mempunyai prinsip yang sama yaitu membiayai sendiri pernikahannya, jika kelak telah siap lanjut ke jenjang pernikahan, - Ia juga berharap ia dan pasangan dapat saling menghargai dan mau mendengarkan pendapat satu sama lain - Partisipan menyadari bahwa ia dan pasangan tidak mungkin selalu sependapat dalam semua hal. - Karenanya penyesuaian diri atau toleransi juga perlu dilakukan agar dapat menjalani hubungan yang lebih baik 4 Peran Gender dan Kebiasaan Pribadi - Partisipan mengharapkan adanya pembagian peran di dalam rumah tangganya nanti - Ia menginginkan adanya saling tolong menolong dalam melakukan pekerjaan rumah tangganya nanti - Baginya hal ini akan menunjukkan dukungan pasangannya terhadap dirinya. - Berbagi peran juga akan mengurangi terjadinya perselisihan dalam keluarga.. - Respoden tidak terlalu mempermasalahkannya hal tersebut, selama kebiasaan itu masih bisa ia terima dan tidak merugikan hubungan mereka. - Baginya perbedaan kebiasaan dengan pasangan dapat membuat dirinya belajar lebih dewasa. - Untuk beberapa hal ia dapat memberikan toleransi terhadap kebiasaan pribadi pasangannya Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Gambaran Proses Pemilihan Pasangan Partisipan I TINA Faktor yang mempengaruhi pemilihan Latar belakang Keluarga Karakteristik Personal  Status Sosioekonomi - Tidak masalah, pasangan bekerja, pekerjaan apapun  Pendidikan - Tidak berpengaruh, tidak masalah latar belakang pendidikan  Agama - Berpengaruh dan faktor prioritas: Agama yang sama  Suku atau ras - Berpengaruh: suku atau ras yang berbeda  Sikap dan tingkah laku - Berpengaruh: fisik dan kepribadian dipertimbangkan, ingin pasangan yg fisiknya normal  Usia - Berpengaruh: usia sebaya  Kesamaan Sikap dan nilai - Berpengaruh: berpandangan positif pada tunadaksa  Peran Gender dan Kebiasaan Pribadi - Berpengaruh: berbagi peran dan peran utama tetap dipegang pasangan, ada toleransi terhadap kebiasaan pribadi Proses Pemilihan Pasangan Area yang ditentukan Daya Tarik Kedekatan Homogamy heterogamy Kecocokan Proses penyaringan Kriteria: pasangan normal, bersifat jujur, tidak suka berbohong, tidak selingkuh, menerima dirinya apa adanya Memilih yang jauh dari lingkungannya, tidak satu daerah, di perkotaan Tertarik dengan: berpostur tubuh tinggi dan tegap, berbicara yang tegas dan berwibawa , rapi , ramah dan sopan Cenderung heterogamy, namun ingin kesamaan dalam hal agama Dapat menerima dirinya apa adanya, saling melengkapi, saling jujur, saling memahami Memilih lewat pacaran, jika cocok lanjut ke pernikahan, tanpa trial filter Universitas Sumatera Utara

B. Analisa Partisipan II

1. Identitas Partisipan