pasangan adalah dua tahun. Memilih pasangan yang usianya lebih tua atau lebih muda dari dirinya juga akan mempengaruhi kualitas pernikahan.
3 Kesamaan Sikap dan Nilai Kecocokan  dalam  suatu  hubungan  pernikahan  akan  semakin  meningkat
bila setiap pasangan dapat membangun kesamaan sikap dan nilai di dalam suatu  hubungan  dan  menghargai  hal-hal  yang  penting  bagi  mereka.
Kecocokan dapat
dilihat dalam
hal tingkat
kesepakatan atu
ketidaksepakatan  tentang  isu-isu  pekerjaan,  tempat  tinggal,  masalah keuangan, hubungan dengan  mertua atau teman,  kehidupan sosial, agama
dan  filsafat  hidup,  jenis  kelamin,  tata  krama,  kebiasaan  hidup,  anak  dan peran gender.
4 Peran Gender dan Kebiasaan Pribadi Secara  umum,  pasangan  yang  dapat  membagi  harapan  yang  sama
mengenai peran di dalam pernikahan. Kecocokan dalam suatu pernikahan dapat  diukur  dari  persamaan  harapan  dari  peran  pria  dan  wanita.
Kebiasaan  pribadi  juga  dapat  menjadi  hambatan  dalam  keharmonisan pernikahan. Masalah dapat diatasi, jika kedua pasangan memberi toleransi,
saling peduli, fleksibel dan rela mengubah diri mereka menjadi lebih baik.
B. Tunadaksa
1. Pengertian Tunadaksa
Tunadaksa berarti keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk  atau  hambatan  pada  tulang,  otot  dan  sendi  dalam  fungsinya  yang
Universitas Sumatera Utara
normal.  Kondisi  ini  dapat  disebabkan  oleh  penyakit,  kecelakaan,  atau  dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir White House Conference, dalam
Somantri,  2007.  Tunadaksa  juga  sering  diartikan  sebagai  akibat  kerusakan atau  ganguan  pada  tulang  dan  otot,  sehingga  mengurangi  kapasitas  normal
individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan untuk berdiri sendiri. Berdasarkan  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  tunadaksa  adalah
individu  yang  mengalami  kelainan  atau  gangguan  anggota  tubuh  yang  dapat disebabkan  oleh  penyakit,  kecelakaan  atau  pembawaan  sejak  lahir  yang
mengakibatkan  menurunya  kemampuan  normal  individu  dalam  melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Klasifikasi Tunadaksa
Menurut  Frances  G.  Koening  dalam  Somantri,  2007,  tunadaksa  dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.  Kerusakan  yang  dibawa  sejak  lahir  atau  kerusakan  yang  merupakan keturunan
b.  Kerusakan pada waktu kelahiran c.  Infeksi
d.  Kondisi traumatik atau kerusakan traumatik e.  Tumor
f.  Kondisi-kondisi lainnya
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  faktor  penyebabnya,  tunadaksa  dapat  diklasifikasikan  ke dalam 3 kelompok, yaitu:
a.  Sebab-sebab yang timbul sebelum kelahiran: b.  Sebab-sebab yang timbul pada waktu kelahiran:
c.  Sebab-sebab sesudah kelahiran:
C. Dewasa Awal
1. Pengertian Dewasa Awal
Istilah  adult  berasal  dari  kata  kerja  latin  yang  artinya  “tumbuh  menjadi kedewasaan”. Kata adult berasal dari kata adultus yang artinya “telah tumbuh
menjadi  kekuatan  dan  ukuran  yang  sempurna”  atau  “telah  menjadi  dewasa”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, orang dewasa adalah individu yang
telah  menyelesaikan  pertumbuhannya  dan  siap  menerima  kedudukan  dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya Hurlock, 2009.
Dewasa  awal  adalah  individu  yang  berada  pada  rentang  usia  antara  20 hingga  40  tahun  dimana  terjadi  perubahan  fisik  dan  psikologis  pada  diri
individu yang disertai berkurangnya kemampuan reproduktif, dimana individu telah  yang  menyelesaikan  pertumbuhannya  dan  siap  menerima  kedudukan
baru dalam   masyarakat, bekerja dan  menjalin  hubungan dengan  lawan  jenis, dan terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya Hurlock, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal