R1.W3b.540-543hal.52
3. Agama
Faktor  agama  ini  juga  merupakan  faktor  yang  sangat  penting  bagi  Tina  dan sangat berpengaruh dalam pemilihan pasangan. Ia lebih memilih pasangan dengan
latar  belakang  agama  yang  sama  dengan  dirinya.  Tidak  pernah  terlintas  dalam benaknya  untuk  memilih  pasangan  yang  berbeda  agama  dengannya.  Ia
mempunyai  keyakinan  bahwa  perbedaan  agama  atau  kepercayaan  akan  lebih banyak  mendatangkan  masalah  atau  konflik  dalam  keluarga.  Dan  hal  ini  akan
menyebabkan  keluarganya  tidak  dapat  bertahan.  Baginya  iman  dan  kepercayaan sangat  kuat  pengaruhnya  dalam  menciptakan  keluarga  yang  harmonis  dan
bahagia.  Karena  itu  ia  berharap  keluarganya  nanti  dapat  menjadi  keluarga  yang beriman.  Hal  inilah  yang  membuat  ia  memilih  pasangan  yang  memiliki  latar
belakang agama yang sama dengannya. “Ohh,  pengaruh
...
Karena,  kalau  kita  beda  kepercayaan  pasti  sering  terjadi perdebatan nanti. Itu pengaruhnya, intinya itu, kalau sudah beda pasti ga lama
bertahan.
...”
R1.W1b.935-938hal.19 “Pengaruhnya besar, pendetapun bilang itu..
.
agamanya dulu. Kalau agama lain enggak  lagi,  tapi  kalau  masih  kristen  masih  bisa  di  kawin-kawinkan.  Kalau
yang lain kan udah lompat jauh, tapi kalau masih kristen tata caranya aja yang berbeda kan...”
R1.W1b.947-953hal.19 “Karna  kalau  enggak  satu  iman  kan  udah  sulit,  sedangkan  satu  iman  payah
untuk    mempersatukannya.  Udah  beda,  udah  jauhlah  bedanya.  Coba  ga  satu iman,  satu  kekiri  satu  kekanan,  padahal  hubungan  pernikahan  itu  kan  se-iya
dan  sekata.  Gimana  mau  se-iya  yah  kan  satu  kekanan  satu  kekiri.  Ga  bagus seperti itu, hukum agama pun bilangnya kan ga bagus”
R1.W3b.506-513hal.51
Universitas Sumatera Utara
4. Ras atau Suku
Dalam pemilihan pasangan Tina faktor ras atau suku pasangan bukan menjadi faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih pasangan. Suku apapun tidak
akan menjadi masalah, yang penting satu agama. Walau demikian, ia sendiri lebih menginginkan  pasangan  yang  berbeda  ras  atau  suku  dengan  dirinya.  Bahkan  ia
mengatakan  merasa  senang  kalau  ia  bisa  memiliki  pasangan  yang  berbeda kewarganegaraan dengan dirinya. Ia ingin membuat variasi dari keturunannya, hal
itu  menyenangkan  baginya.  Tina  juga  mengungkapkan  keinginannya  untuk memiliki pasangan dari suku Flores.
“Ga  masalah  suku.  mau  suku  apapun,  kalau  udah  satu  agama  pasti  udahlah. Suku-suku itu, adat istiadat kan ga penting lagi...tapi kalau boleh membedakan.
Membedakan  keturunan.  Iya,  kalau  boleh  pun  beda  negara.,  membuat perubahan..”
R1.W1b.956-958hal.19 “Kalau keinginanku kan, pingin yang beda suku, atau beda negaranya... Supaya
mengapakan keturunan aja, biar agak tampil beda bahasanya...” R1.W3b.529-530hal.51
“Orang  flores,  hahaha....Iyaa,  enak  gitu....enak  aja  ditengok,  manis,  hitam. Lebih suka nengok yang hitam...Karakternya yah gitu-gitu aja, apa cap cup cap
langsung di keluarkan gitu, polos. Karakter mereka  lembut, lembut tapi tegas, kalau orang batak berbelit-belit. Jadi lebih enak orang flores.”
R1.W1b.964-966hal.19
Ketika  seorang  individu  memilih  pasangan  yang  berbeda  ras  atau  suku dengannya cenderung akan menimbulkan permasalahan karena adanya perbedaan
budaya  dan  adat  istiadat.  Namun  Tina    tidak  mempermasalahkan  hal  tersebut, karena  baginya  jika  sudah  satu  kepercayaan  atau  agama  dengannya  maka  hal
tersebut bisa dihadapi.
Universitas Sumatera Utara
“Ga masalah, kalau udah satu, sama-sama karismatik kayak aku kan. Makanya pertama  agama,  kalau  udah  sama  agama  maka  adat  istiadat  ga
dipermasalahkan.” R1.W1b.975-978hal.19
b. Karakteristik Personal
1. Sikap dan Tingkah Laku Individu