Ayo membaca QS al-Israa’ 17: 26-27, 29-30 Ayo mengartikan Mufr ādat penting dari QS -Israa’ 17: 26-27, 29-30 Ayo memaknai Mufrad āt Penting

114 Ilmu Tafsir Kurikulum 2013 Kedua, ayat di atas menggarisbawahi pentingnya mengarahkan pandangan kepada akhirat sebagai tujuan dan kepada dunia sebagai sarana mencapai tujuan. Ini terlihat jelas dengan firman-Nya yang memerintahkan mencari dengan penuh kesungguhan kebahagiaan akhirat. Pada apa yang dianugerahkan Allah atau dalam istilah ayat di atas ُ ٰ ا قك قتت قم قف . Dengan demikian, semakin banyak yang diperoleh - secara halal - dalam kehidupan dunia ini, semakin terbuka kesempatan untuk memperoleh kebahagiaan ukhrawi, selama itu diperoleh dan digunakan sesuai petunjuk Allah Swt. Itu juga berarti bahwa ayat ini memang menggarisbawahi pentingnya dunia, tetapi ia penting bukan sebagai tujuan namun sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Ketiga, ayat di atas menggunakan redaksi yang bersifat aktif ketika berbicara tentang kebahagiaan akhirat, bahkan menekannya dengan perintah untuk bersungguh-sungguh dan dengan sekuat tenaga berupaya meraihnya. Sedang perintahnya menyangkut kebahagiaan duniawi berbentuk pasif yakni: jangan lupakan. Ini mengesankan perbedaan antar keduanya. Dan harus diakui bahwa memang keduanya sangat berbeda. Selanjutnya untuk memperkuat pembahasan tentang pola hidup sederhana dan menyantuni para dhuafa’ ini, pelajari QS. al-Israa’ 17: 26-27, 29-30 berikut II. Ananda sekalian, mari kita membaca QS. al-Israa’ 17: 26-27, 29-30 berulang- ulang secara tartil dan bersama-sama hingga lancar dan setengah hafal

1. Ayo membaca QS al-Israa’ 17: 26-27, 29-30

ا ُن قك ق يقر كق ق ُ ْڍا َنقإ ٦ اً يق ْ ق٭ ْركق ق ُ٭ قو ق يقبَسڍا ق ْباقو قيق ْسق ْڍاقو ُ َ قح قبْ ُ ْلا اقم قتتقو ٧ اًر ُ قك ق كقبق قڍ ُن ق ْي َ ڍا قن قكقو قيقط قيَ ڍا قناق ْخقإ ٩ اًر ُسْ قم ًم ُ قڎ ق ُعْ ق قٳ ق ْسقب ْ لا َ ُك ق ْ ُسْبقت قو ق ق ُ ُٱ ق قإ ً قل ُ ْغقم قكق قي ْ قعْ قت ق قو ٠ اًي ق قب اًيق قخ قهقل ق قعقب قن قك ُ َنقإ ُرق ْ قيقو ُء ق قي ْ ق قڍ قظْزكق ڍا ُ ُسْبقي ق َبقر َنقإ

1. Ayo mengartikan Mufr ādat penting dari QS -Israa’ 17: 26-27, 29-30

قبْ ُ ْلا اقم : keluarga-keluarga yang dekat ْركق ق ُ٭ : menghambur-hamburkan hartamu َ قضق ْعُ٭ : kamu berpaling 115 Buku Siswa Kelas XI MA Keagamaan اًر ُسْيقم : pantas ق قإ ً قل ُ ْغقم : terbelenggu pada ق ْ ُسْبقت : mengulurkannya اًر ُسْ قم ًم ُ قڎ : tercela dan menyesal

2. Ayo memaknai Mufrad āt Penting

• Kata ا ُتت âtû bermakna pemberian sempurna. Pemberian yang dimaksud bukan hanya terbatas pada hal-hal materi saja, tetapi juga immateri. • Mayoritas ulama menilai perintah di sini sebagai anjuran, bukan perintah wajib. Hanya Abu Hanifah yang menilainya sebagai perintah wajib yang mampu terhadap keluarga dekat. • Kata ْيق ْ ق٭ tabdzirpemborosan dipahami oleh ulama dalam arti pengeluaran yang bukan haq, karena itu jika seseorang menafkahkanmembelanjakan semua hartanya dalam kebaikan atau haq, maka dia bukanlah seorang pemboros. Sayyidina Abu Bakar r.a. menyerahkan semua hartanya kepada Nabi Saw. dalam rangka berjihad di jalan Allah. Sayyidina ‘Utsman r.a., membelanjakan separuh hartanya. Nafkah mereka diterima Rasulullah Saw. dan beliau tidak menilai mereka sebagai para pemboros. Sebaliknya, membasuh wajah lebih dari tiga kali dalam berwudhu’, dinilai sebagai pemborosan - walau ketika itu yang bersangkutan berwudhu’ dari sungai yang mengalir. Jika demikian, pemborosan lebih banyak berkaitan dengan tempat bukannya dengan kuantitas. • Kata نا خإ ikhwân adalah bentuk jamak dari kata خث akh, yang biasa diterjemahkan saudara. Kata ini pada mulanya berarti persamaan dan keserasian. • Pakar-pakar bahasa Arab menyatakan, bahwa syaithan setan merupakan kata Arab asli yang sudah sangat tua, bahkan bisa jadi lebih tua dari kata-kata serupa yang digunakan oleh selain orang Arab. Ini dibuktikan dengan adanya sekian kata Arab asli yang dapat dibentuk dengan bentuk kata syaithan. Misalnya ش syathatha, ط ش syâtha, ط ش syawatha, ش syathana, yang mengandung makna-makna jauh, sesat, berkobar dan terbakar serta ekstrim. • Dalam kamus al-Mishbah al-Munir, karya Ahmad Ibn Muhammad Ali al- Fayyumi 1368, dijelaskan bahwa kata syaithân bisa jadi terambil dari akar 116 Ilmu Tafsir Kurikulum 2013 kata syathana yang berarti jauh, karena setan menjauh dari kebenaran atau menjauh dari rahmat Allah. Bisa jadi juga ia terambil dari kata syâtha, dalam arti melakukan kebatilan atau terbakar. Jika demikian, kata setan tidak terbatas pada manusia dan jin, tetapi juga dapat berarti pelaku sesuatu yang buruk atau tidak menyenangkan, atau sesuatu yang buruk dan tercela. Bukankah setan merupakan lambang kejahatan dan keburukan? • Dari sini dapat dipahami mengapa kata ن يش syaithân yang pertama berbentuk jamak, ini karena setiap orang ada setannya masing-masing, sedang kata syaithan yang kedua, berbentuk tunggal, karena yang dimaksud adalah iblis, bapak setan-setan, atau yang dimaksud adalah jenis setan. Penambahan kata اْ ُن قك pada penggalan ayat di atas, untuk mengisyaratkan kemantapan persamaan dan persaudaraan itu, yakni hal tersebut telah terjadi sejak dahulu dan berlangsung hingga kini. Mereka adalah teman lama, yang tidak mudah dipisahkan. • Penyifatan setan dengan kafûrsangat ingkar merupakan peringatan keras kepada para pemboros yang menjadi teman setan itu, bahwa persaudaraan dan kebersamaan mereka dengan setan dapat mengantar kepada kekufuran. Betapa tidak, bukankah teman saling pengaruh mempengaruhi, atau teman sering kali meniru dan meneladani temannya. “Tentang seseorang tak perlu mencari tahu siapa dia, lihatlah temannya, Anda akan mengetahui siapa dia, karena semua teman akan meneladani beberapa karakter temannya.”

4. Ayo menerjemahkan QS -Israa’ 17: 26-27, 29-30