Ayo menerjemahkan QS al-Qashash 28: 79-82; Ayo memhami isi Kandungan QS al-Qashash 28: 79-82

113 Buku Siswa Kelas XI MA Keagamaan

4. Ayo menerjemahkan QS al-Qashash 28: 79-82;

79. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya, berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”. 80. berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar”. 81. Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan Tiadalah ia Termasuk orang-orang yang dapat membela dirinya. 82. dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari nikmat Allah”.

5. Ayo memhami isi Kandungan QS al-Qashash 28: 79-82

Ayat 79-82 ditampilkan kisah Qarun dengan memaparkan kekuatan harta dan pengetahuan yang juga berakhir dengan kebinasaan saat disertai oleh kedurhakaan dan keangkuhan. Kisah ini ditampilkan sebagai peringatan kepada kaum musyrikin Mekah yang menindas kaum muslimin antara lain disebabkan oleh kekayaan yang mereka miliki. Di sisi lain, mereka percaya bahwa kekayaan adalah pertanda keterbebasan dari siksa. Mereka misalnya berkata ُ ق ْكث ُ ْ قن ا ُڍ ققو ق ْيقبَ قعُ قب ُ ْ قن قمقو اًل ق ْو ق ثقو ً اق ْڎث Artinya “Kami mempunyai harta dan anak-anak lebih banyak daripada kamu dan kami sekali-kali tidak akan disiksa.” QS. Saba’ 34: 35. Nah, dari sini ayat-ayat yang berbicara tentang Qarun ini ditampilkan untuk membuktikan kekeliruan mereka. Ada beberapa catatan penting yang perlu digarisbawahi tentang ayat ini. Pertama, dalam pandangan Islam, hidup duniawi dan ukhrawi merupakan satu kesatuan. Dunia adalah tempat menanam dan akhirat adalah tempat menuai. Apa yang ditanam di sini, akan memperoleh buahnya di sana. Islam tidak mengenal istilah amal dunia dan amal akhirat. 114 Ilmu Tafsir Kurikulum 2013 Kedua, ayat di atas menggarisbawahi pentingnya mengarahkan pandangan kepada akhirat sebagai tujuan dan kepada dunia sebagai sarana mencapai tujuan. Ini terlihat jelas dengan firman-Nya yang memerintahkan mencari dengan penuh kesungguhan kebahagiaan akhirat. Pada apa yang dianugerahkan Allah atau dalam istilah ayat di atas ُ ٰ ا قك قتت قم قف . Dengan demikian, semakin banyak yang diperoleh - secara halal - dalam kehidupan dunia ini, semakin terbuka kesempatan untuk memperoleh kebahagiaan ukhrawi, selama itu diperoleh dan digunakan sesuai petunjuk Allah Swt. Itu juga berarti bahwa ayat ini memang menggarisbawahi pentingnya dunia, tetapi ia penting bukan sebagai tujuan namun sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Ketiga, ayat di atas menggunakan redaksi yang bersifat aktif ketika berbicara tentang kebahagiaan akhirat, bahkan menekannya dengan perintah untuk bersungguh-sungguh dan dengan sekuat tenaga berupaya meraihnya. Sedang perintahnya menyangkut kebahagiaan duniawi berbentuk pasif yakni: jangan lupakan. Ini mengesankan perbedaan antar keduanya. Dan harus diakui bahwa memang keduanya sangat berbeda. Selanjutnya untuk memperkuat pembahasan tentang pola hidup sederhana dan menyantuni para dhuafa’ ini, pelajari QS. al-Israa’ 17: 26-27, 29-30 berikut II. Ananda sekalian, mari kita membaca QS. al-Israa’ 17: 26-27, 29-30 berulang- ulang secara tartil dan bersama-sama hingga lancar dan setengah hafal

1. Ayo membaca QS al-Israa’ 17: 26-27, 29-30