d. Melakukan analisa data Setelah itu peneliti kemudian membuat salinan bentuk transkrip verbatim yang
telah selesai dibuat. Pada tahap ini, peneliti menyusun dan menganalisa data dari hasil transkrip verbatim wawancara yang sebelumnya telah di koding
menjadi sebuah bentuk narasi yang mengalir dan baik serta menyusunnya berdasarkan alur pedoman wawancara yang digunakan. Data-data yang telah
diperoleh dijabarkan kedalam faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pasangan pada individu tunadaksa dan proses pemilihan pasangan yang mereka
lakukan sesuai dengan landasan teori pemilihan pasangan Degenova 2008. e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran
Setelah selesai melakukan analisa data, peneliti membuat atau menarik kesimpulan untuk menjawab rumusan permasalahan yang telah ditentukan.
Peneliti kemudian menuliskan diskusi berdasarkan kesimpulan dan data hasil penelitian yang telah diperoleh. Setelah itu, peneliti memberikan masukan atau
saran-saran sesuai dengan kesimpulan, diskusi dan data hasil penelitian.
3. Tahap Pencatatan Data Penelitian
Pencatatan data dapat dipermudah dengan menggunakan alat perekam oleh peneliti sebagai alat bantu agar data yang diperoleh dapat lebih akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Sebelum wawancara dimulai, peneliti meminta izin kepada partisipan untuk merekam wawancara yang akan dilakukan dengan alat
perekam. Dari hasil rekaman ini kemudian akan ditranskripsikan secara verbatim
Universitas Sumatera Utara
untuk dianalisa. Transkrip adalah salinan hasil wawancara dalam rekaman yang dipindahkan ke dalam bentuk tertulis atau ketikan di atas kertas.
4. Tahap Analisa dan Interpretasi Data
a. Organisasi data Data-data dalam penelitian kualitatif sangat beragam dan banyak, karena itu hal
pertama yang wajib dilakukan peneliti adalah mengorganisasikan data-data yang diperoleh dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin, mendokumentasikan
analisa, serta menyimpan data dan analisa yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian untuk mendapatkan kualitas data yang detail dan lengkap. Hal-hal yang
penting untuk diorganisasikan diantaranya adalah data mentah yang merupakan hasil rekaman dan catatan lapangan penelitian yang berkaitan dengan bagaimana
proses pemilihan pasangan pada dewasa awal tunadaksa, dimana data tersebut akan diproses sebagian dalam bentuk verbatim dari hasil wawancara yang telah
dilakukan dan kemudian akan ditandaidibubuhi kode-kode khusus untuk mempermudah peneliti dalam melakukan analisis data.
b. Koding dan analisa Setelah melakukan organisasi data, langkah penting pertama sebelum analisis
dilakukan adalah memberi kode-kode pada materi yang diperoleh yang disebut dengan koding. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan
mensistematisasikan data secara lengkap dan detail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari yakni mengenai gambaran
proses pemilihan pasangan pada dewasa awal tunadaksa. Dengan demikian peneliti
Universitas Sumatera Utara
akan dapat menemukan makna dari data yang dikumpulkannya. Pemberian koding dan analisis pada data dapat dilakukan setelah membuat transkip wawancara dalam
bentuk tabel, transkip tersebut perlu diperhatikan dan dibaca secara berulang-ulang dan jika pada transkip wawancara ditemukan materi yang diharapkan maka dapat
dilakukan analisa awal dan kemudian dapat dikoding yang digunakan untuk memperoleh ide umum tentang tema sekaligus untuk menghindari kesulitan dalam
mengambil kesimpulan. c. Pengujian terhadap dugaan
Pengujian terhadap dugaan adalah pengujian untuk mendapatkan kesimpulan sementara. Sesuai dengan tema-tema dan pola-pola yang muncul dari data, kita
mengembangkan dugaan-dugaan yang juga merupakan kesimpulan-kesimpulan sementara. Dugaan yang berkembang tersebut harus dipertajam serta diuji
ketepatannya sesuai dengan paradigma teoritis. Saat tema-tema dan pola-pola muncul dari data, untuk meyakini temuannya, selain mencoba untuk terus
menajamkan tema dan pola yang ditemukan, peneliti juga perlu mencari data yang memberikan gambaran atau fenomena berbeda dari pola-pola yang muncul
tersebut. d. Analisis Tematik
Analisis tematik memungkinkan peneliti menemukan suatu ‘pola’. Pola atau tema tersebut tampil seolah secara acak dalam tumpukan informasi yang tersedia.
Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema, atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya
terkait dengan tema itu atau hal-hal di antara gabungan dari yang telah disebutkan.
Universitas Sumatera Utara
Tema tersebut secara minimal dapat mendeskripsikan fenomena dan secara maksimal memungkinkan interpretasi fenomena. Proses analisis dapat melibatkan
konsep-konsep yang muncul dari jawaban atau kata-kata partisipan sendiri maupun konsep yang dipilih oleh peneliti untuk menjelaskan fenomena pemilihan pasangan
pada tunadaksa. e. Interpretasi
Interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang
diteliti dan menginterpretasi data melalui perspektif tersebut. Interpretasi dilakukan sesuai dengan paradigma teoritis dengan teori umum Degenova 2008 mengenai
pemilihan pasangan. Peneliti beranjak melampaui apa yang secara langsung dikatakan partisipan untuk mengembangkan struktur-struktur dan hubungan-
hubungan bermakna yang tidak segera tertampilkan dalam teks data mentah atau transkripsi wawancara.
Universitas Sumatera Utara
48
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan partisipan penelitian dan analisa dari data yang diperoleh. Bab ini akan
berisi deskripsi data partisipan, hasil analisa data dan pembahasan.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Wawancara
NO Partisipan
HariTanggal Waktu
Tempat Pelaksanaan
1 Partisipan 1
Senin, 1 April 2013 13.00-14.35 WIB
Rumah partisipan,
Binjai 2
Minggu, 7 April 2013
13.00-13.49 WIB
Rumah partisipan,
Binjai 3
Jumat, 7 Juni 2013 14.30-15.45
WIB Setia Budi
4 Partisipan 2
Kamis, 1 Agustus 2013
14.00-15.17 WIB
McDonald, Millenium Plaza
5 Minggu,
25 Agustus 2013
18.00-19.30 WIB
Ruang Tunggu RS Mutiara
6 Senin,
27 September 2013
11.30-12.00 WIB
Taman
A. Analisa Partisipan I
1. Identitas Partisipan
Tabel 2. Deskripsi Data Partisipan 1 Keterangan
Partisipan I
Nama Samaran Tina
TTL Aek Nabara, 14 Maret 1988
Usia 25 tahun
Jenis kelamin Perempuan
Agama Kristen
Universitas Sumatera Utara
2. Data observasi
Tina mempunyai postur badan pendek dengan tinggi sekitar 150 meter dan berat badan sekitar 51 kg. Ia memiliki kondisi fisik yang kurang sempurna,
kondisi kaki sebelah kirinya tidak sama seperti orang-orang normal pada umumnya. Kaki sebelah kirinya berukuran lebih kecil dan lebih pendek dari kaki
sebelah kanannya, sehingga ia hanya bisa berjalan dengan menggunakan bantuan tongkat. Kulitnya sawo matang dengan rambut keriting dan panjangnya kira-kira
sebahu. Wawancara dengan Tina dilakukan sebanyak 3 kali. Wawancara selalu
dilakukan pada waktu senggangnya sehingga proses wawancara dapat berjalan dengan lancar. Jauh hari sebelum dilakukan wawancara dengannya, peneliti sudah
sering bertemu dengannya untuk menjalin rapport. Wawancara dengannya baru dapat dilakukan setelah selang waktu yang cukup lama. Selama selang waktu
tersebut, ia mempunyai banyak urusan dan belum ada waktu untuk melakukan wawancara. Ia mengatakan bahwa akan mengabari peneliti jika mempunyai waktu
senggang. Akhirnya setelah menunggu cukup lama, peneliti mendapat kabar bahwa ia bisa melakukan wawancara dan segera membuat janji bertemu.
Wawancara pertama dengan Tina dilakukan pada siang hari. Hari itu matahari bersinar sangat terik dan membuat siang itu menjadi terasa gerah. Pada siang itu
Suku Batak
Pendidikan Terakhir SD
Pekerjaan Penjahit
Anak-ke 4 dari 5
Status Belum menikah
Universitas Sumatera Utara
suasana rumahnya cukup ramai. Beberapa tetangga dan teman sedang menemaninya mengobrol dihalaman depan rumahnya. Sembari mengobrol dengan
tetangga dan temannya, ia menyempatkan diri menyapa dan menyambut peneliti dengan senyuman. Sambil tersenyum kecil, Tina mengatakan kepada peneliti
untuk menunggu sebentar dan peneliti tidak keberatan menunggu. Tak berapa lama kemudian, ia permisi kepada tetangga dan teman-temannya dan kemudian
mengajak peneliti masuk ke dalam rumahnya. Wawancara ini dilakukan di rumah yang ia kontrak bersama dua temannya
yang juga penyandang cacat. Rumah kontrakan tersebut berukuran sedang serta memiliki halaman yang cukup luas yang dipenuhi dengan bebatuan kecil. Diteras
rumah terdapat bengkel kecil dan sebuah becak milik temannya. Setelah melakukan sedikit obrolan dengannya, diputuskan wawancara akan dilakukan di
ruang tengah rumahnya. Ruangan itu bercat dinding biru cerah seperti warna langit. Dalam ruangan yang cukup besar tersebut terdapat sebuah meja besar dan
diatasnya terletak beberapa peralatan jahit yang biasa ia gunakan untuk bekerja seperti mesin jahit, benang, kain-kain, benang, jarum, dan lain-lain. Tidak banyak
perabotan atau hiasan dalam ruang tamunya hanya ada sebuah kipas angin dan sebuah televisi kecil. Sebelum wawancara dimulai Tina dan peneliti mengobrol
kecil menanyakan kabarnya hari ini sembari peneliti mempersiapkan peralatan untuk memulai wawancara.
Tina termasuk wanita yang berpenampilan sederhana. Pada hari itu ia mengenakan kaos berwarna hijau muda dan memakai celana pendek berwarna
biru muda serta rambut yang diikat kuncir. Saat wawancara akan dimulai sambil
Universitas Sumatera Utara
tersenyum malu-malu ia berterus terang mengatakan bahwa ia sedikit gugup. Peneliti mengatakan tidak perlu gugup karena ini hanya seperti mengobrol biasa
saja. Ia akhirnya merasa sedikit tenang dan seiring berjalannya waktu ia pun mulai merasa nyaman dan santai.
Selama wawancara berlangsung Tina dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dengan cukup baik. Diawal wawancara ia hanya menjawab pertanyaan
yang diajukan dengan singkat dan pendek. namun seterusnya ia mulai bisa menjawab dengan panjang lebar. Ketika menceritakan tentang latar belakang
kehidupannya ekspresi wajahnya sedikit serius. Sesekali ia juga memandang keluar sambil memberikan jawaban. Raut wajahnya pun berubah sedih saat ia
mulai menceritakan tentang kondisi kecacatannya dan pengalaman hidup yang telah dilaluinya. Namun dalam raut wajah sedih itu tergambar ketegaran dan
ketabahan menerima kondisinya saat ini. Suasana mulai berubah saat ia menceritakan tentang pria seperti apa yang diinginkannya untuk menjadi
pendamping hidupnya kelak. Ada senyum kecil dan ekspresi malu di raut wajahnya
saat menceritakan
tentang kisah
percintaannya. Sembari
membayangkan dan menceritakan kisahnya, sesekali ia juga tertawa karena merasa lucu dengan jawaban-jawaban yang diberikannya.
Wawancara kedua dengannya dilakukan pada hari Minggu. Wawancara kedua ini juga dilakukan di rumah kontrakannya dan diruangan yang sama pula. Cuaca
hari itu juga sangat gerah dan matahari bersinar sangat terik. Pada hari itu Tina mengenakan kemeja berwarna merah dan celana jeans biru dengan rambut
Universitas Sumatera Utara
dikuncir. Saat ditemui, ia baru saja pulang dari mengikuti ibadah di gerejanya dan seperti sebelumnya ia tersenyum dan menyambut peneliti dengan wamah.
Suasana rumah hari itu juga sedang ramai terdapat beberapa temannya yang mondar-mandir keluar masuk rumah. Tina mengatakan bahwa memang hari itu
suasana rumah sedikit sibuk karena teman satu rumahnya akan berangkat keluar kota. Hal ini membuat suasana saat wawancara sedikit terganggu. Ia juga menjadi
kurang berkonsentrasi dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Peneliti memikirkan sebaiknya wawancara dihentikan sejenak agar wawancara dapat
berlangsung dengan lebih baik. Setelah melakukan sedikit obrolan dengannya, akhirnya diputuskan untuk menghentikan wawancara sejenak, menunggu suasana
rumah sedikit tenang. Setelah teman-temannya pulang, suasana rumah sudah tenang, wawancarapun dilanjutkan kembali dengan lancar.
Wawancara ketiga dilakukan pada siang hari. Kali ini wawancara dilakukan di rumah seorang temannya di sekitar jalan Setia Budi karena kebetulan ia sedang
menginap disana. Ketika peneliti memanggil namanya, Tina pun keluar dari sebuah kamar kecil dengan berjalan menggunakan tongkatnya dan seperti
biasanya ia menyambut dengan senyuman ramah diwajahnya. Ia mempersilahkan peneliti masuk dan langsung mengajak ke ruang tamu rumah itu. Ruangan bercat
dinding krem itu tidak terlalu besar. Di dalamnya juga tidak memiliki perabotan yang banyak hanya terdapat sebuah meja dan kursi, juga sebuah kipas angin besar
dan tumpukan beberapa barang. Suasana rumah hari itu cukup sepi dan tenang. Hari itu Tina mengenakan kaos
berwarna coklat dan celana pendek berwana biru dan rambut yang dikuncir.
Universitas Sumatera Utara
Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu matahari juga bersinar sangat terik membuat suasana sangat gerah. Sembari tersenyum ia meminta peneliti untuk
menghidupkan kipas angin yang di tempel didinding ruang itu. Namun suasana hari itu memang sangat panas dan walaupun kipas angin sudah dinyalakan tetap
saja masih terasa sangat gerah. Sambil tersenyum dan sedikit malu ia pun meminta izin kepada peneliti untuk membuka kaosnya dan hanya mengenakan
tanktop saja. Peneliti tidak keberatan dan dengan tersenyum mengiyakan permintaannya tersebut. Wawancara hari itu pun berjalan dengan lancar.
3. Data Wawancara