B. Analisa Partisipan II
1. Identitas Partisipan
Tabel 5. Deskripsi Partisipan 2
2. Data observasi
Loren  mempunyai  postur  badan  yang  cukup  tinggi  sekitar  157  cm  dan  berat badan  sekitar  55  kg.  Kulitnya  sawo  matang  dengan  rambut  lurus  yang  cukup
panjang.  Ia  adalah  seorang  penyandang  cacat.  Kedua  kakinya  tidak  tumbuh sempurna. Kaki sebelah kirinya berukuran lebih kecil dari kaki kanannya. Ia dapat
berjalan pincang dan tidak membutuhkan tongkat atau alat bantu lain. Setelah  berkomunikasi  dengan  Loren  melalui  pesan  singkat,  akhirnya  ia  dan
peneliti  membuat  janji  untuk  bertemu.  Ia  dan  peneliti  kemudian  memutuskan untuk bertemu di salah satu pusat perbelanjaan handphone yang cukup terkenal di
kota Medan. Ia meminta bertemu disana karena kebetulan lokasinya dekat dengan tempat  ia  bekerja.  Awal  bertemu dengannya,  ia tersenyum dan terlihat ramah. Ia
dan  peneliti  saling  menyapa  dan  berjabat  tangan.  Ia  kemudian  menanyakan
Keterangan Partisipan II
Nama Samaran Loren
TTL Bah Jambi, 22 April 1978
Usia 35 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Agama Kristen
Suku Batak
Pendidikan Terakhir S1
Pekerjaan Karyawan
Anak-ke 4 dari 7
Status Belum menikah
Universitas Sumatera Utara
apakah peneliti  sudah  makan dan peneliti  menjawab  sudah. Sambil tersenyum  ia mengatakan  bahwa  ia  baru  pulang  kerja  dan  belum  sempat  makan  siang.  Oleh
karena  itu  ia  pun  meminta  izin  peneliti  untuk  memesan  makanan  di  sebuah restoran  cepat  saji.  Ia  pun  menawarkan  makanan  pada  peneliti,  namun  peneliti
menjawab bahwa dirinya telah makan siang dan tidak ingin merepotkannya. Sembari  memegang  makanan  di  tanggangnya,  ia  dan  peneliti  melihat  sekitar
untuk mencari tempat yang sepi, tempat yang cukup nyaman berbincang-bincang. Selang  beberapa  waktu  akhirnya  ia  dan  peneliti  menemukan  tempat  yang  paling
nyaman untuk  mengobrol. Peneliti pun  mempersilahkannya untuk  makan. Ia dan peneliti  berbincang-bincang,  sembari  menemaninya  menyantap  makan  siangnya.
Setelah  basa-basi  selama  20  menit,  akhirnya  ia  dan  peneliti  sepakat  untuk langsung  melakukan  wawancara  pertama  ditempat  tersebut,  karena  waktu  itu  ia
juga tidak mempunyai urusan atau pekerjaan yang harus dilakukan. Suasana di pusat perbelanjaan tersebut cukup berisik, walau tak banyak orang
yang  lalu-lalang  di  tempat  ia  dan  peneliti  duduk.  Suara  musik  mengalun  dengan volume  yang  besar.  Hal  ini  sedikit  menggangu  berlangsungnya  wawancara,
namun  hal tersebut tidak terlalu  menjadi  masalah. Restoran tersebut cukup besar namun ada ruang kecil yang terpisah yang berukuran sekitar 4x4 m. Sama sekali
tidak  ada  tamu  restoran  yang  duduk  disana,  ia  dan  peneliti  pun  sepakat  untuk duduk  disana.  Tempat  tersebut  bercat  dinding  krem  dan  didalamnya  hanya  ada
beberapa set meja dan kursi seperti kebanyakan di restoran makan. Hari  itu  Loren  mengenakan  kemeja  pink  bermotif  garis-garis  dengan  celana
jeans berwarna biru yang sudah pudar. Rambutnya bermodel belah tengah dan ia
Universitas Sumatera Utara
biarkan tergerai. Dari awal hingga selesainya wawancara ia terlihat sangat santai, namun  tetap  fokus  mendengar  setiap  pertanyaan  yang  diajukan  peneliti.  Tidak
terlihat  sedikitpun  ekspresi  gugup  pada  ekspresi  wajahnya.  Selama  wawancara juga ia dapat memahami serta menjawab pertanyaan dengan terbuka. Sebelumnya
ia  memang  sudah  mengungkapkan  perasaannya  bahwa  ia  sangat  senang membantu  peneliti,  kerena  ia  berpikir  ternyata  ada  orang  yang  tertarik  untuk
meneliti  penyandang  cacat.  Selama  wawancara  ini,  ia  sering  menyisihkan rambutnya ke kuping. Setelah selesai  melakukan  wawancara,  ia dan peneliti pun
menghabiskan  waktu  dengan  lanjut  mengobrol  tentang  banyak  hal.  Pertemuan hari itu sangat menyenangkan.
Setelah  hampir 2  minggu kemudian, wawancara  kedua pun dilakukan. Selang waktu  wawancara  kedua  dari  wawancara  cukup  lama.  Selama  seminggu  lebih
Loren  merasa tidak enak  badan,  ia sakit deman dan  flu sehingga  ia  merasa tidak nyaman  melakukan  apapun.  Ia  mengatakan  kepada  peneliti  tentang  kondisinya
dan  berjanji  akan  menghubungi  peneliti  jika  ia  merasa  sudah  baikan.  Selama waktu  itu,  peneliti  beberapa  kali  menghubungi  Loren  lewat  pesan  singkat  untuk
menanyakan  perkembangan  kondisinya.  Akhirnya  seminggu  kemudian  ia mengabari  peneliti  bahwa  kondisinya  sudah  sehat  dan  ia  bisa  melakukan
wawancara.  Akhirnya  ia  dan  peneliti  pun  membuat  janji  untuk  bertemu  esok harinya. Namun sangat disayangkan ternyata pertemuan tersebut harus dibatalkan
karena  ia  harus  bekerja  ekstra  untuk  menyelesaikan  pekerjaannya  yang  tertunda selama  ia  sakit.  Selama  seminggu  tersebut  ia  sangat  sibuk  dengan  pekerjaannya
sehingga  belum  ada  waktu  untuk  melakukan  wawancara.  Partisipan  selalu
Universitas Sumatera Utara
menjaga kontak dengannya, untuk mencari tahu kapan wawancara bisa dilakukan. Namun wawancara masih harus tertunda cukup lama karena ia harus pergi keluar
kota  untuk  bekerja.  Akhirnya  beberapa  hari  kemudian,  ia  pun  menghubungi peneliti dan mengatakan untuk bertemu esok hari.
Keesokan  harinya  ia  dan  peneliti  pun  bertemu  untuk  melakukan  wawancara kedua.  Ia  dan  peneliti  sepakat  untuk  bertemu  di  pusat  perbelanjaan  yang  sama
dengan tempat dilakukannya wawancara kedua. Saat ditemui ia sedang menikmati segelas  minuman  di  salah  satu  warung  jalanan  yang  berjejer  di  sekitar  daerah
tersebut. Ia  menanyakan  pada  peneliti  dimana  sebaiknya  melakukan  wawancara. Peneliti  mengatakan  terserah  saja,  karena  peneliti  tidak  cukup  mengenal  daerah
tersebut.  Hari  itu  matahari  telah  terbenam  dan  suasana  sudah  mulai  gelap. Akhirnya ia berinisiatif mengajak peneliti ke sebuah rumah sakit yang lokasinnya
tak jauh dari pusat perbelanjaan tersebut. Tempat tersebutlah yang cukup nyaman dan dengan penerangan cukup untuk bisa melakukan wawancara.
Wawancara  kedua  ini  dilakukan  di  sebuah  lorong  tunggu  sebuah  rumah  sakit tersebut.  Rumah  sakit  ini  merupakan  rumah  sakit  persalinan  sehingga
bangunannya  tidak  terlalu  besar.  Suasana  saat  itu  cukup  ramai,  beberapa  orang lalu-lalang,  sibuk  dengan  urusannya  masing-masing.  Ia  dan  peneliti  menelusuri
seluk-beluk  setiap  ruangan  di  lantai  satu  rumah  sakit  tersebut  untuk  mencari tempat  yang  nyaman  melakukan  wawancara.  Akhirnya  ia  menemukan  sebuah
lorong dengan beberapa bangku yang berjejer menyamping. Suasana di tempat itu cukup  sepi.  Tidak  banyak  orang  yang  lalu  lalang  hanya  terdapat  beberapa  orang
yang duduk santai sambil mengobrol dengan keluarga atau teman mereka.
Universitas Sumatera Utara
Hari  itu  Loren  tampil  cukup  santai  dengan  mengenakai  baju  kaos  berwarna merah  maron  dan  celana  jeans  hitam.  Ia  mengenakan  tas  di  bahunya  sambil
memegang  jaket  di  tangannya.  Sebelum  wawancara  dimulai,  ia  mengenakan kembali jaket yang sedari tadi hanya ia pegang saja, untuk melawan cuaca hari itu
yang  memang  cukup  dingin.  Model  rambutnya  masih  tetap  sama,  rambutnya  di belah  tengah  dan  ia  biarkan  tergerai.  Ia  termasuk  wanita  yang  berpenampilan
sederhana.  Setelah  berbincang-bincang  sebentar,  wawancara  pun  berlangsung. Selama  wawancara  kedua  ini  ia  terlihat  santai  dan  sangat  terbuka  menjawab
semua pertanyaan yang diajukan peneliti. Wawancara kali ini pun berakhir dengan baik dan lancar.
Wawancara ketiga dilakukan di sebuah taman. Suasana saat itu cukup tenang, hanya  ada  beberapa  orang  yang  sedang  bersantai  di  taman  tersebut.  Hari  itu
partisipan  mengenakan kemeja  berwarna hitam  bemotif garis dan celana panjang hitam.  Rambut  panjangnya  ia  biarkan  tergerai.  Partisipan  terlihat  rapi  hari  itu,
ternyata  ia  memang  akan  segera  bekerja  setelah  wawancara  selesai.  Setelah berbincang-bincang  sejenak,  wawancara  pun  dimulai.  Setelah  beberapa  saat,
partisipan  meminta  izin  untuk  segera  pergi  karena  ada  pekerjaan  yang  harus  ia lakukan bersama rekan kerjanya. Wawancara hari itu pun berakhir.
3. Data Wawancara