Prosedur Pengambilan Partisipan Lokasi Penelitian

tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik sampelnya, sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian, c tidak diarahkan pada keterwakilan dalam arti jumlah atau peristiwa acak, melainkan pada kecocokan konteks dalam Poerwandari, 2009

3. Prosedur Pengambilan Partisipan

Teknik pengambilan partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan teori atau konstruk operasional theory basedoperational construct sampling. Partisipan dipilih sesuai dengan kriteria tertentu berdasarkan suatu teori atau konstruk operasional yang sesuai tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar sampel penelitian benar-benar representatif atau benar-benar mewakili fenomena yang akan diteliti. Hanya individu yang memenuhi kriteria dan mewakili fenomenalah yang diteliti Poerwandari 2009. Dasar teori yang digunakan untuk memilih sampel dalam penelitian ini adalah teori Hurlock 2009 untuk tentang dewasa awal yang menjelaskan rentang usia dewasa awal, serta teori klasifikasi tunadaksa oleh Koening.

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di kota Medan. Pengambilan daerah ini dilakukan agar memudahkan peneliti untuk mendapatkan partisipan penelitian ini, mengingat bahwa peneliti juga berdomisili di kota Medan. Lokasi pengambilan data penelitian akan ditentukan berdasarkan kesepakatan yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara peneliti dengan partisipan. Lokasi penelitian dapat berubah sewaktu-waktu dan disesuaikan dengan kesepakatan dan keinginan dari partisipan penelitian agar memberikan kenyamanan serta suasana yang kondusif sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan lancar. Adapun lokasi pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di rumah partisipan, di rumah teman partisipan, di suatu pusat perbelanjaanmall, dan di suatu ruang tunggu sebuah rumah sakit.

C. Metode Pengambilan Data

Penelitian kualitatif merupakan penelitan yang bersifat terbuka dan luwes, metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam. Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif disesuaikan dengan masalah penelitian, tujuan penelitian, serta sifat objek yang diteliti. Dalam pengambilan data, penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi sebagai metode pendukung. Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Banister dalam Poerwandari, 2009 menyatakan wawancara kualitatif dilakukan jika peneliti bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna partisipantif yang dipahami oleh individu berkaitan dengan topik yang diteliti, dan bertujuan untuk melakukan eksplorasi terhadap topik tersebut, dimana hal ini tidak dapat dilakukan dengan metode lain. Metode wawancara yang akan digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah pendekatan wawancara berbentuk wawancara mendalam, yaitu wawancara dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai Universitas Sumatera Utara berbagai segi kehidupan partisipan secara mendalam dan menyeluruh. Dalam proses wawancara ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara, yang menampilkan topik-topik yang harus digali dari partisipan yang dapat dilakukan secara acak, tanpa harus menentukan urutan pertanyaan. Pedoman wawancara ini digunakan untuk membantu peneliti mengingat aspek-aspek yang harus dihahas dan digali secara mendalam dari diri partisipan, dan sekaligus menjadi daftar checklist untuk melihat apakah aspek-aspek yang relevan dengan topik yang diteliti telah dibahas atau ditanyakan. Wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan untuk mengungkapkan aspek-aspek tingkah laku, nilai maupun perasaan partisipan. Pertanyaan ini mengungkap tentang apa yang dilakukan atau biasa dilakukan partisipan, proses pemahaman dan interpretasi partisipan serta untuk memperoleh pemahaman tentang aspek afektif atau perasaan dalam diri partisipan terkait dengan topik yang diteliti. Wawancara juga menggunakan pertanyaan terbuka open-ended question untuk dapat mendorong partisipan berbicara lebih luas tentang topik yang diteliti, mengembangkan pemahaman tentang pemikiran dan perasaan partisipan tanpa mengarahkan dan membuat partisipan merasa diarahkan. Peneliti dapat melakukan probing untuk menggali data dengan lebih jelas dan detail agar dapat menarik kesimpulan yang baik. Selama wawancara juga akan dilakukan observasi yang mengacu pada kegiatan yang dilakukan dengan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Universitas Sumatera Utara

D. Alat Bantu Pengumpulan Data

Instrumen yang terpenting dalam pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri Poerwandari, 2009. Peneliti sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan data, hingga analisis, menginterprestasikan dan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam mengumpulkan data-data peneliti membutuhkan alat bantu instrumen penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 alat bantu, yaitu : 1. Alat perekam tape recorder Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari partisipan. Alat perekam ini juga berguna agar peneliti lebih mudah memutar dan mengulang kembali hasil rekaman proses wawancara yang sebelumnya telah dilakukan dan dapat menanyakan partisipan kembali bila masih ada hal-hal yang belum lengkap atau perlu untuk diperjelas. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari partisipan untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung. 2. Pedoman wawancara Dalam proses wawancara peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara secara umum, yang menampilkan topik-topik yang harus digali dari partisipan Universitas Sumatera Utara yang dapat dilakukan secara acak, tanpa harus menentukan urutan pertanyaan. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan untuk mengungkapkan aspek-aspek tingkah laku, nilai maupun perasaan partisipan terkait dengan pemilihan pasangan. Pertanyaan ini mengungkap tentang apa yang dilakukan atau biasa dilakukan partisipan, proses pemahaman dan interpretasi partisipan serta untuk memperoleh pemahaman tentang aspek afektif atau perasaan dalam diri partisipan terkait dengan pemilihan pasangan. Pertanyaan yang digunakan dalam wawancara merupakan pertanyaan yang sifatnya terbuka open-ended question untuk dapat mendorong partisipan berbicara lebih luas dan dalam tentang topik yang diteliti, mengembangkan pemahaman tentang pemikiran dan perasaan partisipan. Untuk mendukung pengambilan data dalam wawancara, juga digunakan pedoman observasi selama wawancara. 3. Alat tulis dan kertas Alat tulis yang digunakan dalam membantu penelitian ini seperti kertas, pulpen atau pensil untuk mencacat hal-hal penting yang ditemukan selama proses pengambilan data.

E. Kredibilitas Penelitian

Dalam penelitian kualitatif konsep validitas digantikan dengan konsep kredibilitas Kredibilitas penelitian kualitatif mengacu pada keberhasilannya mencapai tujuan mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial dan pola interaksi yang kompleks. Deskripsi mendalam yang Universitas Sumatera Utara menjelaskan kemajemukan atau kompleksitas aspek-aspek yangditeliti dan interaksi dari berbagai aspek merupakan salah satu ukuran kredibilitas dalam penelitian kualitatif Poerwandari, 2009. Untuk meningkatkan kredibilitas dalam penelitian kualitatif, ada beberapa langkah atau upaya yang dapat dilakukan peneliti antara lain dengan : 1. Mencatat secara bebas hal-hal penting dengan serinci dan sedetail mungkin tentang pengamatan objektif terhadap setting, partisipan atau hal-hal lain yang terkait selama pengambilan data. 2. Mendokumentasikan data-data yang telah terkumpul dengan rinci, lengkap dan rapi. Data-data yang terkumpul berupa, data mentah berupa rekaman wawancara, transkrip wawancara, rekonstruksi data hasil wawancara, dan data hasil analisa wawancara dengan partisipan. 3. Memanfaatkan langkah dan proses yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya sebagai saran bagi peneliti sehingga pengumpulan data dapat terjamin berkualitas. 4. Mengikutsertakan pihak lain yang dapat memberikan saran-saran dan pembelaan ‘devil’s advocate’ serta akan memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis terkait dengan analisis yang dilakukan peneliti. Dalam hal ini adalah dosen pembimbing bertindak sebagai professional judgment, selain itu juga senior dan teman peneliti. 5. Mengecek dan mengecek kembali checking and rechecking data yang terkumpul. Dalam hal ini peneliti mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta dapat Universitas Sumatera Utara mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai data. Membaca kembali transkrip wawancara sebelumnya dan mencatat hal-hal yang penting, yang perlu digali lebih dalam dari partisipan pada wawancara berikutnya.

F. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian terdapat beberapa tahap penelitian yang harus dilakukan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pencatatan serta tahap analisis dan interpretasi data.

1. Tahap Persiapan Penelitian