Ayo membaca QS al-Qashash 28: 79-82; Ayo mengartikan Mufr ādat penting dari QS al-Qashash 28: 79-82; Ayo Memaknai Mufrad āt Penting

110 Ilmu Tafsir Kurikulum 2013 menerjemahkan dan memahami Qs al-Qashash 28: 79-82; surah al-Israa’ 17: 26-27, 29-30, surah Al-Baqarah 2 : 177 dengan berulang-ulang, tartil dan bersama-sama hingga lancar dan usahakan ananda bisa menghafalnya . MARI BELAJAR

1. Ayo membaca QS al-Qashash 28: 79-82;

ق قتو ُ ث قم ق ْثقم ق قل ق ْ قل قي قيْنُلا قح قيق ْ لا قنوُ يق ُي ق يق َ لا قظ قق ق ق قنيقز قف ق قمْ قق ق قً قجق ق قف ْ ق قڍ ٌ ْيقخ ق ٰ ا ُجاق قث ْ ُكق ْيقو ق ْ قع ْ لا ا ُتو ُ ث ق يق َ لا قظ قققو ٩ فميق قع فك قح وُ ق ل ُ َنقإ ُنوُر قق ق ن قك ق قٳ قضْرلا قهقراق قبقو ق قب ق ْ قسق قف ٠ قنوُ قب َ ڍا قإ قه َ ق ُي قو ًقل قص ق ق قعقو ق قمت اْ َ ق ق٭ ق يق َ لا ق ق ْص ق ثقو ١ ق يق قصق ْ ُ ْ ڍا ق قم قن قك قمقو ق ٰ ا قنوُل ْ قم ُ قنوُ ُصْ قي ف ق قف ْ قم ُ ق ل ْ قڍ ُرق ْ قيقو قهقل ق قع ْ قم ُء ق قي ْ ق قڍ قظْزكق ڍا ُ ُسْبقي ق ٰ ا َنق قكْيقو قن ُڍ ُ قي ق ْڎلقب ُ قنقكقم ٢ قنوُ قف قك ْ لا ُ ق ْ ُي ُ َن ق أقكْيقو ق قب قف قسق ق ل ق ْيق قع ُ ٰ ا َ قم ْن ق ث

2. Ayo mengartikan Mufr ādat penting dari QS al-Qashash 28: 79-82;

فك قح : keberuntungan قه َ ق ُي : diperoleh pahala itu ق ْ قسقخ : kami benamkanlah ُ ُسْبقي : melapangkan ُرق ْ قي : menyempitkannya َ قم : melimpahkan karunia-Nya

3. Ayo Memaknai Mufrad āt Penting

• Kata غ ف fabaghâ terambil dari kata غب baghâ yang berarti menghendaki. Kata ini kebanyakan digunakan untuk kehendak yang bersifat sewenang- wenang dan penganiayaan. Dari sini, ia diartikan melakukan agresi, permusuhan dan perampasan hak. Kejahatan dimaksud dapat mencakup banyak hal, bermula dari pelanggaran terhadap ketentuan agama dan peraturan yang berlaku dan dihormati sampai kepada penghinaan dan pelecehan terhadap orang-perorang dalam masyarakat. Huruf fa’ pada awal kata tersebut 111 Buku Siswa Kelas XI MA Keagamaan mengisyaratkan terjadinya kesewenangan itu secara cepat dan serta merta tanpa dipikirkan oleh yang bersangkutan. • Kata زْ ُ ُ ڍا al-kunûz adalah bentuk jamak dari kata قنق ڍا al-kanaz yang terambil dari kata ق قنقك kanaza yang berarti menumpuk harta sebagian di atas sebagian yang lain. Al-Biqa’i memahami kata al-kunûz dalam arti harta benda yang terpendam dalam tanah. Karena itu ketika menafsirkan ayat itu, al-Biqa’i menambahkan setelah penjelasannya itu bahwa “Di samping hartanya yang nampak di permukaan yang ia persiapkan untuk dinafkahkan menghadapi keperluan yang boleh jadi timbul”. • Kata ق قت ق قم mafâtihahu adalah bentuk jamak dari kata ق ْ قم miftah yang berarti kuncialat yang digunakan membuka sesuatu, atau yang populer juga disebut حق ْ قم miftâh, Walaupun sementara ulama menilai kata yang populer itu bukan kata yang fasih. Ada juga yang berpendapat bahwa kata ق قت ق قم mafâtihahu berarti gudang-gudangnya. Tetapi pendapat ini sangat lemah. Karena berapa banyaklah isi gudang kalau hanya dipikul oleh beberapa orang yang kuat, padahal ayat ini bertujuan menginformasikan limpahan karunia Allah yang tidak disyukuti oleh Qârun. • Kata ءْ ُ ق قل latanû’u terambil dari kata قء قن nâ’a yang berarti bangkit memikul tetapi dengan sangat berat dan dilukiskan oleh sementara pakar bahasa sebagai sampai yang memikulnya miring. • Kata ق ْ ُعلا al’ushbah adalah sekelompok orang yang menyatu dan dukung mendukung. Berbeda-beda ulama dalam menetapkan jumlah mereka. Ada yang berpendapat dari tiga sampai sepuluh, ada juga dari sepuluh sampai dengan lima belas atau dari sepuluh sampai empat puluh orang. Beraa pun jumlahnya, yang jelas ayat ini bermaksud menyatakan bahwa Qârûn memiliki harta yang sangat melimpah. • Firman-Nya : حق ْ ق٭ ق lâ tafrah bukannya larangan untuk bergembira tetapi larangan untuk melampaui batas ketika bergembira, yakni yang mengantar kepada keangkuhan dan yang menjadikan seseorang tenggelam dalam bidan material, melupakan fungsi harta serta mengabaikan akhirat dan nilai-nilai spiritual. Dari sini diartikan dengan kebanggaan yang luar biasa. • Firman-Nya: ُ ْيقتْوُث ûtîtuhû berbentuk pasif. Demikian Qârûn enggan menyebut apa yang memberi atau yang berjasa atau bahkan yang menjadi perantara dan sebab perolehannya. Berbeda dengan yang menasihatinya yang secara tegas jelas menyebut nama Allah Swt. yang merupakan sumber dan 112 Ilmu Tafsir Kurikulum 2013 pengendali segala faktor dan sebab perantara. • Kata قم min pada firman-Nya: ق ق ْ قٴ ْ قم min qablihi dipahami oleh al- Biqa’i sebagai isyarat waktu yang relatif dekat. Atas dasar itu, ulama tersebut memahami umat yang dibinasakan Allah yang dimaksud ayat ini adalah sekelompok orang yang belum lama dibinasakan Allah, dalam hal yang terdekat adalah Fir’aun. • Firman-Nya : نْ ُڎق ْ ُ ڍ ْا ُ ق قبْ ُنُم ْ قٱ ُظق ْسُي ق قو wa lâ yus’alu ‹an dzunûbihim al-mujrimûn mengisyaratkan jelasnya dosa-dosa para pendurhaka yang telah mendarah daging kedurhakaan pada kepribadian mereka. Qârûn termasuk salah seorang dari mereka. • Firman-Nya: ق ق قنْيقز قف ق قمْ قق ق قً قجق ق قف fa kharaja ‹alâ qaumihî fî zînatihi maka keluarlah ia kepadanya kaumnya dalam kemegahannya, mengesankan keangkuhan yang sangat besar. Kesan ini, pertama, diperoleh dari penggunaan kata ق قً ‹alâ yang pada dasarnya berarti di atas, yang maksudnya adalah kepada. Tetapi di sini digunakan kata tersebut untuk mengisyaratkan betapa dia merasa diri berada «di atas» orang banyak. Kedua, dari penggunaan kata ق قنْيقز ف fî zînatihidalam kemegahannya. Ini mengesankan bahwa walaupun ia keluar tetapi ia diliputi oleh kemegahan. Kiri dan kanan, muka dan belakangnya serta atas dan bawahnya, semua adalah bentuk kemegahan yang dibuatnya sedemikian rupa bagaikan satu wadah sedang ia sendiri berada di dalam wadah itu. Banyak sekali riwayat yang menguraikan kemegahan tersebut, tetapi hampir seluruhnya – kalau enggan berkata seluruhnya - adalah hasil imajinasi perawi. • Kata ُكق ْيقو wailakum dipahami oleh banyak ulama sebagai kata yang menunjukkan keheranan. Sedangkan kata ه ك ق ُي yulaqqâhâ terambil dari kata ق قققل laqiya yang berarti bertemu. Pertemuan menuntut adanya dua hal yang berhimpun dalam satu kondisi. Dari sini kata tersebut terkadang diartikan memperoleh, memberi atau menerima. Kata ganti hâ’nya pada firman-Nya yulaqqâhâ dipahami dari konteks ayat di atas - dalam hal ini ulama berbeda pendapat – ada yang memahaminya dalam arti pahala yang dijanjikan itu, sehingga ayat ini berarti pahala yang dijanjikan itu tidak diperoleh kecuali oleh orang-orang yang sabar. Ada juga yang memahaminya dalam arti nasihat yang disampaikan itu, sehingga jika demikian, penggalan terakhir ayat ini berarti «nasihat itu tidak akan diterima kecuali oleh orang-orang sabar untuk tetap dalam ketaatan.» 113 Buku Siswa Kelas XI MA Keagamaan

4. Ayo menerjemahkan QS al-Qashash 28: 79-82;